Sekolah yang ada di Sumatera Barat memiliki sejarah yang sangat panjang, bahkan sejak masa kolonial Belanda.
Beberapa sekolah bahkan berdiri lebih dari seabad lalu dengan bangunan bersejarah yang terjaga dan aktivitas akademik yang masih eksis.
Tidak hanya menjadi tempat belajar, sekolah-sekolah ini juga melahirkan banyak tokoh bangsa yang berperan penting dalam perjalanan Indonesia.
Berikut adalah lima sekolah tertua di Sumatera Barat yang memiliki perjalanan panjang sekaligus kontribusi besar bagi dunia pendidikan di Indonesia.
1. SMA Negeri 1 Padang
Lokasi: Jl. Belanti Raya, Lolong Belanti, Kec. Padang Utara, Kota Padang
Sejarah SMA Negeri 1 Padang dimulai dari berdirinya Europeesche Lagere School (ELS), salah satu sekolah Belanda di Padang pada tahun 1917.
Pada masa penjajahan Jepang, bangunan ini sempat berubah fungsi menjadi sekolah Jagoka, kembali digunakan sebagai ELS saat masa perjuangan kemerdekaan.
Setelah Indonesia merdeka, muncul Perguruan Menengah Indonesia (Permindo) pada 1949 yang kemudian melahirkan SMA Negeri 1 Padang.
Awalnya Permindo menempati gedung bekas PGAI di Jati, Padang Timur, sebelum akhirnya pindah ke Jalan Sudirman, lokasi ikonik Smansa hingga sekarang.
Salah satu ciri khas Smansa adalah ekskul Galapagos, Siswa Pecinta Alam (Sispala) yang berdiri sejak 1984 dan menjadi ikon penting bagi alumninya.
Smansa melahirkan banyak tokoh nasional, mulai dari M. Natsir, Karni Ilyas, Azwar Anas, hingga Dessy Ratnasari.
Tidak heran jika sekolah ini disebut sebagai kebanggaan keluarga Minang, karena menjadi sekolah menengah atas negeri tertua di Kota Padang.
2. Normal School / SMA Negeri 1 Padang Panjang
Lokasi: Jl. Kh. Ahmad Dahlan No.09, Kec. Padang Panjang Timur., Kota Padang Panjang
Didirikan pada tahun 1918 oleh pemerintah Belanda, Meisjes Normaalschool Padang Panjang awalnya diperuntukkan sebagai sekolah guru perempuan.
Fungsinya adalah mencetak tenaga pengajar pribumi, khususnya perempuan, yang pada masa itu sangat jarang mendapatkan kesempatan pendidikan formal.
Bangunan SMA Negeri 1 Padang Panjang masih kokoh dengan arsitektur kolonialnya dan halaman yang luas, koridornya tinggi, serta nuansa sejarahnya begitu terasa.
Normal School menjadi saksi bagaimana Belanda memanfaatkan pendidikan untuk membentuk struktur sosial baru di Hindia Belanda.
Kini, SMA 1 Padang Panjang tetap menjadi salah satu sekolah unggulan dengan sejarah panjang yang membanggakan.

3. Sekolah Raja / SMA 2 Bukittinggi
Lokasi: Jl. Sudirman No.5, Sapiran, Kec. Aur Birugo Tigo Baleh, Kota Bukittinggi
Sekolah Raja, atau Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzers, didirikan pada 1 Maret 1873 di Bukittinggi.
Tujuan utamanya adalah mencetak guru pribumi untuk membantu administrasi pendidikan Belanda di Hindia Timur.
Pada tahun 1878, sekolah ini pindah ke gedung baru yang kini menjadi SMA Negeri 2 Bukittinggi.
Direktur pertamanya adalah G. Van der Wijk, yang kemudian digantikan oleh J. Van der Toorn hingga tahun 1895.
Sekolah Raja melahirkan banyak tokoh penting bangsa, termasuk Sutan Syahrir yang kelak menjadi Perdana Menteri pertama Republik Indonesia.
Hingga kini, bangunan SMA 2 Bukittinggi masih berdiri megah dan terus dijaga sebagai warisan sejarah oleh pemerintah kota.

4. Madrasah Adabiah
Lokasi: Jl. Jati Adabiah No.1, Jati, Kec. Padang Timur, Kota Padang
Jika sekolah-sekolah sebelumnya lahir dari inisiatif kolonial, maka Madrasah Adabiah adalah buah pemikiran tokoh Islam Minangkabau, Syekh Abdullah Ahmad.
Berdiri pada tahun 1909 di Padang, Adabiah menjadi madrasah pertama di Minangkabau bahkan di Indonesia.
Awalnya, Adabiah berbentuk madrasah Islam dengan sistem berkelas hingga pada 1915.
Kemudian sekolah ini berubah menjadi HIS Adabiah, yaitu sekolah dasar pertama di Minangkabau yang memadukan pelajaran umum dengan pendidikan agama.
Madrasah Adabiah membuktikan bahwa jauh sebelum Ki Hadjar Dewantara mendirikan Taman Siswa, pendidikan Islam sudah berkembang di Nusantara.
Hingga kini, Adabiah terus berperan dalam pendidikan Islam di Padang, menjadi salah satu institusi pendidikan modern tertua di Indonesia.
Baca Juga 5 Sekolah Internasional Terbaik di Kota Padang
5. Perguruan Thawalib
Lokasi: Padang Panjang
Sejarah Perguruan Thawalib bermula dari pengajian yang diasuh oleh Syekh Abdullah Ahmad di Surau Jembatan Besi, Padang Panjang.
Pada 11 Mei 1911, muridnya, Syekh Dr. H. Abdul Karim Amrullah (ayah Buya Hamka), meresmikan berdirinya Sumatera Thawalib atau Thawalib School.
Sekolah ini menjadi tonggak pembaruan pendidikan Islam di Minangkabau dengan sistem klasikal dan kurikulum teratur, berbeda dari pola halaqah tradisional di surau.
Thawalib juga menjadi pusat pergerakan intelektual Islam dan melahirkan banyak tokoh pembaharu, termasuk Buya Hamka sendiri.
Pada 2025, Perguruan Thawalib memperingati milad ke-114 tahun, menegaskan posisinya sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia.
Lima sekolah tertua di Sumatera Barat diatas bukan hanya institusi pendidikan, tetapi juga saksi sejarah panjang bangsa.
Hingga kini, sekolah-sekolah tersebut masih berdiri, melahirkan generasi baru, dan menjadi kebanggaan masyarakat Minangkabau.
Bagi pecinta sejarah, menelusuri jejak sekolah-sekolah tua ini sama artinya dengan memahami akar pendidikan dan perjuangan bangsa dari Ranah Minang.
Editor: Nanda Bismar