Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu Kabupaten yang cukup terkenal dengan komoditi sawit dan jenis perkebunan lainnya.
Namun, jangan salah, kabupaten yang terletak di provinsi Sumatra Barat ini, ternyata menyimpan banyak keindahan alam, serta memiliki sejumlah fakta unik dan menarik untuk diungkap.
Oleh karena itu mari kita gali lebih dalam dan temukan tujuh fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui tentang daerah yang memiliki potensi luar biasa ini.
Berikut West Sumatra 360 memberikan ulasanya menariknya,
1. Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Sumatra Barat
Kabupaten Pasaman Barat terkenal sebagai daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Sumbar.
Di tahun 2022 jumlah produksi kelapa sawit di Sumatera Barat sebesar 674.933,00 (Ton) dan Pasaman Barat menjadi penyumbang terbesar dengan jumlah produksi kelapa sawit 364.178,00 (Ton).
Luas Perkebunan kelapa sawit di Pasaman Barat lebih kurang 102.000 Hektar dan uniknya 62% berada di kecamatan Pasaman, Ibu Kota Kabupaten Pasaman Barat.
Karena dikenal sebagai daerah penghasil kelapa sawit, sehingga dulu bundaran pusat Kota Pasaman Barat dikenal dengan tugu Sawit di Simpang Empat, sebelum akhirnya diganti.
Sepanjang berkunjung ke pasaman Barat kamu akan melihat kelapa sawit baik disepanjang kanan dan kiri jalan.
2. Memiliki Gunung Tertinggi di Sumatra Barat
Provinsi Sumatera Barat, Indonesia, memiliki kekayaan alam yang luar biasa, terutama dalam hal pegunungan yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di wilayah tersebut.
Tercatat bahwa di Sumatera Barat terdapat total 34 gunung baik yang aktif maupun yang tidak aktif.
Menariknya adalah Gunung Talamau, yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat, menjadi puncak tertinggi di Sumatera Barat dengan ketinggian 2.982 meter di atas permukaan laut.
Gunung ini diklasifikasikan sebagai gunung api tidak aktif, menunjukkan karakteristik alam yang menarik dan beragam bagi para penjelajah.
Pada ketinggian sekitar 2.750 meter di bawah puncak gunung, terdapat 13 telaga yang mempesona.
Gunung Talamau menjadi tujuan menarik bagi para pendaki gunung karena belum banyak informasi yang tersedia mengenai gunung ini.
Selain itu, tantangan tersendiri bagi para pendaki karena kesulitan akses dan jalur yang lebih sulit dibandingkan dengan gunung lain di Sumatera Barat.
Keunikannya yang jarang dijejaki membuatnya menarik minat para pendaki yang ingin menaklukkan gunung tertinggi di provinsi ini.
3. Pemekaran Dari Kabupaten Pasaman Pada Tahun 2004
Pasaman Barat merupakan sebuah kabupaten baru di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, yang terbentuk dari pemekaran Kabupaten Pasaman.
Proses pemekaran ini dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 38 Tahun 2003 pada tanggal 18 Desember 2003.
Saat ini Kabupaten Pasaman Barat memiliki ibu kota kabupaten yaitu Kota Simpang Ampek.
Pemekaran Kabupaten Pasaman menjadi Pasaman Barat tahun 2004 terjadi seiring dengan pembentukan kabupaten lainnya, yaitu Kabupaten Dharmasraya dan Solok Selatan.
Proses pemekaran ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperluas wilayah administrative.
Meningkatkan pelayanan publik, serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya dan potensi di masing-masing daerah.
Kabupaten Pasaman Barat memiliki potensi sumber daya alam yang beragam, termasuk potensi pertanian, perkebunan, dan pariwisata.
Dengan memiliki Simpang Ampek sebagai ibu kota, kabupaten ini menjadi pusat administrasi dan pelayanan bagi penduduk serta sekaligus menjadi basis bagi pembangunan di wilayah tersebut.
Baca Juga 5 Pantai Terindah di Kabupaten Pasaman Barat
4. JAMBAK, Tempat Dengan Nama Unik
Pasaman Barat memiliki sebuah daerah yang menonjol dengan keberagaman budaya yang tercermin dalam nama daerahnya yaitu Jambak.
Nama ini berasal dari Jawa, Minang, dan Batak yang merepresentasikan keberagaman penduduk di Pasaman Barat.
Fenomena ini menjadi unik karena daerah ini diberi nama berdasarkan percampuran suku yang mendiami wilayah tersebut.
Kemajemukan ini terjadi karena adanya program transmigrasi pemerintah di masa lampau.
Ketika Pasaman Barat masih memiliki banyak lahan kosong dan wilayahnya sebagian besar masih berupa hutan belantara.
Pemerintah menginisiasi program pemindahan penduduk dari daerah lain ke Pasaman Barat.
Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang tersedia dan membuka wilayah baru bagi penduduk yang datang dari luar daerah.
Seiring dengan program transmigrasi ini, berbagai suku bangsa seperti suku Minang, Jawa, Mandailing, Batak, serta suku lainnya mulai menetap di Pasaman Barat.
Kehadiran mereka membawa serta kekayaan budaya dan keberagaman yang menjadi ciri khas wilayah ini.
Dengan demikian, nama tempat seperti Jambak yang mencerminkan perpaduan bahasa dan budaya dari berbagai suku bangsa.
Ini menjadi simbol dari keragaman masyarakat Pasaman Barat yang kaya akan warisan budaya dan sejarah yang berasal dari latar belakang etnis yang berbeda-beda.
Baca Juga 7 Tempat Makan Bakso dan Mi Ayam Lezat di Pasaman Barat
5. Memiliki Tempat Wisata Ikan Larangan Yang Sudah Berumur Ratusan Tahun
Di kaki Gunung Talamau terdapat sebuah jorong yang indah, disebut dengan Lubuak Landua, yang telah menjadi bagian penting dari sejarah pariwisata di Pasaman Barat.
Di tempat ini, terdapat sebuah perjalanan panjang yang berkaitan dengan ikan larangan yang berakhir tragis ketika terjadi gempa besar pada tahun 2022.
Ikan garing (Tor Tambroides) seberat 3 ton yang telah dipelihara selama berabad-abad di Lubuak Landua menjadi cerita yang meresap dalam masyarakat setelah mati akibat gempa tersebut.
Awal dari perjalanan ikan larangan ini bermula dari peran seorang ulama Tarikat Naqsyabandiyah.
Syech Muhammad Bashir atau dikenal sebagai Buya Lubuak Landua, yang mendirikan sebuah Surau di wilayah tersebut pada sekitar tahun 1852.
Dari catatan sejarah, Surau yang didirikan oleh Buya Lubuak Landua menjadi cikal bakal dari Objek Wisata Religi Lubuak Landua seperti yang dikenal saat ini.
Di sekitar Surau inilah Buya Lubuak Landua mulai memelihara ikan-ikan garing di aliran sungai yang memiliki kejernihan dan kebersihan yang terkenal.
Ikan-ikan larangan ini dipelihara dengan penuh kecintaan dan perawatan oleh Buya Lubuak Landua hingga beliau meninggal dunia pada tahun 1912 pada usia 122 tahun.
Setelah kepemimpinan Buya Lubuak Landua berakhir, Surau Lubuak Landua dan warisan ikan larangannya diserahkan kepada Syech Muhammad Amin, anak dari Syech Bashir, yang kemudian dikenal sebagai Buya Lubuak Landua II.
Meskipun kepemimpinan Surau Lubuak Landua berganti tetapi tradisi menjaga ikan larangan tetap dijaga.
Dan tidak pernah diambil semenjak buya pertama sehingga umur dari ikan-ikan tersebut sudah beratus tahun.
Dipercayai bahwa jika mengambil ikan yang dilarang tersebut maka akan mendapat kejadian mistis yang susah disembuhkan ilmu medis.
6. Masih Diselimuti Kepercayaan Ilmu Mistis
Pasaman Barat adalah sebuah daerah yang mungkin kurang dikenal bagi orang-orang di luar Sumatera Barat, namun di dalamnya dikenal dengan luasnya berbagai praktik keilmuan mistis.
Meskipun kebenarannya belum terbukti, masyarakat Sumatera Barat pada umumnya mengetahui bahwa beberapa daerah di sana memiliki kekentalan dalam praktik keilmuan mistis, dan salah satunya adalah Pasaman Barat.
Hal ini menyebabkan banyak dari penduduk Sumatera Barat di luar Pasaman Barat merasa sedikit khawatir jika harus berurusan dengan penduduk dari daerah tersebut.
Meski belum ada kepastian mengenai kebenarannya, namun ketika menyebut kata “Pasaman”, hal yang paling mencolok bagi masyarakat Sumatera Barat selain beberapa informasi di atas adalah keberadaan ilmu gaibnya.
Praktik-praktik mistis ini menciptakan kesan yang kuat di antara masyarakat, sehingga nama Pasaman dianggap memiliki hubungan yang erat dengan aspek-aspek keilmuan gaib atau mistis.
7. Limbek Masiak (Lele Asap) Kuliner Legendaris Pasaman Barat
Lele asap adalah hidangan khas dari Pasaman Barat yang merupakan salah satu kuliner yang sangat disarankan untuk dinikmati bagi pecinta makanan tradisional.
Kuliner ini terbuat dari ikan lele, sejenis ikan air tawar yang sering ditemui di rawa-rawa dan dapat dibudidayakan.
Meskipun lele asap juga dihasilkan di daerah lain, lele asap dari Pasaman Barat memiliki cita rasa yang khas dan unik.
Salah satu keistimewaannya terletak pada proses pembuatan dan pengolahannya.
Lele asap ini dapat disajikan dengan berbagai varian, salah satunya adalah dengan racikan gulai asam durian atau yang dikenal dengan sebutan tempoyak.
Hal ini memberikan sentuhan pedas yang khas dan memberikan cita rasa yang unik pada daging lele yang lembut.
Bagi para penggemar kuliner, lele asap dengan bumbu asam durian ini sangat direkomendasikan jika Anda berkunjung ke Pasaman Barat atau Simpang Ampek, ibu kota dari kabupaten ini.
Hampir semua restoran atau warung makan di daerah tersebut menyajikan hidangan ini. Masyarakat setempat menyebutnya dengan sebutan limbek masiak.
Demikianlah tujuh fakta menarik dan unik tentang Kabupaten Pasaman Barat yang perlu kamu ketahui sebelum berkunjung ke daerah ini.
Kami berharap informasi ini bermanfaat bagi pengunjung atau pun orang yang ingin bepergian ke Pasaman Barat.
Sekaligus informasi ini membantu mengenal Pasaman Barat lebih awal sebelum melakukan eksplorasi lebih jauh. Selamat berpetualang di Pasaman Barat ya!
Editor: Nanda Bismar