Mesjid Tuo Kayu Jao merupakan salah satu bukti dari perkembangan peradaban islam di Sumatera Barat terbukti dengan adanya beberapa bangunan mesjid tua yang masih dijaga hingga saat ini. Diperkirakan juga bahwa islam mulai masuk ke bumi Sumatera Barat sekitar abad ke-7 masehi yang juga langsung menyebar ke seluruh penjuru masyarakat Minangkabau.
Pada masanya mesjid tidak hanya digunakan untuk tempat beribadah tetapi juga berfungsi sebagai tempat pengajaran ilmu pengetahuan umum dan ilmu beladiri.
Adapun salah satu mesjid tertua yang masih berdiri kokoh di Sumatera Barat adalah Mesjid Nurul Islam Koto Kayu Jao yang terletak di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.
Menurut beberapa literasi sejarah, Mesjid Tuo Kayu Jao merupakan salah satu peninggalan sejarah yang telah dibangun pada abad ke 17 masehi, sehingga menjadikan bangunannya sebagai salah satu mesjid tertua di Sumatera Barat. Dengan status sebagai bangunan bersejarah maka tidak heran bahwa Mesjid Tuo Kayu Jao telah ditetapkan sebagai cagar budaya yang diawasi oleh balai pelestarian kebudayaan Republik Indonesia.
Yuk kita simak keunikan dan nilai sejarah yang terkandung dari Mesjid Tuo Kayu Jao.
Wisata Religi: 5 Mesjid Termegah di Kota Padang
Sejarah Pembangunan Mesjid
Tahun mula pembangunan Mesjid Tuo Kayu Jao adalah sekitar tahun 1419, dimana dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat setempat yang digagas oleh Angku Musaur dan Angku Labai sekaligus menjadi bilal. Konon indah dan merdunya lantunan suara azan Angku Musaur membuat masyarakat setempat selalu bersemangat ketika ingin datang ke mesjid. Rumor lain mengatakan bahwa Angku Labai diceritakan sebagai seseorang yang mampu berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan singkat berkat ilmu gaib yang beliau miliki.
Arsitektur Mesjid
Menarikanya adalah arsitektur Mesjid Tuo Kayu Jao dipengaruhi oleh corak kebudayaan Minangkabau, memiliki tatanan atap sebanyak tiga tingkat yang terbuat dari ijuk dengan permukaan yang bebentuk cekung. Pada bagian perantara atap terdapat celah yang berfungsi untuk pencahayaan, sekaligus sebagai ventilasi udara, sedangkan pada bagian ujung tertinggi masjid berbentuk limas.
Masjid ini di topang oleh 27 tiang yang merupakan simbolisasi dari enam suku yang ada disekitarnya dan memiliki 13 jendela yang melambangkan rukun sholat. Selain itu yang menjadi ikon dari mesjid adalah terdapatnya tabuah (beduk) yang usianya diperkirakan sama dengan mesjid.
Daya Tarik
Bangunan mesjid yang masih kokoh hingga saat ini menandakan bahwa pada saat pembangunan mempertimbangkan kualitas bahan utama yang digunakan yaitu kayu kelas terbaik, walaupun belum diketahui jenisnya kayu yang digunakan. Fakta menarik lain adalah adanya asimilasi arsitektur dengan budaya Minangkabau juga menjadi daya tarik tersendiri sekaligus menandakan kuatnya pengaruh budaya Minangkabau pada masa itu.
Melihat ke bagian dalam mesjid terdapat satu mimbar kayu yang dilengkapi ukiran sehingga menambah keindahan dari mimbar tersebut, warna mesjid yang serba hitam juga semakin menambah kesan sakral bangunan. Walaupun kesan bangunan agak usang karena termakan usia, tetapi berada di dalam mesjid tetap dingin dan sejuk walaupun tanpa pendingin udara. Hal ini tentu saja disebabkan rancang bangun yang memaksimalkan sumber udara luar dan faktor kondisi alam Alahan Panjang yang memang berada pada ketinggian.
Saat ini juga telah dibangun taman yang penuh dengan bermacam-macam bunga serta terdapat aliran sungai kecil yang membuat kamu betah untuk berlama-lama berada di lingkungan Mesjid Tuo Kayu Jao.
Berkunjung ke Mesjid Koto Tuo Kayu Jao berarti menyadari akan nilai sejarah yang terkandung, menjaga nilai-nilai untuk tetap ada menjadi bagian yang penting untuk dijadikan pelajaran.
Romansa kembali ke masa lalu akan sangat terasa jika kamu berkunjung dan berkeliling di sekitar Mesjid. Jika kamu berkunjung ke daerah Alahan Panjang, jangan lupa luangkan waktu untuk berkunjung ke mesjid ini ya, dan tunggu rekomendasi selanjutnya dari West Sumatra 360!