Bertarung dengan arus modern zaman, Rahmat Taufik tetap setia pada kesenian tradisional Minang dan menjadi salah satu pengiat muda dari Kota Pariaman.
Kecintaan pada kesenian tradisi Minang berawal dari ketertarikan Taufik pada alat musik tradisional yang akhirnya menimbulkan kecintaan terhadap seni tradisi.
Pada masa kecilnya, dia mengatakan bahwa mulanya tertarik dengan seni ketika dia memiliki gambar “Tabuik Pariaman”.
“sejak kecil saya selalu tertarik melihat tabuik dan apapun ornamennya,” ujar Taufik ketika di tanya oleh tim West Sumatra 360.
Selanjutnya beranjak remaja, sama seperti anak-anak pada umumnya, Taufik melanjutkan Pendidikan di sekolah menengah atas di SMA N 01 Pariaman.
Selesai dengan Pendidikan menengah lalu dia bergabung menjadi mahasiswa Administrasi Publik di Universitas Andalas dan berhasil lulus dengan gelar Sarjana Administrasi Publik.
Walaupun secara historis tidak memiliki Pendidikan khusus di bidang seni, namun tekad Taufik ikut melestarikan kesenian tradisi tetap tidak terbendung.
Perjalanan di Bidang Kesenian
Taufik mengatakan bahwa lingkungan sekitar merupakan salah satu faktor penentu dan pendukung ia tertarik dalam kesenian tradisi.
Bagaimana tidak, jika kita mengenal Kota Pariaman, maka akan langsung teringat pada beberapa kesenian seperti Tambua Tasa dan Festival Hoyak Tabuik.
Kultur masyarakat Pariaman yang juga masih menjaga tradisi Minangkabau menjadikan dukungan semakin sempurna.
Praktik kecintaan pada seni tradisi ia wujudkan dengan bergabung pada salah satu grup musik tradisi asal Pariaman yaitu darak badarak.
Dimana pada saat itu dia mulai mempelajari dan mengasah kemampuan bermain alat musik perkusi bersama rekan-rekannya yang lain.
Kemudian dengan bekal tersebut dia dan bersama beberapa teman lainnya juga berhasil mendirikan grup Stupa Perkusion sebagai salah satu organisasi minat dan bakat di SMA 1 Pariaman.
Taufik pun tetap melanjutkan keinginan untuk terus berkumpul dengan orang-orang yang memiliki satu visi, hal ini dia buktikan dengan bergabung pada unit kegiatan seni di kampus universitas andalas.
Secara lebih dekat, dia juga bergabung dengan Bengkel Seni Tradisional Minangkabau (BSTM FIB) yang juga bergerak dalam bidang kesenian tradisi Minangkabau.
“Saya bersama dengan teman lainnya juga menggagas dan mengajukan pengadaan alat musik kesenian tradisi yang hingga kini masih digunakan teman-teman di FISIP,” kenangnya.
Baca Juga 7 Fakta Menarik Tentang Kota Pariaman Yang Wajib Kamu Ketahui
Prestasi Rahmat Taufik
Sebagai salah seorang pengiat seni muda, Taufik cukup banyak menorehkan prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik, diantaranya adalah,
- Delegasi Temu Admi Nasional perwakilan Administrasi Negara/Publik Universitas Andalas tahun 2017.
- Penyaji Garapan 3 terbaik penampilan tari kontemporer bersama BSTM tahun 2018 Festival Tari Mahasiswa Nasional (VARIASI) di Jember.
- Pemenang Nominasi Cik Ajo berbakat tahun 2019.
- Rang Mudo duta budaya Minangkabau sebagai perwakilan Kota Pariaman, sekaligus menjadi Rang Mudo Duta Budaya Minangkabau di Provinsi Sumatra Barat.
Secara lebih spesifik, keahlian dalam bermain alat musik tradisional, Taufik sangat mahir memainkan berbagai alat musik pukul seperti gandang tasa dan lainnya.
Selain itu, dia juga bisa memainkan alat musik tradisi tiup seperti saluang dan bansi dengan alunan nada yang memukau.
Dengan kemampuan bermain alat musik yang dia miliki, rejeki pun terus berdatangan dengan adanya undangan dari banyak pihak agar Taufik dapat memainkan alat musiknya pada acara tersebut.
Cukup banyak acara yang menampilkan keahliannya bermain musik, seperti acara pesta pernikahan, acara adat hingga beberapa acara formal lainnya.
Dengan konsistensinya tersebut, Taufik juga kerap disebut dengan nama panggilan “Taufik Bansi” di kalangan masyarakat Kota Pariaman.
Tidak hanya tertarik pada alat musik tradisi, tetapi Taufik juga membuktikan bentuk kecintaan pada kesenian Minangkabau dengan mempelajari hal lainnya.
Salah satunya adalah ketertarikan untuk mempelajari seni lisan Minang atau yang dikenal sebagai petatah petitih orang Minangkabau.
Penguasaan petatah petitih yang mendalam membawanya meraih posisi sebagai panungkek wakil kapalo mudo di Pariaman, mewakili tingkat desa/kelurahan Alai Galombang.
Bagi Taufik kesenian dan adat istiadat Minangkabau adalah hal yang selalu baru apabila senantiasa dilestarikan oleh generasi ke generasi.
Seperti kata dalam filosofi minang, “kok baju dipakai usang, adaik dipakai baru,” ujarnya.
Aktivitas Keseharian Rahmat Taufik
Rahmat Taufik, pemuda bersemangat, mencetuskan bermacam ide brilian kini membuka usaha dengan nama Babako.
Merupakan Woodshop yang bergerak di bidang perkayuan seperti penyediaan pesanan furniture dari bahan kayu.
Keunikan nama Babako terinspirasi dari tempat usahanya yaitu berada di rumah bako (orang tua), sederhana namun sarat makna, begitulah yang diusung oleh Rahmat Taufik melalui usahanya.
Tak terlepas dari kecintaannya pada budaya dan keinginan untuk terus melestarikan, Rahmat Taufik jelas memiliki pengalaman yang kaya dalam mempelajari seni tradisional Minangkabau.
Bagi Rahmat Taufik, perjalanan ini tidaklah sekadar sebatas pengetahuan, namun juga sebuah pengabdian kepada warisan leluhur orang Minangkabau.
Di tengah perjalanan ini, dukungan dari orang tua dan semangat dari kata-kata motivasi dalam adat Minangkabau menjadi pendorong yang kuat.
Bagi Rahmat Taufik, seni bukanlah sekadar hobi atau kesenangan semata, namun merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya.
Terakhir, Taufik juga berharap bukan hanya dia yang terus dapat melestarikan kesenian dan adat tradisi Minangkabau, namun dia juga mengajak semua pihak ikut terlibat aktif.
“terutama generasi muda, harus lebih peka dan ikut melestarikan kebudayaan yang kita banggakan,” katanya.
Selain itu, dia juga berharap kesenian tidak hanya untuk dipelajari, tetapi generasi muda juga harus mampu mengembangkan bakat dan minat untuk terus melestarikan seni dan budaya khas Minangkabau.
Editor: Nanda Bismar