Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Sewa Peralatan Outdoor di Padang? Cek 7 Tempat Ini Sebelum Berpetualang

    21/08/2025

    Bendi: Transportasi Tradisional Ikonik di Sumatera Barat

    20/08/2025

    Cari Cafe Estetik di Sawahlunto? Ini 5 Pilihan Terbaiknya!

    19/08/2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    West Sumatra 360
    Friday, August 22 Login
    • Home
      • About
      • Privacy Policy
      • UMKM
    • Culture
    • To Do
    • Food
    • Travel Tips
    West Sumatra 360
    Home»Wisata»Edukasi»Mamarik Pusaro: Tradisi Menghormati Yang Pergi
    Edukasi

    Mamarik Pusaro: Tradisi Menghormati Yang Pergi

    Yoga PrasetyoBy Yoga Prasetyo22/09/2024
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Mamarik Pusaro: Tradisi Menghormati Yang Pergi
    Pusaro - Credit banuaminang.co.id
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Mamarik Pusaro berarti membersihkan kuburan sekaligus menjalin hubungan kekerabatan antar sesama masyarakat.

    Tradisi ini masih eksis hingga saat ini terutama di kalangan masyarakat Kabupaten Agam di Sumatera Barat.

    Dilakukan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada anggota keluarga yang telah meninggal serta sebagai cara untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan masyarakat sekitar.

    Proses Mamarik Pusaro tidak hanya melibatkan anggota keluarga orang yang telah meninggal, tetapi juga seluruh masyarakat kampung yang datang untuk turut serta dalam acara ini.

    Tidak hanya sekadar tradisi, Mamarik Pusaro adalah wujud gotong royong yang mempererat silaturahmi antara keluarga dan masyarakat sekitar.

    Berikut adalah ulasan menarik tradisi mamarik pusaro oleh West Sumatra 360 yang akan semakin menambah wawasan budaya kamu tentunya,

    Prosesi Mamarik Pusaro

    Hari Pertama

    Tradisi Mamarik Pusaro tidak hanya dilakukan pada hari ketiga setelah kematian, tetapi sudah dimulai sejak hari pertama.

    Begitu seorang anggota keluarga meninggal, seluruh keluarga, terutama yang sepersukuan, berkumpul untuk mengurus jenazah.

    Momen ini menjadi sangat penting karena selain memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal, Mamarik Pusaro juga bertujuan untuk menyatukan keluarga yang mungkin sudah lama tidak berkumpul.

    Pada hari pertama, keluarga besar orang yang telah meninggal juga harus menyelesaikan semua urusan terkait kematian, seperti persiapan penguburan dan penyelesaian konflik internal.

    Diharapkan pada momen tersebut tidak terdapat perselisihan antar anggota keluarga, karena tujuan utama adalah untuk menjaga keharmonisan dan menyelesaikan urusan dengan cara yang damai.

    Momen berkumpulnya keluarga ini, meski dalam suasana duka, seringkali dijadikan kesempatan untuk memperkuat tali silaturahmi antaranggota keluarga yang jarang bertemu.

    Baca Juga Tradisi Mandoa, Menyatukan Budaya dan Agama di Minangkabau

    Hari Kedua

    Pada hari kedua, keluarga mulai mempersiapkan acara Mamarik Pusaro yang akan diadakan pada hari ketiga.

    Semua anggota keluarga bekerja sama untuk memastikan segala sesuatunya berjalan lancar.

    Persiapan yang dilakukan mencakup pemilihan bahan-bahan untuk memperbaiki kuburan, persiapan bahan makanan, dan pengaturan tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh masing-masing anggota keluarga.

    Tradisi ini tidak hanya melibatkan keluarga, tetapi juga masyarakat sekitar yang turut membantu dalam proses mamarik pusaro.

    Hari Ketiga

    Pada hari ketiga, acara Mamarik Pusaro mencapai puncaknya, dimana anggota keluarga dan masyarakat sekitar berkumpul untuk memperbaiki kuburan.

    Jika kuburan belum ditinggikan, maka ditinggikan terlebih dahulu. Jika belum terdapat batu nisan, batu tersebut akan dipasangkan pada hari ini.

    Kuburan diperbaiki agar terlihat rapi dan lebih layak sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi orang yang telah meninggal.

    Yang menarik adalah proses memperbaiki kuburan ini hampir sepenuhnya dilakukan oleh kaum laki-laki.

    Mereka bekerja sama mengerjakan berbagai hal, mulai dari memperbaiki tanah kuburan hingga pemasangan nisan.

    Sementara itu, kaum perempuan bertugas menyiapkan hidangan untuk acara makan bersama setelah pekerjaan di kuburan selesai.

    Makan bersama menjadi bagian penting dari Mamarik Pusaro, dengan hidangan utama tentunya masakan khas Minangkabau.

    Acara makan bersama tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan penghormatan terakhir.

    Mamarik Pusaro: Tradisi Menghormati Yang Pergi
    Pusaro Credit banuaminangcoid

    Tradisi Mamarik Pusaro, Menguatkan Silaturahmi Antar Masyarakat Setempat

    Meskipun tradisi Mamarik Pusaro berpusat pada penghormatan bagi yang telah meninggal, lebih daripada itu makna dibalik tradisi ini jauh lebih dalam.

    Mamarik Pusaro merupakan suatu sarana untuk mempersatukan keluarga dan mempererat hubungan antar warga satu desa.

    Selain itu, melalui tradisi ini masyarakat setempat menegaskan kembali prinsip gotong royong dan kebersamaan.

    Semua orang, baik anggota keluarga orang yang telah meninggal maupun masyarakat sekitar, terlibat dalam proses sakral ini.

    Tradisi mamarik pusaro menunjukkan bahwa kematian seorang anggota masyarakat bukan hanya urusan keluarga, tetapi juga menjadi urusan seluruh komunitas yang ada di kampung tersebut.

    Melalui tradisi Mamarik Pusaro, dapat dilihat betapa kaya dan beragamnya budaya Minangkabau yang penuh makna serta nilai kebersamaan.

    Jika kamu tertarik untuk mengenal lebih dalam tentang keindahan budaya dan tradisi unik lainnya di Sumatera Barat, pastikan untuk terus mengikuti artikel menarik lainnya di West Sumatra 360.

    Jelajahi lebih banyak kekayaan budaya lokal, tempat wisata, dan kuliner khas yang hanya bisa kamu temukan di bumi Minangkabau.

    Editor: Nanda Bismar
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
    Yoga Prasetyo
    • Website
    • Instagram

    Related Posts

    Bendi: Transportasi Tradisional Ikonik di Sumatera Barat

    20/08/2025

    3 Monumen Bersejarah di Padang: Jejak Perjuangan & Diplomasi

    18/08/2025

    Kisah Mistis dibalik Megahnya Lima Puncak Gunung di Sumatera Barat

    02/08/2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    Top Posts

    Sewa Peralatan Outdoor di Padang? Cek 7 Tempat Ini Sebelum Berpetualang

    21/08/2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    01/12/2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    03/12/2022

    5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

    04/12/2022

    6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

    05/12/2022

    Subscribe to Updates

    Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

    Most Popular

    Sewa Peralatan Outdoor di Padang? Cek 7 Tempat Ini Sebelum Berpetualang

    21/08/2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    01/12/2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    03/12/2022
    Our Picks

    Sewa Peralatan Outdoor di Padang? Cek 7 Tempat Ini Sebelum Berpetualang

    21/08/2025

    Bendi: Transportasi Tradisional Ikonik di Sumatera Barat

    20/08/2025

    Cari Cafe Estetik di Sawahlunto? Ini 5 Pilihan Terbaiknya!

    19/08/2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    Facebook X (Twitter) Instagram
    • About
    • Privacy Policy
    • Our Team
    © 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?