Padang Mangateh terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota, merupakan hamparan padang rumput hijau yang dihuni ribuan sapi yang merumput bebas.
Pemandangannya yang luas dan asri sering disandingkan dengan peternakan di Selandia Baru, sehingga kerap disebut sebagai “New Zealand-nya Sumatera Barat”.
Lebih dari sekadar tempat wisata alam, Padang Mangateh menyimpan banyak fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui.
Berikut tujuh fakta menarik tentang Padang Mangateh yang akan membuat kamu semakin takjub.
1. Dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda
Padang Mangateh bukan peternakan biasa, tempat ini memiliki akar sejarah yang panjang karena didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1916.
Saat pertama kali dibuka, hewan yang diternakkan bukanlah sapi, melainkan kuda.
Kemudian pada tahun 1935, sapi jenis Zebu dari Benggala, India, didatangkan untuk dibudidayakan di Padang Mangateh.
Sejak saat itu, kawasan ini mulai berkembang sebagai pusat peternakan penting bagi pemerintah kolonial.
2. Peternakan Terbesar di Asia Tenggara
Dengan luas mencapai lebih dari 280 hektare, Padang Mangateh pernah menyandang status sebagai salah satu peternakan sapi terbesar di Asia Tenggara.
Walaupu sempat vakum antara tahun 1945 hingga 1949, keberadaan padang ini kembali dihidupkan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada tahun 1950.
Saat itu, ia memberikan nama baru yaitu Induk Taman Ternak (ITT) Padang Mangateh.
Tujuannya adalah menjadikan area ini sebagai pusat pembibitan dan pengembangan peternakan nasional.
3. Mengalami Kerusakan pada Masa PRRI
Sejarah Padang Mangateh juga tak lepas dari gejolak politik, terutama masa pergolakan PRRI.
Pada masa Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) antara tahun 1958 hingga 1961, kawasan ini dijadikan salah satu basis pertahanan.
Akibatnya, infrastruktur dan kegiatan peternakan mengalami kerusakan berat karena menjadi salah satu medan tempur.
Namun, pada tahun 1974 hingga 1978, peternakan ini dibangun kembali melalui kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Jerman.
Setelah itu, namanya berubah menjadi Balai Pembibitan Ternak Hijauan Makanan Ternak (BPTHMT) dan diserahkan ke Departemen Pertanian.

4. Bangkit Kembali di Era Orde Baru
Dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto, Padang Mangateh kembali mendapatkan perhatian serius.
Berbagai program peternakan digalakkan dan populasi sapi Zebu asal Benggala yang diternak di sini mencapai angka ribuan.
Pada masa itu, Padang Mangateh menjadi salah satu proyek andalan pemerintah dalam bidang pertanian dan peternakan.
Namun, seiring berakhirnya era Orde Baru dan masuk ke masa Reformasi, perhatian terhadap kawasan ini mulai meredup.
5. Viral setelah Kunjungan Presiden
Setelah bertahun-tahun mengalami pasang surut, Padang Mangateh kembali mencuri perhatian publik ketika dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo.
Kunjungan ini membuat kawasan peternakan yang dulunya tertutup ini menjadi viral di media sosial.
Keindahan alamnya yang menakjubkan tersebar luas di berbagai platform digital yang mengundang banyak orang untuk datang.
Dalam beberapa kesempatan, Padang Mangateh dibuka untuk umum sebagai tempat wisata edukatif dan wisata alam.
Baca Juga Eduwisata Padang Mangateh, Seperti di New Zealand
6. Lokasi Syuting Film dan Video Klip
Tidak hanya menarik perhatian pengunjung lokal, keindahan Padang Mangateh juga dilirik oleh sineas nasional.
Padang ini pernah menjadi lokasi syuting film Liam dan Laila, sebuah film bertema religi yang mengambil latar pedesaan Minangkabau.
Selain itu, Grup Band Seventeen juga pernah menjadikan padang ini sebagai lokasi video klip mereka.
Film komedi Begadang Rendang yang dirilis pada tahun 2021 juga menjadikan padang ini sebagai salah satu latar utama.
Tidak heran, panorama rumput hijau yang luas dengan latar Gunung Sago dan barisan perbukitan sungguh sinematik.
7. Dijuluki “New Zealand-nya Sumatera Barat”
Karena lanskapnya yang terdiri dari padang hijau luas dengan latar pegunungan, banyak orang menyamakan dengan pemandangan di Selandia Baru.
Rumput hijau yang membentang, sapi-sapi yang bebas merumput, dan udara yang sejuk menghadirkan suasana bak berada di luar negeri.
Julukan “New Zealand-nya Sumbar” pun melekat kuat dan menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi wisatawan muda yang ingin mencari spot foto menarik.
Dengan perpaduan antara keindahan alam, nilai sejarah, dan fungsi praktis sebagai pusat peternakan, Padang Mangateh layak mendapat lebih banyak perhatian.
Nah, sempatkan mampir ke Padang Mangateh, tempat di mana Indonesia dan “New Zealand” bertemu dalam balutan hijau yang memukau.
Editor: Nanda Bismar