Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Tempat Belanja Modern: 7 Mall dan Plaza Favorit Warga Padang

    31/07/2025

    Jejak Harimau dalam Budaya Minangkabau: Antara Mitos, Pantangan & Konservasi

    30/07/2025

    Spot Lari Menantang di Padang: Kombinasi Pantai, Kota, dan Perbukitan

    28/07/2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    West Sumatra 360
    Thursday, July 31 Login
    • Home
      • About
      • Privacy Policy
      • UMKM
    • Culture
    • To Do
    • Food
    • Travel Tips
    West Sumatra 360
    Home»Wisata»Edukasi»Asal Usul Nama Kota Payakumbuh di Sumatera Barat
    Edukasi

    Asal Usul Nama Kota Payakumbuh di Sumatera Barat

    Oki SaputraBy Oki Saputra23/10/2023
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Pasar Ibuh di Kota Payakumbuh - Photo Miftah Khoeruddin
    Pasar Ibuh di Kota Payakumbuh - Photo Miftah Khoeruddin
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Kota Payakumbuh atau banyak disebut dengan Payokumbuah oleh masyarakat Sumatra Barat, merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Sumatra Barat.

    Kota Payakumbuh terletak di daerah bukit barisan, tepatnya di hamparan kaki Gunung Sago.

    Memiliki bentang alam dengan ketinggian yang beragam serta kekayaan alam yang memukau, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke kota ini.

    Namun, tahukah kamu, ternyata Payakumbuh memiliki cerita menarik dibalik asal usul nama kotanya. Berikut adalah ulasan menariknya dari West Sumatra 360,

    Asal Mula Nama Payakumbuh

    Kota Payakumbuh konon berasal dari istilah “Payau Nan Kumbuah,” yang seiring waktu berubah menjadi “Payau Kumbuah” dan kemudian disingkat menjadi “Payakumbuh”.

    Dalam bahasa setempat, “Payau” merujuk kepada rawa-rawa, sementara “Kumbuah” merujuk kepada tanaman mensiang yang digunakan untuk membuat berbagai anyaman.

    Oleh karena itu, “Payau Nan Kumbuah” menggambarkan rawa-rawa yang ditumbuhi tanaman mensiang.

    Pada masa lalu, sebagian besar wilayah Payakumbuh merupakan rawa-rawa yang subur dengan tanaman mensiang.

    Bahkan hingga saat ini, tanaman mensiang yang dikenal sebagai “Kumbuah” masih dapat ditemukan di daerah-daerah yang memiliki rawa, seperti Komplek Balai Kota Payakumbuh.

    Pendapat mengenai lokasi pasti “Payau Nan Kumbuah” terdapat perbedaan di kalangan penduduk Payakumbuh.

    Sebagian masyarakat, seperti adat Nagari Koto Nan Gadang, Kecamatan Payakumbuh Utara, meyakini bahwa lokasi sebenarnya berada di Balai Cacang, Nagari Koto Nan Gadang.

    Di lokasi tersebut dahulu terdapat sebuah istana yang ditempati oleh nenek-moyang Payakumbuh bernama Barabih Nasi.

    Meskipun lokasi ini kini mulai terlupakan, Payakumbuh telah mengambil langkah-langkah untuk melestarikan warisan budayanya.

    Pasar Ibuh di Kota Payakumbuh - Photo Dodi Setiawan
    Pasar Ibuh di Kota Payakumbuh Photo Dodi Setiawan

    Sejarah Singkat Kota Payakumbuh

    Kota Payakumbuh, terutama pusatnya dibangun oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.

    Awalnya, daerah ini digunakan sebagai tempat penyimpanan kopi setelah keterlibatan Belanda dalam Perang Padri.

    Seiring berjalannya waktu, daerah ini berkembang menjadi salah satu distrik administratif pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

    Menurut sejarahnya, di dalam kota ini terdapat nagari tertua, yaitu nagari Aia Tabik.

    Pada tahun 1840, Belanda membangun jembatan batu untuk menghubungkan nagari Aia Tabik dengan pusat kota, yang sekarang dikenal dengan nama Jembatan Ratapan Ibu.

    Sejak zaman sebelum kemerdekaan, Payakumbuh telah menjadi pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, dan pendidikan, terutama bagi wilayah Luhak Limo Puluah.

    Pada saat pemerintahan Belanda, Payakumbuh menjadi tempat kedudukan asisten residen yang mengawasi wilayah Luhak Limo Puluah.

    Hingga saat pemerintahan Jepang, Payakumbuh menjadi pusat pemerintahan wilayah Luhak Limo Puluah.

    Kemudian, pada tanggal 17 Desember 1970, Kota Payakumbuh ditetapkan sebagai kotamadya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 08 Tahun 1970.

    Peresmian ini dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri, Amir Machmud, dengan penunjukan Soetan Usman sebagai Walikota Payakumbuh yang pertama oleh Gubernur Sumatera Barat, Harun Zain.

    Baca Juga Must-See Tourist Attractions: 9 Things to Do in Payakumbuh

    Kedudukan Kota Payakumbuh

    Kota Payakumbuh bukan hanya pusat pemerintahan, tetapi juga pusat kegiatan ekonomi untuk dua daerah, yaitu Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota.

    Ini mengakibatkan pembatasan-pembatasan baru bagi kabupaten tersebut, terutama dalam hal perekonomian dan pasar yang menjadi fokus perhatian.

    Kedudukan Kota Payakumbuh sebagai pusat pemerintahan otonom memiliki dampak yang signifikan sebagai pusat ekonomi bagi penduduk di sekitarnya.

    Meskipun administratif terpisah, Kota Payakumbuh tetap menarik Kabupaten Lima Puluh Kota, terutama dalam sektor ekonomi.

    Meskipun pertumbuhan fisik Kota Payakumbuh tidak terjadi dengan cepat.

    Namun potensi perkembangan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang memberikan nilai tambah, seperti hadirnya pasar Ibuh di Payakumbuh.

    Pemerintah Kota Payakumbuh menyadari pentingnya pasar sebagai elemen kunci dalam memajukan ekonomi kota.

    Pembangunan Kota Payakumbuh

    Pembangunan kota merupakan hasil dari pertumbuhan ekonomi, sosial, politik, budaya, sejarah, dan geografis yang menjadikan Payakumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan distribusi barang serta jasa di Sumatera Barat.

    Kota Payakumbuh memiliki dua pasar terbesar, yaitu pasar utama yang terletak di pusat Kota Payakumbuh dan Pasar Ibuh.

    Yang merupakan pusat perdagangan untuk kebutuhan rumah tangga dan hasil pertanian masyarakat Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota.

    Perkembangan ini diiringi dengan pembangunan pasar tradisional Ibuh Barat dan Ibuh Timur, yang semakin memperkuat peran pasar dalam ekonomi kota.

    Pasar Payakumbuh bukan hanya tempat jual-beli, tetapi juga jantung ekonomi bagi warga Kota Payakumbuh dan sekitarnya.

    Ini menjadi destinasi utama bagi masyarakat untuk berbelanja dan menjadi wisata perbelanjaan, termasuk hasil pertanian, kerajinan, kosmetik, dan banyak lagi.

    Pasar Payakumbuh tidak hanya merupakan pusat perdagangan, tetapi juga warisan berharga dalam kehidupan ekonomi dan budaya kota Paykumbuh.

    Demikianlah penjelasan singkat tentang sejarah dan perkembangan Kota Payakumbuh. Cerita kota mana lagi nih yang ingin kamu ketahui?

    Yuk tulis di kolom komentar dibawah, dan tunggu informasi menarik lainnya hanya di West Sumatra360!

    Editor: Nanda Bismar
    asal usul nama kota payakumbuh kota bersih kota payakumbuh Payakumbuh piala adipura visit payakumbuh
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
    Oki Saputra
    • Website
    • Instagram

    Related Posts

    Jejak Harimau dalam Budaya Minangkabau: Antara Mitos, Pantangan & Konservasi

    30/07/2025

    Jejak Sejarah Bukittinggi: 7 Tugu Perjuangan yang Menyimpan Kisah Heroik

    23/07/2025

    4 Ruang Politik Masyarakat Minangkabau Tempo Dulu

    22/07/2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    Top Posts

    Tempat Belanja Modern: 7 Mall dan Plaza Favorit Warga Padang

    31/07/2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    01/12/2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    03/12/2022

    5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

    04/12/2022

    6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

    05/12/2022

    Subscribe to Updates

    Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

    Most Popular

    Tempat Belanja Modern: 7 Mall dan Plaza Favorit Warga Padang

    31/07/2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    01/12/2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    03/12/2022
    Our Picks

    Tempat Belanja Modern: 7 Mall dan Plaza Favorit Warga Padang

    31/07/2025

    Jejak Harimau dalam Budaya Minangkabau: Antara Mitos, Pantangan & Konservasi

    30/07/2025

    Spot Lari Menantang di Padang: Kombinasi Pantai, Kota, dan Perbukitan

    28/07/2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    Facebook X (Twitter) Instagram
    • About
    • Privacy Policy
    • Our Team
    © 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?