Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Badah Ayam: Tradisi Pengobatan Unik dari Minangkabau yang Masih Bertahan

    04/08/2025

    Cari Jersey, Sepatu, atau Alat Fitness? Ini 7 Toko Olahraga Terbaik di Padang

    03/08/2025

    Kisah Mistis dibalik Megahnya Lima Puncak Gunung di Sumatera Barat

    02/08/2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    West Sumatra 360
    Monday, August 4 Login
    • Home
      • About
      • Privacy Policy
      • UMKM
    • Culture
    • To Do
    • Food
    • Travel Tips
    West Sumatra 360
    Home»Wisata»Budaya»Badah Ayam: Tradisi Pengobatan Unik dari Minangkabau yang Masih Bertahan
    Budaya

    Badah Ayam: Tradisi Pengobatan Unik dari Minangkabau yang Masih Bertahan

    Yoga PrasetyoBy Yoga Prasetyo04/08/2025
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Badah Ayam: Tradisi Pengobatan Unik dari Minangkabau yang Masih Bertahan
    Image by Angela from Pixabay
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Badah Ayam mungkin terdengar asing di telinga banyak orang, yang ternyata salah satu metode pengobatan tradisional cukup terkenal dari Minangkabau.

    Biasanya hampir setiap nagari punya cara pengobatan tradisional yang berbeda, salah satu yang masih dipertahankan sampai sekarang adalah tradisi Badah Ayam.

    Saat ini, Badah Ayam masih mempertahankan eksistensinya terutama di Nagari Koto Dalam, Kabupaten Padang Pariaman.

    Bukan hanya sekadar metode pengobatan biasa, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang sangat dihormati.

    Asal-Usul Tradisi Badah Ayam

    Badah Ayam bukan sembarang tradisi, informasi lisan masyarakat mengatakan pengobatan ini berasal dari seorang “tukang pandai ubek” atau orang pintar.

    Ilmu ini diwariskan secara turun-temurun dan tidak semua orang bisa melakukannya, hanya orang dengan kemampuan khusus.

    Biasanya, hanya mereka yang sudah cukup umur (minimal 40 tahun), serta dianggap memiliki kemampuan spiritual dan menguasai mantra tertentu.

    Dukun atau orang pintar yang dipercaya bisa melakukan Badah Ayam juga dikenal karena kemampuannya dalam membaca tanda-tanda penyakit lewat ayam.

    Ritual ini dipakai untuk menangani penyakit yang dianggap berat, yang tidak bisa sembuh hanya dengan metode pengobatan umumnya.

    Badah Ayam: Tradisi Pengobatan Unik dari Minangkabau yang Masih Bertahan
    Empedu Ayam Photo istockphoto

    Prosesi Badah Ayam

    Prosesi pengobatannya cukup unik dan penuh makna, dengan tahapan sebagai berikut:

    1.    Pasien membawa Ayam Sesuai Jenis Kelamin

    Calon pasien yang ingin berobat diminta membawa ayam kampung berukuran sedang, yang belum dewasa dengan jenis kelamin yang sama dengan dirinya. Artinya jika pasien seorang perempuan, ayamnya juga harus betina, begitu juga sebaliknya.

    2.    Cerita Soal Penyakit

    Sebelum ritual dimulai, masyarakat diminta menyebutkan namanya dan keluhan penyakit yang dirasakan karena merupakan bagian penting di awal.

    3.    Diberi Mantra dan Kemenyan

    Ayam tersebut kemudian dibacakan doa-doa atau mantra khusus oleh sang dukun, terkadang kemenyan juga dipakai dalam proses ini sebagai penghubung spiritual.

    4.    Ayam Disembelih dan Dibelah

    Setelah disembelih, ayam dibedah dan dukun akan “membaca” organ dalam ayam, seperti jantung, hati, atau usus. Kemudian, dukun akan menjelaskan jenis penyakit yang diderita masyarakat yang disebut proses membaca tubuh ayam.

    5.    Ramuan Obat dari Tumbuhan Lokal

    Setelah mengetahui penyakit sang pasien, dukun akan memberikan resep ramuan alami, biasanya dari tumbuh-tumbuhan atau bahan yang bisa dicari di sekitar rumah.

    6.    Ayam Dimasak dan Dimakan Bersama Obat

    Ayam yang sudah disembelih dan dibedah tadi, kemudian dimasak dan wajib dimakan habis oleh pasien yang sakit. Proses ini dipercaya akan membantu menyembuhkan penyakit karena “penyakit” tadi sudah berpindah ke tubuh ayam.

    Bahasa dalam Proses Pengobatan

    Menariknya, para dukun menggunakan bahasa Minang khusus saat melakukan pengobatan ini.

    Bukan hanya sekadar doa, tapi juga berisi istilah atau sebutan yang berkaitan dengan nama penyakit, jenis ramuan, bahan-bahan, hingga alat yang dipakai.

    Bahasa lisan ini biasanya hanya diketahui oleh sesama dukun atau murid yang sedang belajar dari gurunya.

    Baca Juga Batagak Kudo-Kudo: Merekam Jejak Budaya Minangkabau

    Kenapa Badah Ayam Masih Dipercaya?

    Meskipun zaman sudah modern seperti saat sekarang, tradisi Bedah Ayam ini masih dipilih oleh banyak orang di Koto Dalam khususnya.

    Alasannya sederhana, karena dianggap berbiaya murah, alami, dan dalam beberapa khasus manjur dalam mengatasi penyakit.

    Diantaranya penyakit seperti asma, sakit perut, bahkan gangguan yang diyakini berasal dari hal-hal gaib seperti santet atau guna-guna juga bisa ditangani.

    Bahkan beberapa pasien mengatakan, setelah mencoba berbagai obat medis dan tidak kunjung sembuh, maka mencoba pengobatan Badah Ayam menjadi alternatif.

    Harus Dijaga dan Dilestarikan

    Sayangnya, jumlah dukun yang bisa melakukan Badah Ayam semakin berkurang jumlahnya,

    Hal ini disebabkan karena ilmu pengobatan yang sulit dipelajari dan tidak semua orang bersedia mewarisinya.

    Karena itu, banyak pihak berharap agar tradisi ini bisa tetap dijaga dengan cara mendokumentasikan prosesi pengobatan dan tata caranya.

    Lebih dari Sekadar Pengobatan

    Badah Ayam bukan hanya tentang menyembuhkan penyakit, lebih dari itu, tradisi ini adalah simbol hubungan manusia dengan alam, hewan, dan tuhan.

    Dalam masyarakat Minangkabau, hal-hal seperti ini bukan cuma kepercayaan, tapi juga bagian dari jati diri identitas budaya.

    Tradisi ini menunjukkan bagaimana leluhur orang Minangkabau hidup berdampingan dengan alam dan mempercayai hal-hal yang tidak selalu bisa dijelaskan secara logika.

    Walaupun dunia sudah berubah, Badah Ayam tetap bertahan sebagai salah satu warisan budaya Minangkabau yang layak untuk dilestarikan.

    Editor: Nanda Bismar
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
    Yoga Prasetyo
    • Website
    • Instagram

    Related Posts

    5 Tradisi Pernikahan Setelah Akad Nikah di Minangkabau

    01/08/2025

    Lukah Gilo: Tradisi Mistis yang Menjelma Jadi Pertunjukan Seni Minangkabau

    26/07/2025

    Makna dan Nilai Adat dalam Tradisi Badantam di Pariaman

    18/07/2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    Top Posts

    Badah Ayam: Tradisi Pengobatan Unik dari Minangkabau yang Masih Bertahan

    04/08/2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    01/12/2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    03/12/2022

    5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

    04/12/2022

    6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

    05/12/2022

    Subscribe to Updates

    Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

    Most Popular

    Badah Ayam: Tradisi Pengobatan Unik dari Minangkabau yang Masih Bertahan

    04/08/2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    01/12/2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    03/12/2022
    Our Picks

    Badah Ayam: Tradisi Pengobatan Unik dari Minangkabau yang Masih Bertahan

    04/08/2025

    Cari Jersey, Sepatu, atau Alat Fitness? Ini 7 Toko Olahraga Terbaik di Padang

    03/08/2025

    Kisah Mistis dibalik Megahnya Lima Puncak Gunung di Sumatera Barat

    02/08/2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    Facebook X (Twitter) Instagram
    • About
    • Privacy Policy
    • Our Team
    © 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?