Kue Sagun tidak banyak terdengar atau tidak populer seperti makanan khas Sumatera Barat lainnya.
Namun siapa sangka ternyata penganan satu ini memiliki beberapa fakta yang unik dan menarik.
Camilan manis tersebut memiliki sejarah panjang dan menjadi bagian penting dalam budaya kuliner masyarakat setempat.
Lebih dari sekadar kudapan, kue ini mencerminkan kekayaan tradisi dan keahlian warisan nenek moyang yang patut dilestarikan.
Yuk, menelusuri lebih lanjut tentang asal-usul dan keunikan dari kue sagun yang berasal dari Nagari Tanjung Gadang,
Asal Usul Kue Sagun
Kue sagun merupakan kudapan tradisional yang sudah ada sejak lama di Nagari Tanjung Gadang.
Sebuah nagari yang terletak di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.
Dahulu, sebelum beragam makanan modern yang ditemui saat ini.
masyarakat setempat mengandalkan kue sagun sebagai salah satu makanan utama untuk dinikmati sehari-hari.
Terbuat dari bahan-bahan lokal yang mudah didapat, sagun menjadi makanan yang akrab bagi masyarakat desa.
Khususnya dalam acara-acara adat atau sebagai camilan di perayaan tertentu.
Menariknya, pada masa dahulu, sagun di Nagari Tanjung Gadang tidak dibuat dengan cara dibakar seperti kue sagun pada umumnya sekarang.
Sagun khas Tanjung Gadang ini dibuat dengan cara disangrai, proses tradisional yang tetap dipertahankan hingga hari ini.
Cara pembuatannya yang unik ini membuat sagun dari Tanjung Gadang berbeda dari jenis sagun bakar yang lebih umum kita temui di daerah lain di Sumatera Barat.
Proses tersebut menjadi ciri khas yang membedakan sagun dari Nagari Tanjung Gadang dengan sagun dari daerah lain, baik dari segi rasa maupun proses pembuatannya.
Proses Pembuatan Kue Sagun
Kue sagun dari Nagari Tanjung Gadang dibuat dari bahan-bahan sederhana namun penuh cita rasa, yaitu tepung beras ketan, parutan kelapa, dan gula merah.
Walaupun bahan-bahannya sederhana, proses pembuatannya memerlukan keterampilan khusus.
Terutama pada tahap menyangrai dan mencampur bahan agar menghasilkan kue yang renyah dan lezat.
Pertama-tama, tepung ketan dan parutan kelapa disangrai bersama hingga berwarna kecokelatan.
Proses sangrai menjadi penting untuk menghasilkan aroma gurih dan tekstur yang khas pada sagun.
Sangrai dilakukan dengan sabar dan hati-hati, sebab jika terlalu cepat atau terlalu panas, bisa membuat tepung ketan dan kelapa gosong.
Aroma harum dari kelapa yang disangrai adalah salah satu ciri khas dari sagun ini, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmatnya.
Setelah itu, campuran tepung ketan dan kelapa tersebut dicampur dengan cairan gula merah yang sudah dimasak hingga kental.
Proses pencampuran dilakukan dengan teliti untuk memastikan bahwa gula merah meresap sempurna ke dalam campuran, memberikan cita rasa manis yang pas.
Terakhir, adonan dicetak dengan menggunakan cetakan tradisional dan jadilah kue sagun yang siap dinikmati.
Baca Juga 5 Makanan Khas Kabupaten Pesisir Selatan yang Menggoyang Lidah
Perbedaan Sagun Bakar dan Sagun Sangrai
Saat mendengar istilah “sagun,” kebanyakan orang mungkin lebih familiar dengan sagun bakar, sebuah kudapan tradisional yang juga berasal dari Sumatera Barat.
Namun, sagun dari Nagari Tanjung Gadang memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan sagun bakar yang sering kita temui.
Pertama, bahan utama yang digunakan, dimana Sagun bakar biasanya dibuat dengan menggunakan tepung tapioka sebagai bahan dasar.
Sedangkan sagun dari Tanjung Gadang menggunakan tepung beras ketan.
Selain itu, kue sagun khas Tanjung Gadang menggunakan gula merah sebagai pemanis utama, memberikan rasa manis alami yang kaya.
Sementara sagun bakar cenderung tidak menggunakan gula merah. Kedua, perbedaan terletak pada proses pembuatan.
Seperti namanya, sagun bakar melalui proses pemanggangan atau pembakaran untuk memberikan tekstur renyah di bagian luar.
Sementara sagun dari Tanjung Gadang dibuat dengan cara disangrai, tanpa melalui proses pembakaran.
Teknik sangrai ini memberikan hasil yang berbeda dari segi tekstur dan rasa, dimana sagun sangrai lebih lembut dengan aroma kelapa yang lebih kuat.
Keberadaan Sagun di Masa Kini
Fakta unik lainnya tentang sagun dari Nagari Tanjung Gadang adalah bahwa kue ini tidak dijual secara komersial.
Melainkan hanya dibuat dalam acara-acara tertentu, seperti perayaan adat atau acara keluarga.
Hal ini membuat sagun ini semakin istimewa, karena hanya bisa dinikmati pada momen-momen khusus.
Karena tradisi membuat sagun telah diwariskan secara turun-temurun, keberadaannya tetap lestari seiring dengan perkembangan zaman.
Editor: Nanda Bismar