Indonesia memiliki kekayaan alam yang beragam dan beberapa diantaranya tergolong endemik atau hanya terdapat di kawasan tertentu. Seperti salah satu jenis ikan yang terdapat di Danau Singkarak yaitu Ikan Bilih dan Ikan Rinuak hanya ada di perairan Danau Maninjau. Kedua jenis hidangan air tawar ini merupakan kebanggaan masayarakat Sumatera Barat, khususnya daerah sekitar perairan kedua danau. Selain bisa diolah menjadi hidangan lezat yang bergizi, kedua jenis ikan tersebut secara tidak langsung juga dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat setempat. Berikut ulasan menariknya,
Ikan Bilih
Ikan Bilih merupakan salah satu kelompok jenis Cyprinidae yang hanya bisa ditemui di Danau Singkarak dan Danau Maninjau serta beberapa sungai kecil di sekitarnya. Karena tergolong spesies yang endemik, ikan bilih juga kerap disebut sebagai harta perak milik Danau Singkarak.
Secara ukuran , ikan bilih tergolong ikan yang kecil dengan panjang rata-rata adalah 5cm. Memiliki sisik yang berkilaun jika terkena sinar matahari di Danau Singkarak, membuat ikan ini menjadi semakin spesial. Ikan Bilih memiliki perilaku yang unik yaitu suka bergerombol dengan tujuan untuk terlihat lebih besar  sekaligus sebagai mekanisme pertahanan diri dari predator.
Pada masanya Ikan Bilih memiliki populasi yang cukup banyak di Danau Singkarak, sehingga masyarakat setempat mengolah ikan tersebut menjadi berbagai macam olahan yang lezat. Berbagai macam hidangan pendamping nasi pun menjadi andalan, seperti Ikan Bilih goreng balado merah, Ikan Bilih goreng balado mudo, palai Ikan Bilih, hingga Pangek yang masing-masing memiliki cita rasa yang berbeda-beda.
West Sumatra: Home to Some of Indonesia’s Most Beautiful Lakes
Beberapa upaya untuk melakukan penyelamatan populasi Ikan Bilih telah dilakukan, namun upaya tersebut masih belum menemui titik terang. Perilaku bertelur yang unik menjadi tantangan dalam pengembangbiakkan jenis Ikan Bilih, dimana Ikan Bilih dewasa akan bertelur di muara sungai dan begitu menetas anak-anak Ikan akan masuk ke dalam perairan Danau.
Selain bisa menjadi olahan hidangan yang nikmat, Ikan Bilih juga telah menjadi ikon Danau Singkarak dengan adanya warung di sepanjang Danau yang menjajakan Ikan Bilih sebagai oleh-oleh bagi para pengunjung danau.
Ikan Rinuak
Rinuak atau dalam bahasa latinnya Psilopsis sp memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil, kira-kira sebesar satu batang korek api. Ikan yang istimewa ini hanya hidup di perairan Danau Maninjau, sekilas seperti udang karena memiliki struktur tubuh yang transparan dan berwarna kuning. Dengan ukuran tubuh yang sangat kecil, masyarakat setempat pun mengolahnya dalam berbagai bentuk panganan ringan yang gurih dan enak.
Tidak hanya telah menjadi ikon Danau Maninjau, Rinuak juga telah menjadi kebanggaan Sumatera Barat karena tergolong spesies yang endemik. Menariknya lagi, populasi ikan Rinuak disebutkan dapat menjadi acuan tingkat pencemaran yang ada di Danau Maninjau. Dalam artian bahwa jika populasi Rinuak semakin sedikit maka tingkat pencemaran Danau semakin meningkat, begitu juga sebaliknya. Masyarakat setempat atau nelayan lokal biasanya menangkap ikan rinuak dengan menggunakan jaring halus, lalu hasilnya dijual ke pasar tradisional sekitar Danau Maninjau seperti Pasar Matur dan Pasar Lubuk Basung, beberapa juga mencapai Pasar Kota Bukittinggi.
Adapun panganan lezat yang terkenal berasal dari olahan Rinuak adalah palai Rinuak, Rinuak goreng, Sala Rinuak, Rinuak Krispi dan masih banyak lainnya. Karena telah menjadi bagian dari ekosistem Danau Maninjau, adalah penting untuk tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem agar keberadaan Ikan Rinuak dapat terus terjaga.
Kedua ikan endemik yaitu Ikan Bilih dan Rinuak telah menjadi ikon di masing-masing tempatnya dan Sumatera Barat pada umumnya. Selain bisa menjadi olahan makanan yang lezat dan bergizi, ikan-ikan tersebut juga telah menjadi mata pencaharian masyarakat setempat yang bisa meningkatkan taraf perekonomian. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem Danau Singkarak dan Danau Maninjau agar kedua spesies ikan endemik tetap dapat terus hidup dan dimanfaatkan dengan baik oleh generasi mendatang.