Bukittinggi selain dikenal dengan keindahan alam yang memukau, sekaligus merupakan kota yang menyimpan jejak sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Sebagai salah satu kota penting di Sumatera Barat sejak era kolonial, Bukittinggi ternyata menyimpan banyak berbagai tugu dan monumen bersejarah.
Dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan, peristiwa penting, hingga perlawanan rakyat terhadap penjajahan.
Tugu-tugu tersebut tidak hanya menjadi penanda sejarah, tetapi juga simbol kebanggaan kolektif masyarakat Bukittinggi dalam merawat nilai-nilai nasionalisme.
Berikut adalah tujuh tugu paling bersejarah yang dapat kamu temukan di berbagai sudut kota Bukittinggi.
1. Monumen Imam Bonjol
Terletak di kawasan Puhun Tembok, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, tugu ini dibangun untuk mengenang Tuanku Imam Bonjol.
Seorang tokoh ulama dan pejuang yang memimpin Perang Padri melawan Belanda dan kaum adat dari tahun 1821 hingga 1837.
Visualnya sangat mencolok, dengan warna putih, digambarkan Tuanku Imam Bonjol sedang menunggang kuda dengan semangat perlawanan yang gagah berani.
Monumen ini tidak hanya menjadi ikon perjuangan, tetapi juga tempat edukasi sejarah bagi generasi muda.

2. Memorial Perang Belasting
Di Bukittinggi juga terdapat sebuah monumen kecil namun sarat makna, yaitu Memorial Perang Belasting.
Mencatat peristiwa penting pada tanggal 15-16 Juni 1908, saat rakyat bangkit melawan pajak yang ditetapkan oleh Hindia Belanda.
Tugu bertuliskan “Perlawanan Rakjat Menentang Kolonialisme Belanda 15 Djuni 1908” dan menjadi simbol bahwa rakyat Minangkabau tak pernah tinggal diam.
Peristiwa ini memicu kekerasan yang menewaskan banyak rakyat sipil setelah Belanda mengirim pasukan Marsose untuk menumpas perlawanan.
Baca Juga 9 Landmark Unik dan Terkenal di Sumatra Barat
3. Tugu Pahlawan Tak Dikenal
Berdiri tepat di seberang Taman Monumen Bung Hatta, tugu ini dirancang oleh seniman Huriah Adam bersama suaminya, Ramudin.
Tugu ini menampilkan sebuah prasasti dengan patung manusia yang awalnya memegang bendera.
Namun kini hanya tampak seperti memegang pedang karena bagian atasnya tersambar petir.
Tulisan yang terukir pada tugu ini sangat menyentuh:
“Mati luhur tidak berkubur, memutuskan jiwa meninggalkan nama. Menjadi awan di angkasa. Menjadi buih di lautan, semerbak harumnya di udara.”
Tugu Pahlawan Tanpa Nama menjadi refleksi sunyi atas pengorbanan mereka yang tidak sempat dikenal namanya, namun jasanya tetap abadi.
4. Taman Monumen Bung Hatta
Berada di kawasan Benteng Pasar Atas, Kecamatan Guguk Panjang, taman ini menyimpan monumen Bung Hatta, tokoh besar asal Bukittinggi.
Tidak hanya menampilkan sosok Bung Hatta, tapi juga memberikan informasi sejarah tentang peran besar beliau dalam perjuangan kemerdekaan.
Taman ini juga menjadi salah satu spot edukatif dan reflektif untuk mengenang pemikiran-pemikiran Bung Hatta yang masih relevan hingga kini.

5. Tugu Polwan Pertama di Indonesia
Bukittinggi menyimpan fakta penting sebagai kota kelahiran Polisi Wanita (Polwan) pertama Indonesia.
Tugu ini dinamakan Tugu Esthi Bhakti Warapsari dan diresmikan pada 27 April 1993 oleh Kapolri saat itu, Drs. Banurusman.
Dibangun untuk menghormati peran perempuan dalam dunia kepolisian dan menjadi pengingat bahwa kesetaraan gender dalam pengabdian kepada negara.

6. Monumen Pendidikan Opsir Divisi XI
Tugu ini terletak di depan Balaikota lama Bukittinggi, tepatnya di Jalan Kusuma Bhakti No. 1, Kubu Gulai Bancah, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan.
Monumen tersebut menampilkan sosok pria bersenjata pedang dan berisi kutipan menyentuh:
“Aku mencintaimu tanah airku, teruskan perjuangan kami.”
Tugu ini menjadi kenangan atas lahirnya banyak perwira dari Divisi XI Benteng Sumatera Tengah.
Dimana kemudian memainkan peran penting dalam masa-masa revolusi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
7. Monumen Tentara Pelajar
Berlokasi di Jalan Sudirman Bukittinggi, monumen didedikasikan khusus bagi tentara pelajar yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI tahun 1965.
Pada tugu tersebut tertulis beberapa nama para pahlawan beserta daerah asal mereka.
Selain sebagai penghormatan, monumen juga menjadi pengingat atas sejarah kelam bangsa dan pentingnya menjaga ideologi negara.
Tulisan “Teruskan perjuangan kami” menjadi pesan moral yang terus digaungkan kepada generasi penerus.
Tugu-Tugu Merawat Ingatan Lintas Generasi
Tujuh tugu diatas bukan sekadar bangunan atau hiasan kota, melainkan pengingat hidup atas sejarah panjang perjuangan, pengorbanan, dan identitas bangsa.
Di kota yang berjuluk “Parijs van Sumatra”, setiap sudutnya menyimpan cerita, dan setiap tugu adalah pintu masuk untuk memahami bagaimana bangsa ini berdiri.
Bagi wisatawan atau generasi muda, menyusuri tugu-tugu ini bisa menjadi perjalanan sejarah yang penuh makna.
Bukan hanya melihat, tetapi juga belajar, mengenang, dan menghargai perjuangan yang telah ada sejak dahulunya.
Editor: Nanda Bismar