Lubuk Tarok di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, menyimpan banyak jejak sejarah dan budaya yang masih lestari hingga kini.
Salah satu kecamatan yang cukup terkenal dengan kekayaan budayanya adalah Kecamatan Lubuk Tarok.
Bukan hanya sekadar tempat tinggal masyarakat, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah kerajaan, peninggalan leluhur pada masa lampau.
Bagi wisatawan yang ingin menyelami lebih dalam tentang budaya dan sejarah Minangkabau, Lubuk Tarok menghadirkan sejumlah destinasi menarik.
Berikut adalah tiga rekomendasi wisata budaya, sejarah, dan religi yang bisa kamu kunjungi di Lubuk Tarok.
Baca Juga 6 Wisata Budaya & Religi di Sijunjung yang Sarat Sejarah Minangkabau
1. Kerajaan Jambu Lipo
Wisata budaya dan sejarah di Lubuk Tarok tidak bisa dilepaskan dari Kerajaan Jambu Lipo, salah satu kerajaan bersejarah di Minangkabau.
Menurut Tambo Minangkabau, nama Jambu Lipo berasal dari ungkapan “jan bu lupo” yang berarti jangan ibu lupa.
Ungkapan ini mencerminkan pesan persaudaraan dari perjanjian Rajo Tigo Selo di Pagaruyung agar tidak saling melupakan.
Awalnya, pusat pemerintahan Kerajaan Jambu Lipo berada di Bukit Jambu Lipo.
Namun, pada masa pemerintahan Raja ke-4, Buayo Kumbang, diputuskan untuk memindahkan pusat kerajaan ke Nagari Lubuk Tarok.
Keputusan ini diambil setelah adanya perundingan terkait pertentangan Putih Mengenang, sejak saat itu, kerajaan tidak lagi berpusat di puncak bukit.

2. Makam Raja Jambu Lipo
Tidak jauh dari situs kerajaan, terdapat Makam Raja Jambu Lipo yang juga menjadi bagian penting dari sejarah Lubuk Tarok.
Makam ini terletak di Jorong Jambu Lipo, Nagari Lubuk Tarok, Kecamatan Lubuk Tarok.
Lokasinya termasuk dalam struktur cagar budaya Kabupaten Sijunjung, sehingga keberadaannya sangat dijaga.
Terdapat empat makam raja yang memimpin Kerajaan Jambu Lipo pada periode ke-10 hingga ke-13, yaitu St. Bagindo Tan Ameh X, XI, XII, dan XIII.
Masing-masing makam memiliki jirat batu yaitu nisan pada sisi utara berbentuk bulat, sementara sisi selatan cenderung pipih, memberikan ciri khas tersendiri.
Bagi wisatawan yang tertarik pada wisata religi, mengunjungi makam raja-raja Jambu Lipo bisa menjadi pengalaman spiritual sekaligus historis.
Tempat ini memberikan kesempatan untuk merenungkan jejak para leluhur dan kontribusi mereka terhadap perkembangan budaya Minangkabau.

3. Rumah Gadang 13 Ruang Suku Dalimo
Lubuk Tarok juga memiliki bangunan adat yang unik dan berbeda dari rumah gadang pada umumnya, yaitu Rumah Gadang 13 Ruang Suku Dalimo.
Berlokasi di Jalan Sungai Jodi, Desa Sungai Jodi, rumah gadang ini merupakan salah satu cagar budaya Indonesia yang masih terjaga hingga kini.
Rumah gadang Dalimo istimewa dan berbeda karena memiliki jumlah ruangan sebanyak 13 ruangan dan berbeda dari rumah gadang yang lainnya.
Bahkan, pada awalnya rumah ini memiliki 17 ruang karena berasal dari kelarasan Koto Piliang.
Bangunan rumah gadang 13 ruang berbentuk rumah panggung, ditopang oleh 70 tiang kayu polos tanpa ukiran.
Atapnya memiliki enam gonjong dengan langgam alang tabang, mencerminkan gaya arsitektur khas Minangkabau.
Salah satu bagian menarik adalah anjuang, yaitu lantai yang ditinggikan di sisi timur rumah untuk keluarga yang dituakan.
Ukuran rumah ini pun cukup besar, menjadikannya salah satu rumah gadang terbesar di Sijunjung.
Mengunjungi rumah gadang ini memberi pengalaman berharga bagi para wisatawan.
Karena dapat melihat langsung bagaimana falsafah Minangkabau “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” tercermin dalam arsitektur dan fungsi ruangan.
Rumah ini juga menjadi simbol persatuan, gotong royong, dan kekerabatan masyarakat suku Dalimo.
Lubuk Tarok di Kabupaten Sijunjung, ternyata menyimpan banyak kekayaan budaya, sejarah, dan religi yang layak untuk dikunjungi.
Bagi wisatawan yang mencari pengalaman berbeda di Sumatera Barat, berkunjung ke Lubuk Tarok adalah pilihan tepat.
Tidak hanya bisa menikmati keindahan alam, tetapi juga menyelami warisan budaya yang hingga kini masih dijaga dengan penuh kebanggaan oleh masyarakat setempat.
Editor: Nanda Bismar