Close Menu
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Tips & Checklist Liburan Eco Friendly ke Sumatera Barat

07/10/2025

5 Restoran Lokal untuk Pecinta Pizza di Padang: Cita Rasa Otentik Khas Italia

06/10/2025

Matcha Lovers Wajib Tahu! Ini 5 Tempat Matcha Terfavorit di Padang

05/10/2025
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
West Sumatra 360
Wednesday, October 8 Login
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services
West Sumatra 360
Home»Wisata»Budaya»Lukah Gilo: Tradisi Mistis yang Menjelma Jadi Pertunjukan Seni Minangkabau
Budaya

Lukah Gilo: Tradisi Mistis yang Menjelma Jadi Pertunjukan Seni Minangkabau

Yoga PrasetyoBy Yoga Prasetyo26/07/2025
Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
Lukah Gilo: Tradisi Mistis yang Menjelma Jadi Pertunjukan Seni Minangkabau
Lukah Gilo - Photo IG @iam.arianaga
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Lukah Gilo adalah kesenian tradisional yang berasal dari zaman nenek moyang orang Minang dan diyakini telah eksis sejak masa Kerajaan Pagaruyung.

Tidak hanya sebagai bentuk kesenian dan budaya setempat, tetapi juga sarat dengan nilai magis yang masih dipercaya oleh Masyarakat hingga saat ini.

Bukan hanya sekadar hiburan, namun merupakan bentuk interaksi antara manusia dan alam gaib, penuh dengan pengaruh animisme dan dinamisme yang kental.

Asal-usul dan Makna di Balik Nama Lukah Gilo

Secara harfiah, “lukah” adalah alat penangkap ikan yang dibuat dari anyaman rotan atau bambu.

Sementara itu, “gilo” dalam bahasa Minang berarti “gila” yang berarti sebuah lukah yang seolah-olah hidup dan bertingkah liar seperti orang kesurupan.

Lukah ini dipercaya telah dirasuki oleh roh atau jin yang dipanggil oleh seorang pemimpin upacara, yang disebut Kulipah.

Dalam kepercayaan tradisional, roh inilah yang membuat lukah bergerak tidak terkendali dan sulit dijinakkan.

Lukah Gilo: Tradisi Mistis yang Menjelma Jadi Pertunjukan Seni Minangkabau
Lukah Gilo Photo IG iamarianaga

Peran Kulipah dan Prosesi Mistis di Dalamnya

Kulipah adalah sosok kunci dalam pertunjukan Lukah Gilo, Ia bukan hanya pemimpin ritual, tetapi juga mediator antara dunia manusia dan dunia roh.

Kemudian Kulipah akan membacakan mantra tertentu untuk “memanggil” roh agar masuk ke dalam lukah.

Prosesi awal biasanya dilakukan di malam hari dan diawali dengan pembakaran kemenyan, dupa, serta penyembelihan ayam sebagai bentuk persembahan.

Pakaian serba hitam menjadi identitas khas para pemain, semakin memperkuat nuansa mistis dalam pertunjukan ini.

Ketika lukah mulai “kerasukan”, beberapa pemuda akan berusaha memegang dan mengendalikan lukah tersebut.

Lukah akan melonjak, mengamuk, dan menyeret para pemain ke berbagai arah, sehingga tak jarang ada yang terlempar atau bahkan kesurupan.

Hal tersebut akibat tidak mampu mengendalikan energi lukah yang dianggap sedang “menggila”.

Pada momen inilah, penonton biasanya akan ikut bersorak, dengan teriakan seperti “pacik-an kapalonyo” (pegang kepalanya) atau “elo taruih” (tarik terus).

Baca Juga Bendera Marawa di Minangkabau: Simbol Budaya Penuh Makna

Perubahan Terjadi Seiring Masuknya Islam

Ketika Islam masuk ke Minangkabau, terutama di masa pergerakan kaum Paderi, tradisi Lukah Gilo mendapat penolakan keras.

Hal ini karena unsur magis dalam pertunjukan dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.

Unsur pemanggilan roh dan darah persembahan dianggap sebagai praktik syirik dan dilarang dalam ajaran Islam.

Karena tekanan tersebut, banyak pertunjukan Lukah Gilo yang terhenti atau dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Klook.com

Namun, seiring waktu, masyarakat mulai mencari cara untuk mempertahankan tradisi tanpa melanggar nilai-nilai Islam.

Maka lahirlah versi baru dari Lukah Gilo, bukan lagi sebagai ritual pemanggilan roh, melainkan sebagai tarian sebagai sebuah seni pertunjukan budaya yang sarat makna.

Lukah Gilo: Tradisi Mistis yang Menjelma Jadi Pertunjukan Seni Minangkabau
Lukah Gilo Photo IG iamarianaga

Lukah Gilo sebagai Tari Tradisional

Dalam bentuk modern, Lukah Gilo ditampilkan sebagai pertunjukan tari yang tetap mempertahankan ciri khas gerakan liar dari lukah, namun tanpa pemanggilan roh.

Untuk memperkuat suasana, pertunjukan tarian diiringi dengan musik tradisional Minang seperti talempong, gandang, dan saluang.

Musik tidak hanya sebagai pengiring, tetapi juga sebagai penyatu gerakan antara lukah dan para penari.

Irama musik pun biasanya mengikuti tempo gerakan lukah, semakin cepat dan liar gerakannya, semakin cepat pula dentuman musiknya.

Menariknya, meski unsur magis telah dihapuskan, tidak sedikit penonton yang masih merasakan aura mistis saat menonton Lukah Gilo.

Hal ini karena interaksi antara pemain dan lukah tetap terlihat intens dan emosional.

Bahkan, pada beberapa pertunjukan, masih terdapat pemain yang kesurupan karena terbawa suasana.

Disinilah peran Kulipah tetap dibutuhkan, tidak hanya sebagai pemimpin tari, tetapi juga sebagai penjaga spiritualitas pertunjukan.

Atraksi Budaya yang Menghibur dan Memukau

Lukah Gilo saat ini kerap ditampilkan dalam acara festival budaya, atau helat kenagarian.

Pertunjukan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, baik lokal maupun wisatawan.

Tidak hanya menyuguhkan hiburan, Lukah Gilo juga mengingatkan kita akan kedalaman tradisi Minangkabau yang mampu bertahan lintas zaman.

Melihat bagaimana para pemain berjuang mengendalikan lukah yang menggila, penonton pun ikut larut dalam ketegangan dan keseruan.

Unsur musik, kostum, dan semangat para pemain membuat Lukah Gilo menjadi pertunjukan yang penuh energi dengan nilai budaya yang mendalam.

Lukah Gilo: Tradisi Mistis yang Menjelma Jadi Pertunjukan Seni Minangkabau
Lukah Gilo Photo IG iamarianaga

Warisan Budaya yang Tetap Hidup Hingga Sekarang

Meskipun kini tampil dalam wujud yang lebih “aman” dan islami, Lukah Gilo tetaplah warisan budaya yang tak ternilai.

Mencerminkan kreativitas, spiritualitas, dan keberanian orang Minang dalam menghadapi perubahan zaman tanpa kehilangan akar budaya.

Dengan terus melestarikannya, masyarakat Minangkabau menunjukkan bahwa tradisi Lukah Gilo bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan juga sebagai jati diri.

Editor: Nanda Bismar
Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
Yoga Prasetyo
  • Website
  • Instagram

Related Posts

Nagari Ujung Gading: Menelusuri Jejak Suku Mandailing di Ranah Minang

18/09/2025

6 Wisata Budaya & Religi di Sijunjung yang Sarat Sejarah Minangkabau

24/08/2025

Sapo-Sapoan: Pengobatan Alternatif yang Unik dari Minangkabau

13/08/2025
Add A Comment

Comments are closed.

Top Posts

Tips & Checklist Liburan Eco Friendly ke Sumatera Barat

07/10/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022

5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

04/12/2022

6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

05/12/2022

Subscribe to Updates

Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

Most Popular

Tips & Checklist Liburan Eco Friendly ke Sumatera Barat

07/10/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022
Our Picks

Tips & Checklist Liburan Eco Friendly ke Sumatera Barat

07/10/2025

5 Restoran Lokal untuk Pecinta Pizza di Padang: Cita Rasa Otentik Khas Italia

06/10/2025

Matcha Lovers Wajib Tahu! Ini 5 Tempat Matcha Terfavorit di Padang

05/10/2025

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

Facebook X (Twitter) Instagram
  • About
  • Privacy Policy
  • Our Team
© 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?