Close Menu
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Mau Coba Gultik di Padang? Berikut 3 Tempat Makan Paling Direkomendasikan

04/10/2025

Rekomendasi Bakmi Lezat di Padang Part 2, Porsi Melimpah dan Harga Ramah Kantong

03/10/2025

5 Rekomendasi Tempat Gym Terbaik di Bukittinggi

02/10/2025
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
West Sumatra 360
Saturday, October 4 Login
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services
West Sumatra 360
Home»Wisata»Budaya»Makna dan Nilai Adat dalam Tradisi Badantam di Pariaman
Budaya

Makna dan Nilai Adat dalam Tradisi Badantam di Pariaman

Yoga PrasetyoBy Yoga Prasetyo18/07/2025
Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
Makna dan Nilai Adat yang Terkandung dalam Tradisi Badantam di Pariaman
Badantam - Photo Anda_Visual
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Tradisi Badantam merupakan salah satu tradisi yang unik dalam pelaksanaan acara pernikahan di Pariaman.

Bukan sekadar rangkaian seremoni biasa, melainkan bentuk nyata dari gotong royong dan solidaritas sosial yang mengakar kuat di tengah Masyarakat.

Bagi masyarakat setempat, Badantam adalah wujud penghormatan terhadap nilai kebersamaan, dan tanggung jawab dalam menyukseskan alek (pesta pernikahan).

Penasaran dengan ulasan selengkapnya? Berikut West Sumatra 360 menyajikan informasinya untuk kamu.

Apa Itu Tradisi Badantam?

Badantam adalah tradisi penggalangan dana yang dilakukan pada malam kedua dari rangkaian acara pernikahan.

Biasanya, malam itu dimanfaatkan oleh keluarga mempelai wanita (anak daro) untuk mengundang keluarga besar, mamak (paman), dan masyarakat sekitar.

Kemudian, satu per satu hadirin akan menyumbangkan dana secara terbuka dengan nama serta jumlah uang yang diberikan akan diumumkan kepada seluruh hadirin.

Tradisi ini tak hanya dilakukan sebagai bentuk sumbangan, tetapi juga sebagai kompetisi sosial yang sehat.

Semakin besar nominal yang diberikan, semakin tinggi pula penghargaan sosial yang diterima.

Walaupun begitu, tidak ada paksaan atau keharusan jumlah tertentu yang terpenting adalah niat untuk membantu.

Makna dan Nilai Adat yang Terkandung dalam Tradisi Badantam di Pariaman
Badantam Photo Anda Visual

Asal Usul dan Nilai Sejarah Badantam

Meski tidak ada catatan tertulis resmi mengenai kapan tepatnya Badantam mulai dilakukan, masyarakat lokal menyebut tradisi ini sudah ada sejak tahun 1945.

Awalnya, tradisi Badantam muncul karena beratnya beban biaya dalam pelaksanaan perkawinan, khususnya dalam sistem bajapuik sangat berat.

Dalam sistem ini, mempelai laki-laki seolah “dibeli” melalui uang japuik, yang nilainya tergantung pada status sosialnya.

Ketika salah satu keluarga hendak menggelar pernikahan namun terkendala biaya, masyarakat kampung pun sepakat untuk saling membantu secara bergotong royong.

Dari sinilah muncul ide “dantam di ateh namo”, yaitu mengumpulkan dana dari masyarakat sekitar untuk meringankan beban biaya pesta.

Baca Juga Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Minangkabau

Tradisi Badantam dalam Rangkaian Alek Perkawinan

Badantam dilakukan setelah prosesi resepsi pada malam hari, biasanya mulai pukul 20.00 WIB, sebelum anak daro diantar ke rumah marapulai.

Kegiatan diawali dengan bakumpua dan barundiang (berkumpul dan bermusyawarah) di rumah sipangka (pemilik hajat).

Setelah itu, dilakukan penyerahan dana kepada keluarga yang mengadakan acara dimana dana tersebut dikumpulkan dari masyarakat yang hadir dengan sukarela.

Klook.com

Setelah itu, dilakukan makan bersama sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih atas partisipasi masyarakat.

Makna dan Nilai Adat yang Terkandung dalam Tradisi Badantam di Pariaman
Badantam Photo Anda Visual

Tata cara pelaksanaan Badantam meliputi beberapa tahapan penting:

Bakumpua dan Barundiang di Rumah Sipangka

Semua keluarga besar dan tokoh masyarakat berkumpul untuk berdiskusi dan mempersiapkan pelaksanaan badantam.

Penyerahan Dana kepada Sipangka

Setiap tamu menyampaikan bantuannya, baik berupa uang tunai maupun bentuk lainnya, yang kemudian dicatat dan diumumkan.

Kesepakatan Mamak Rumah dan Sumando

Mamak (paman dari pihak ibu) dan sumando (mantu laki-laki) menyepakati bagaimana pengelolaan dana akan dilakukan agar bermanfaat.

Makan Basamo

Sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih, seluruh peserta badantam makan bersama dalam suasana kekeluargaan.

Panutuik

Setelah prosesi selesai, acara ditutup dengan doa bersama dan sambutan singkat dari keluarga penyelenggara.

Variasi Istilah Badantam di Daerah Lain

Tradisi Badantam dikenal pula dengan banyak nama berbeda di berbagai wilayah di Sumatera Barat.

Misalnya, di beberapa wilayah disebut dengan Badoncek, Baretong, atau Pasirihan.

Walaupun memiliki istilah penamaan yang berbeda, esensinya tetap sama yaitu meringankan beban keluarga yang menggelar pesta melalui solidaritas sosial.

Badantam Lebih dari Sekadar Tradisi

Dibalik praktik Badantam yang terdengar sangat ‘materi’, sesungguhnya terkandung nilai-nilai luhur khas Minangkabau.

Prinsip gotong royong, rasa malu, harga diri, dan solidaritas menjadi fondasi utama dan menyebabkan tradisi ini terus bertahan hingga sekarang.

Memberi bantuan bukan hanya soal nominal, tetapi juga soal menjaga kehormatan dan wibawa keluarga, terutama dalam konteks adat.

Selain itu, tradisi Badantam juga memutus anggapan bahwa sistem bajapuik semata-mata soal “membeli” laki-laki.

Sebaliknya, adalah cermin dari sistem sosial matrilineal, dimana perempuan dan keluarganya memegang peran penting dalam proses pernikahan.

Di tengah modernisasi yang kian masif, tradisi ini tetap lestari karena menjadi ruang ekspresi solidaritas, menjaga kehormatan keluarga, dan mempererat hubungan.

Tidak hanya relevan sebagai bagian dari adat, Badantam juga bisa menjadi inspirasi praktik gotong royong modern dalam kehidupan bermasyarakat hari ini.

Jika suatu hari kamu berkesempatan menghadiri alek di Pariaman, tidak menutup kemungkinan kamu akan ikut menyaksikan tradisi ini secara langsung.

Editor: Nanda Bismar
Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
Yoga Prasetyo
  • Website
  • Instagram

Related Posts

Nagari Ujung Gading: Menelusuri Jejak Suku Mandailing di Ranah Minang

18/09/2025

6 Wisata Budaya & Religi di Sijunjung yang Sarat Sejarah Minangkabau

24/08/2025

Sapo-Sapoan: Pengobatan Alternatif yang Unik dari Minangkabau

13/08/2025
Add A Comment

Comments are closed.

Top Posts

Mau Coba Gultik di Padang? Berikut 3 Tempat Makan Paling Direkomendasikan

04/10/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022

5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

04/12/2022

6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

05/12/2022

Subscribe to Updates

Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

Most Popular

Mau Coba Gultik di Padang? Berikut 3 Tempat Makan Paling Direkomendasikan

04/10/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022
Our Picks

Mau Coba Gultik di Padang? Berikut 3 Tempat Makan Paling Direkomendasikan

04/10/2025

Rekomendasi Bakmi Lezat di Padang Part 2, Porsi Melimpah dan Harga Ramah Kantong

03/10/2025

5 Rekomendasi Tempat Gym Terbaik di Bukittinggi

02/10/2025

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

Facebook X (Twitter) Instagram
  • About
  • Privacy Policy
  • Our Team
© 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?