Nama Reno Andam Suri mungkin sudah tidak asing lagi di telinga sebagian orang, terutama dalam dunia kuliner Indonesia.
Terlebih lagi berkat jasanya dalam melestarikan dan mempromosikan hidangan dari Sumatera Barat, khususnya rendang.
Sebagai seorang pakar kuliner, Reno Andam Suri tidak hanya terkenal dalam bidang kuliner dan bisnis, tetapi juga merupakan seorang penulis aktif.
Berkat karyanya tentang seluk beluk rendang, makanan khas Sumatera Barat ini berhasil diperkenalkan lebih jauh hingga kancah internasional.
Lalu bagaimana perjalanan seorang Reno Andam Suri dalam dunia kuliner dan apa isi dibalik karya tulisnya? Berikut adalah ulasan lengkapnya oleh West Sumatra 360,
Latar Belakang Pendidikan dan Pekerjaan
Lahir 2 Desember 1971 dan besar di Jakarta, Reno Andam Suri adalah seorang keturunan Minang dengan latar lingkungan yang lekat dengan tradisi kuliner.
Ia menyelesaikan Pendidikan formalnya sebagai sarjana bidang desain grafis di Universitas Trisakti, Jakarta.
“Sejak kecil, saya belajar banyak tentang bumbu dan teknik memasak tradisional dari Ibu saya, dan ketika dewasa, saya menyadari bahwa ini adalah warisan yang harus dijaga dan dilestarikan.” ujar Reno ketika berbincang dengan tim West Sumatra 360.
Salah satu hasil dari kerja kerasnya adalah ia dikenal sebagai seorang pendiri rendang kemasan dengan nama dagang ”Rendang Uni Farah” dari tahun 2004 hingga saat ini.
Selain itu, Reno juga mulai aktif menulis sejak tahun 2014, menjadi konsultan kuliner minang dan membawa para tamu yang ingin mencicipi lezatnya hidangan Minangkabau ke Sumatera Barat.
Ia menyebut petualangan kuliner tersebut dengan sebutan “rendang traveler”, yang belakangan ini konsisten membawa para wisatawan ke Sumatera Barat.
Latar Belakang Rendang Traveler
Setelah bergelut dengan ragam kuliner Indonesia, Reno akhirnya memutuskan untuk fokus pada salah satu hidangan ikonik, yaitu Rendang.
Banyak hal yang mempengaruhi, salah satunya adalah komplektisitas hidangan rendang, bumbu yang khas, dan cerita dibaliknya.
Ditambah lagi dengan rendang yang telah dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia.
Dengan semangat dan dedikasi, ia mendirikan “Rendang Traveler,” sebuah konsep yang tidak hanya menjual rendang, tetapi juga menceritakan kisah di balik setiap resep dan bahan-bahan yang digunakan.
“Hampir semua orang tahu tentang rendang, Tapi, tidak banyak yang benar-benar ‘mengenal’ rendang,” tutur Reno.
“Di Indonesia, kita bisa dengan mudah menemukan berbagai buku resep masakan, namun sangat sulit menemukan satu buku yang membahas sebuah masakan dari segi budaya,” tambahnya.
Adapun tujuan utama dari Rendang Traveler adalah untuk menghidupkan kembali minat terhadap masakan tradisional dan memastikan bahwa resep-resep warisan ini tetap hidup dan dinikmati oleh generasi mendatang.
Reno ingin membawa rendang ke seluruh dunia dan menunjukkan bahwa masakan tradisional bisa memiliki tempat dalam dunia kuliner modern saat ini.
Perjalanan di Bidang Kuliner
Reno mulai menggarap buku Rendang Traveler sejak tahun 2012 dengan tema utama “Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang”.
Buku ini tidak hanya berisi resep tentang rendang, tetapi juga cerita, budaya dan sejarah, sehingga tidak heran bahwa buku ini langsung menjadi best seller.
Keberhasilan buku Rendang Traveler juga turut membuka jalan baginya untuk muncul di berbagai acara kuliner dan televisi, berbagi pengetahuan tentang masakan Minangkabau.
Selain itu ternyata terdapat fakta unik dibalik hadirnya buku tersebut, hal ini dipicu oleh keluhan dua orang mahasiswa yang menemuinya saat mereka mengerjakan skripsi.
Mereka kesulitan menemukan buku acuan tentang rendang yang lebih dari sekadar resep dan cara membuatnya.
Dalam menggarap buku Rendang Traveler, Reno tidak sendirian, dia juga turut mengajak Bondan Winarno yang memang terkenal sebagai salah satu pakar kuliner Nusantara.
“Dari situ saya semakin yakin, bahwa harus bisa segera ditulis, entah nanti jadinya berupa buku atau sekadar catatan perjalanan,” kenang Reno.
Baca Juga Rahmat Taufik: Pegiat Seni & Budaya Minangkabau Asal Pariaman
Walaupun penuh semangat, langkah awal untuk memulai penulisan buku tidaklah mudah.
Reno hanya mengandalkan biaya dan sumber daya sendiri serta sempat kebingungan dalam mencari narasumber yang tepat.
Namun, ia tidak kehabisan akal, sebagai orang Minang, ia pun memanfaatkan jejaring keluarga dan kenalannya.
Reno kemudian menghubungi satu per satu pelaku usaha dan pembuat rendang terkenal di Sumatera Barat.
Pada pertemuan pertama, Reno biasanya hanya mengajak berbincang dan meminta izin untuk membuat janji kedua bersama fotografer guna mengambil gambar.
“Banyak pengusaha dan pembuat rendang yang menerima saya dengan baik, mereka mendukung usaha saya untuk mendokumentasikan segala hal terkait rendang,” kata Reno.
Kesediaan mereka memungkinkan Reno untuk terlibat langsung dalam kegiatan memasak dan masuk ke dapur mengikuti proses pembuatan rendang di bawah bimbingan sang pemilik.
Selain itu, Reno juga mendapat banyak masukan berharga dari interaksi intensnya dengan para pembuat rendang dan beberapa tokoh adat.
Informasi dan wawasan bahkan sering datang dari hal-hal tak terduga, seperti candaan atau lantunan pantun yang dilakukan para pembuat rendang saat bekerja.
Karya-karyanya kini menjadi jembatan bagi generasi masa kini dan mendatang untuk memahami dan menghargai kekayaan kuliner Minangkabau.
Prestasi dan Penghargaan
Atas dedikasi dalam melestarikan dan mempromosikan hidangan Rendang, Reno telah menerima berbagai penghargaan, baik lokal maupun internasional.
Selain itu, buku dan produk rendangnya juga telah memenangkan beberapa penghargaan kuliner.
- Best of The Book ”Minang Legacy to the World”, Gourmand Cookbook Award, France (2021)
- Winner of The Local Cookbook, Gourmand Cookbook Award, Beijing (2014)
- Google Ambassador for Campaign Local Business Go Online (2012)
- The Best 50th Online Shop Markplus.inc (2012)
- The 3rd Winner Woman Entrepreneur Femina Magazine (2009)
Tonton penampilan Reno Andam Suri pada TED Talk Jakarta disini
Aktivitas Keseharian Seorang Reno Andam Suri
“Memasak adalah bagian dari hidup saya, setiap hari adalah kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru dan berbagi dengan orang lain,” kata Reno sambil tersenyum.
Selain itu, Reno juga aktif mengajar dan memberikan workshop tentang masakan Minangkabau, baik secara offline maupun online.
Ia percaya bahwa pendidikan adalah salah satu kunci untuk melestarikan warisan kuliner yang kaya.
“Saya ingin generasi muda merasakan dan menghargai kekayaan kuliner kita, dengan begitu, warisan ini tidak akan hilang,” tambahnya kepada tim West Sumatra 360.
Reno Andam Suri adalah bukti seorang sosok inspiratif yang telah membawa masakan Minangkabau, khususnya rendang, ke panggung dunia.
Melalui usaha keras, dedikasi, dan kecintaan terhadap dunia kuliner, Reno tidak hanya melestarikan warisan kuliner Minangkabau tetapi juga sukses memperkenalkannya kepada dunia.
Saat ini, tidak hanya mendalami masakan khas Minangkabau, Reno juga mulai melakukan beberapa riset makanan khas nusantara lainnya.
Perjalanan dan prestasinya adalah bukti bahwa dengan cinta dan semangat, tradisi dan inovasi bisa berjalan beriringan, menciptakan harmoni yang indah dalam dunia kuliner.
Dengan segala pencapaiannya, Reno ingin terus menginspirasi banyak orang untuk menghargai dan mencintai masakan tradisional Indonesia.
Kemudian ia juga berpesan bahwa kuliner adalah salah satu cara terbaik untuk merayakan dan melestarikan budaya lokal.
Editor: Nanda Bismar