Kekayaan kuliner dan tradisi menjadi salah satu ciri khas yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari suatu daerah.
Salah satunya adalah tradisi dan kuliner yang melegenda di Nagari Pagadih, dan masih bertahan hingga saat ini.
Nagari Pagadih, merupakan satu nagari yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Agam dengan Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Lokasinya masih cukup terpencil karena akses jalan dan keberadaan nagari yang berada persis dalam tutupan hutan alami.
Secara administratif, Nagari Pagadih masuk dalam wilayah Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Jika bergerak dari Kota Padang, maka akan menempuh perjalanan darat sekitar 3 sampai dengan 4 jam perjalanan menuju arah Kabupaten Pasaman.
Sebagai nagari yang masih jauh dari hiruk pikuk perkotaan, suasana desa dan alam masih sangat kental di Pagadih.
Suhu yang dingin mencapai 18 derajat celcius juga menjadikan udara sangat segar dan sejuk.
Masyarakat Nagari Pagadih juga masih menjaga adat istiadat dengan teguh, penduduk yang homogen membuat aturan adat masih bertahan hingga saat ini.
Lalu apa saja hal menarik yang bisa ditemukan di Pagadih? Berikut adalah ulasan menariknya,
Asal Mula Nama Pagadih
Nagari Pagadih diperkirakan sudah terbentuk sekitar tahun 1800-an, disebutkan juga bahwa dahulunya nagari ini dikenal dikenal dengan sebutan Kampuang Dalam.
Masyarakat yang tinggal di nagari ini diduga berasal dari daerah kamang, Kabupaten Agam.
Kemunculan nama pagadih bisa dibilang cukup unik.
Hal ini dikarenakan awal mulanya berasal dari kata “Paga – Dih!”, sebuah perintah untuk menancapkan pagar ke tanah.
Kemudian seiring waktu, tongkat yang ditancapkan sebagai pagar tersebut berubah menjadi pohon beringin besar yang letaknya berada di tengah-tengah kampung.
Selain asal usul yang unik, Pagadih memiliki beberapa tradisi dan kuliner yang menarik dan cukup unik untuk diketahui.
Bahkan beberapa kuliner yang hanya ada pada acara tertentu saja membuatnya semakin menarik. Berikut adalah beberapa tradisi dan kuliner tersebut,
Tradisi Bakureh Nagari Pagadih
Tradisi Bakureh merupakan salah satu tradisi yang ada di daerah Minangkabau, salah satunya masih eksis hingga kini di Nagari Pagadih.
Bakureh dalam bahasa minang dapat diartikan bekerja atau jadi kuli. Hal ini dapat menggambarkan aktivitas yang dilakukan dalam keseharian di nagari pagadih.
Bakureh adalah aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat Nagari Pagadih secara gotong royong sesame warga.
Biasanya bakureh dilakukan pada beberapa kegiatan atau acara seperti pesta pernikahan, upacara kematian, dan berbagai upacara adat penting lainnya.
Macam-macam kegiatan bakureh, seperti membantu memasak, mempersiapkan acara, membantuk dekorasi, batagak rumah, hingga membantu ke ladang ataupun sawah.
Tradisi bakureh mengandung makna gotong royong yang kuat sesama warga, selain itu juga menjaga silaturahmi antar warga setempat yang selalu terjaga.
Baca Juga Air Terjun Sarasah Tigo Tingkek, Surga Tersembunyi di Sungai Guntung
Kuliner Khas Nagari Pagadih
1. Lamang Anam Potong Nagari Pagadih
Lamang anam potong merupakan kuliner khas nagari pagadih ketika acara pernikahan dan batagak penghulu.
Alasan kenapa lamang dipotong dan disusun menjadi enam tentunya memiliki makna khusus.
Hal ini dikarenakan untuk menghormati niniak mamak terdahulu yang dikenal dengan istilah Rajo.
Yaitu Dt. Rajo Nagari dari Suku Koto, Dt. Rajo Panghulu dari Suku Bodi, Dt. Rajo Panawa dari Suku Piliang, Dt. Rajo Imbang dari Suku Sikumbang, Dt. Rajo Ruhun dari Payobada dan Dt. Rajo Panduko Sati dari Suku Jambak.
2. Pangek Pucuak Ubi Nagari Pagadih
Samba pangek pucuak ubi (daun ubi) merupakan kuliner legendaris yang ada di Pagadih.
Dengan menggunakan metode memasak yang lama dan masih menggunakan kayu.
Hal ini bertujuan agar pucuak ubi menjadi lebih lembut dan menyatu dengan rempah-rempah khas lokal.
Hidangan Pangek Pucuak Ubi biasanya disajikan pada acara adat seperti, Badikia, akikah, acara pernikahan, hingga upacara atau mendoa kematian.
Dalam penghidanganya pun juga memiliki filosofi yaitu tidak boleh terlalu banyak sesuai dengan pepatah “Banyak tarancek-rancek, kurang tasio-sio”
Memiliki arti bahwa kita tidak boleh terlalu berlebihan dan hidup sederhana.
3. Gulai Pisang Nagari Pagadih
Gulai Pisang lazimnya menjadi salah satu makanan yang disajikan pada saat acara syukuran lahiran anak, yaitu dua atau tiga hari setelah hari kelahiran.
Makanan ini cukup unik dan khas dari nagari pagadih. Gulai pisang ini menjadi ungkapan rasa syukur dalam perayaan kelahiran anggota keluarga baru.
Penghidanganya biasanya diberikan kepada kerabat dan tetangga yang hadir dalam acara yang dikenal dengan istilah Mamangkeh.
4. Sikuai Nagari Pagadih
Sikuai Merupakan salah satu makanan tradisional yang diolah dengan bahan dasar beras ketan.
Campuran antara beras ketan dan gula aren menjadikan perubahan warna kecoklatan dengan citarasa yang legit manis.
Makanan ini biasanya disajikan dengan lamang anam yang disusun dengan pinyaram dalam satu hidangan piring.
Datanglah pada acara-acara adat seperti pernikahan, batagak pengulu, dan lainnya, maka tidak akan kesulitan untuk menemukan Sikuai.
Nah, demikianlah beberapa tradisi unik dan kuliner yang menarik dari Nagari Pagadih.
Semoga bisa terus terawat dan menambah wawasan kuliner kamu ya. Ikuti terus kami untuk informasi menarik lainnya seputar Sumatera Barat ya!
Katalog KKN-PPM UNAND NAGARI PAGADIH 2023 Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Hendri Koeswara, SIP, M.Soc.Sc Penanggung Jawab Program Oktriana Saputri Cindi Rahmawati Informan Ibu Mayar (Ketua Bundo Kanduang) Masyarakat Nagari Pagadih Rekan- rekan yang membantu Fikri Mardani M. Shidiq Adiaf Putra Wardatuil khairah Nadhillah Izni Adi Deby Rahma Anisa Agil Muhyidin Raihan M Hamid Rafiga Ibtisamah Firgi Andira Haniyah Anugerah Nurul Afifi Z Lela Gustri Sakina Sitompul Ashari Amru Murfid Rafif M. Rizky Hermanto Denisya Azzura M.Alif Ramadhan Fairiana Anggun Mike Yolanda Nurul Asri Risval Putra BY KKN-PPM UNAND 2023