Close Menu
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Nagari Ujung Gading: Menelusuri Jejak Suku Mandailing di Ranah Minang

18/09/2025

9 Desa Wisata Terbaik di Dharmasraya: Alam, Budaya & Kuliner Autentik

17/09/2025

What to See and Do in Padang – Ultimate Travel Guide

16/09/2025
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
West Sumatra 360
Friday, September 19 Login
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services
West Sumatra 360
Home»Wisata»Budaya»Pasambahan, Sastra Lisan Dari Minangkabau
Budaya

Pasambahan, Sastra Lisan Dari Minangkabau

Nanda BismarBy Nanda Bismar19/05/2023
Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
Pasambahan
Pasambahan
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Pasambahan

Orang Minang memiliki satu budaya yang unik sebelum memulai upacara-upacara penting bahkan sekedar untuk menikmati sajian makan bersama.

Budaya tersebut disebut dengan pidato pasambahan atau kerap kali disebut dengan pasambahan.

Tidak ada defenisi yang benar-benar menjelaskan mengenai makna pasambahan, namun beberapa diantaranya menjelaskan bahwa pasambahan merupakan dialek antara dua orang yang saling berkaitan.

Sekilas Pasambahan mirip dengan petatah petitih yang sambung menyambung hingga selesai, barulah upacara atau acara adat dimulai.

Biasanya  pasambahan kerap kali dilakukan ketika upacara adat seperti pernikahan, turun mandi, batagak pangulu dan lainnya.

Tradisi Mandoa, Menyatukan Budaya dan Agama di Minangkabau

Pidato Pasambahan

Pasambahan berasal dari kata “sambah” yang diberikan imbuhan pa-an. Sambah sendiri dalam bahasa Indonesia berarti “sembah” yaitu bentuk penghormatan pada orang lain atau perkataan yang menunjukkan rasa hormat.

Secara lengkap Pasambahan adalah dialog antara antara dua pihak yaitu “sipangka” yang menunjukkan tuan rumah dan “sialek” yang menunjukkan tamu yang datang.

Kata-kata dalam Pasambahan biasanya disesuaikan dengan acara yang akan dihelat, misalnya pesta perkawinan, acara makan bersama, upacara kematian, batagak pangulu dan lainnya.

Pada praktiknya masing-masing pihak yaitu tuan rumah (si pangka) dan tamu (si alek) memiliki perwakilan juru bicara yang telah ditentukan sebelumnya.

Juru bicara tersebut disebut sebagai juru sambah yang sudah memahami dan fasih dalam berkata-kata serta bertugas menyampaikan dan menjadi jembatan antara kedua belah pihak.

Dialog yang tersaji dalam tradisi pasambahan biasanya disampaikan secara halus dan terkesan puitis dengan tujuan saling menghormati, atau istilahnya lawan bicara adalah raja sendiri yang harus dihormati.

Pasambahan juga sarat dengan nilai sopan santun, misalnya ketika ingin memulai satu acara makan bersama yang disebut dengan tradisi makan bajamba.

Maka kedua belah pihak yang sedang melakukan pasambahan harus mencapai kesepakatan terlebih dahuliu dan tidak gegabah dalam memulai acara makan bersama.

Pasambahan - Makan Bajamba
Pasambahan Makan Bajamba

Nilai Yang Terkandung di Dalamnya

Banyak nilai yang terkandung di dalam tradisi lisan Pasambahan, misalnya setiap petatah petitih yang dikeluarkan oleh juru bicara merupakan hasil musyawarah mufakat kedua belah pihak.

Nilai yang bisa didapat bukan hanya itu saja tetapi juga kerendahan hati, ketelitian dan kecermatan serta taat pada adat istiadat.

Satu lagi misalnya pasambahan yang berisi nasihat, seperti pasambahan pitaruah marapulai yang masih eksis di Nagari Kayutanam hingga saat ini.

Pasambahan pitaruah marapulai adalah semacam nasihat yang diberikan kepada calon mempelai pria sebelum memulai hidup baru dengan mempelai wanita.

Nasihat tersebut disampaikan ketika acara pernikahan dimulai dengan memperhatikan perkataan yang halus dan tidak menyinggung.

Menarik sekali bukan ulasan mengenai budaya pasambahan yang ada di Minangkabau, walaupun sekarang ini budaya tersebut perlahan tergerus, namun masih cukup banyak daerah di Sumatera Barat yang masih menjaga tradisi tersebut.

Semoga ulasan diatas dapat semakin menambah wawasan kamu mengenai budaya Minangkabau dan tunggu informasi menarik lainnya dari West Sumatra 360!

Adat Berbalas Pantun Minangkabau Pasambahan Petatah Pidato
Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
Nanda Bismar
  • Website
  • Instagram

Related Posts

Nagari Ujung Gading: Menelusuri Jejak Suku Mandailing di Ranah Minang

18/09/2025

6 Wisata Budaya & Religi di Sijunjung yang Sarat Sejarah Minangkabau

24/08/2025

Sapo-Sapoan: Pengobatan Alternatif yang Unik dari Minangkabau

13/08/2025
Add A Comment

Comments are closed.

Top Posts

Nagari Ujung Gading: Menelusuri Jejak Suku Mandailing di Ranah Minang

18/09/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022

5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

04/12/2022

6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

05/12/2022

Subscribe to Updates

Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

Most Popular

Nagari Ujung Gading: Menelusuri Jejak Suku Mandailing di Ranah Minang

18/09/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022
Our Picks

Nagari Ujung Gading: Menelusuri Jejak Suku Mandailing di Ranah Minang

18/09/2025

9 Desa Wisata Terbaik di Dharmasraya: Alam, Budaya & Kuliner Autentik

17/09/2025

What to See and Do in Padang – Ultimate Travel Guide

16/09/2025

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

Facebook X (Twitter) Instagram
  • About
  • Privacy Policy
  • Our Team
© 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?