Close Menu
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Tips & Checklist Liburan Eco Friendly ke Sumatera Barat

07/10/2025

5 Restoran Lokal untuk Pecinta Pizza di Padang: Cita Rasa Otentik Khas Italia

06/10/2025
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
West Sumatra 360
Thursday, October 9 Login
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services
West Sumatra 360
Home»Wisata»Edukasi»Perang Padri; Perang Fenomenal di Sumatera Barat
Edukasi

Perang Padri; Perang Fenomenal di Sumatera Barat

Oki SaputraBy Oki Saputra20/05/2023
Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
Perang Padri - Photo J.P. de Veer - G.L
Perang Padri - Photo J.P. de Veer - G.L
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Perang Padri adalah perang yang terjadi dari tahun 1803–1837 di Provinsi Sumatera Barat, antara kaum Padri dan kaum Adat.

Kaum Padri adalah umat muslim yang ingin menerapkan Syari’at Islam di daerah Minangkabau, sedangkan kaum Adat mencakup para bangsawan dan ketua adat di Minangkabau saat itu.

Peran Kaum Padri Dan Kaum Adat

Awal mulanya Perang Padri merupakan perang saudara yang terjadi di ranah Minang, kemudian berakhir menjadi perang melawan pemerintah Kolonial Belanda.

Kaum Padri terdiri dari berbagai ulama menolak adat-istiadat yang banyak di praktikkan oleh penduduk asli di sekitar kerajaan Pagaruyuang.

Adat istiadat tersebut antara lain perjudian, sabung ayam, konsumsi madat, alkohol, tembakau selain sirih, aspek hukum adat matriarkat dalam pewarisan dan penegakan santai kewajiban ritual formal agama islam.

Sedangkan kaum adat merupakan para bangsawan dan ketua adat pada masa itu yang tidak sepakat dengan ajaran dari para pemimpin padri.

Penyebab Terjadinya Perang Padri

Perang Padri dimulai setelah kepulangan tiga ulama Minang yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang dari Mekkah sekitar tahun 1803-an dan ingin memperbaiki Syari’at Islam yang belum sepenuhnya diterapkan oleh masyarakat Minangkabau.

Mengetahui keinginan tersebut Tuanku Nan Renceh tertarik dan kemudian mendukung keinginan ketiga ulama tersebut.

Bersama para ulama lainnya delapan tokoh tersebut dikenal sebagai harimau Nan Salapan sepakat untuk menghapuskan segala praktik yang dijalankan oleh masyarakat Minangkabau saat itu yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Baca Juga 9 Museum Yang Wajib Kamu Kunjungi di Sumatera Barat

Harimau Nan Salapan kemudian meminta Tuanku Lintau yang berkerabat dekat dengan tuanku Pagaruyuang Sultan Arifin Muningsyah.

Untuk mengajak penduduk Minang agar meninggalkan adat yang bertentangan dengan syariat Islam.

Dalam beberapa kali perundingan antara kaum Padri dan masyarakat adat tidak tercapai kesepakatan. Konflik ini menimbulkan keresahan dibeberapa desa kerajaan Pagaruyuang hingga tahun 1815,

Kaum Padri yang dipimpin Tuanku Lintau menyerang kerajaan Pagaruyuang dan perang pecah di Koto Tangah.

Di tahun 1821 kaum Adat terdesak dan meminta bantuan dari Pemerintah Kolonial Belanda dibawah pimpinan Letnan Kolonel Raff yang berhasil memukul mundur kaum Padri keluar dari wilayah Pagaruyuang.

Pada tahun 1825, raja terakhir Pagaruyuang yaitu Sultan Arifin Muningsyah kembali ke Pagaruyuang atas permintaan Kolonel Raff namun beliau wafat pada tahun yang sama.

Kemudian pada 15 November 1825 disepakatilah Perjanjian Masang yaitu periode gencatan senjata antara pasukan Belanda dengan Kaum Padri yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.

Pada masa gencatan senjata Tuanku Imam Bonjol dan pasukan Padri menyusun kembali kekuatan dengan merangkul kaum adat untuk melawan kekuatan tentara Belanda.

Ilustrasi Perang Padri
Ilustrasi Perang Padri

Berakhirnya Perang Padri

Sekitar tahun 1830 Pemerintahan Belanda mulai masuk ke kawasan Sumatera Barat karena Perang Padri tidak kunjung usai dan pasukan Belanda semakin teredesak.

Klook.com

Namun awal mula Belanda masuk tidak dengan maksud untuk perang melawan pasukan Padri, melainkan untuk membeli hasil bumi orang Minangkabau.

Alih-alih ingin membeli hasil bumi, Belanda terus melakukan pengumpulan pasukan dan membuat akses jalan menunju benteng terakhir pasukan Padri yang terletak di daerah Bonjol.

Melihat kondisi tersebut, pada tanggal 11 Januari 1833 untuk pertama kalinya kaum Padri dan kaum adat bersatu.

Melakukan penyerangan terhadap pemerintahan Kolonial Belanda yang membuat Belanda semakin terdesak dan kekurangan pasukan.

Alhasil Belanda mengeluarkan Plakat Panjang yang berisi bahwa kedatangan mereka bukan untuk menguasai tanah Minang.

Melainkan untuk berdagang dan keamanan sekaligus melarang peperangan di wilayah Minangkabau.

Walaupun Plakat Panjang telah dikeluarkan, namun hal tersebut hanyalah strategi Belanda dalam menyusun pasukan yang lebih besar, hingga menyerang benteng pasukan Padri yang dimulai pada tahun 1835.

Peperangan sengit antara kaum Padri dengan pasukan Belanda terjadi selama lebih dari satu setengah tahun.

Hingga pada tahun 1837 benteng Bonjol berhasil ditakhlukkan oleh Belanda sekaligus para pasukan Padri mundur dan terpisah-pisah.

Selanjutnya terkait dengan kekalahan Tuanku Imam Bonjol, beberapa referensi menyebut Tuanku Imam Bonjol ditipu oleh Belanda lalu ditangkap.

Sedangkan referensi lain menyebut Tuanku Imam Bonjol menyerahkan diri langsung kepada Belanda dengan catatan anaknya yang ikut berperang diangkat sebagai pegawai pemerintah Belanda.

Perang Padri dinyatakan resmi berakhir pada tahun 1838 ketika benteng terakhir pasukan Padri yang terletak di Rokan Hulu yang dipimpin oleh Tuanku Tambusai juga ikut dikuasai oleh pasukan Belanda.

Demikianlah sejarah singkat mengenai Perang Padri yang terjadi di Sumatera Barat.

Perang yang awalnya adalah perang saudara antara kaum padri dengan kaum adat kemudian berubah menjadi melawan pemerintahan kolonial Belanda.

Walaupun para pasukan adat dan Padri mengalami kekalahan, namun perjuangan Tuanku Imam Bonjol dan pasukannya dianggap sebagai semangat cinta tanah air dan berani melawan penjajah masa itu.

Oleh karena itu atas jasa-jasanya tersebut, Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Tambusai diberikan gelar pahlawan nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Semoga informasi mengenai Perang Padri yang fenomenal dapat semakin menambah wawasan sejarah kamu mengenai Sumatera Barat ya, tunggu informasi menarik lainnya dari West Sumatra 360!

Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
Oki Saputra
  • Website
  • Instagram

Related Posts

Fakta Seru tentang Sate Padang yang Perlu Kamu Tahu

25/09/2025

10 Things You Probably Don’t Know About West Sumatra

24/09/2025

Nagari Ujung Gading: Menelusuri Jejak Suku Mandailing di Ranah Minang

18/09/2025
Add A Comment

Comments are closed.

Top Posts

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022

5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

04/12/2022

6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

05/12/2022

Subscribe to Updates

Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

Most Popular

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022
Our Picks

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Tips & Checklist Liburan Eco Friendly ke Sumatera Barat

07/10/2025

5 Restoran Lokal untuk Pecinta Pizza di Padang: Cita Rasa Otentik Khas Italia

06/10/2025

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

Facebook X (Twitter) Instagram
  • About
  • Privacy Policy
  • Our Team
© 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?