Close Menu
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Tips & Checklist Liburan Eco Friendly ke Sumatera Barat

07/10/2025

5 Restoran Lokal untuk Pecinta Pizza di Padang: Cita Rasa Otentik Khas Italia

06/10/2025
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
West Sumatra 360
Wednesday, October 8 Login
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services
West Sumatra 360
Home»Wisata»Budaya»Pesona dan Keunikan Busana Pengantin Koto Gadang
Budaya

Pesona dan Keunikan Busana Pengantin Koto Gadang

Oki SaputraBy Oki Saputra21/01/2024
Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
Koto Gadang
Baju Koto Gadang - Photo Instagram @semuaadadisini
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Sumatera Barat termasuk salah satu provinsi dengan keunikan baju adat untuk pengantin dengan corak dan warna khas yang menarik.

Umumnya baju pengantin Minangkabau berwarna merah dengan hiasan corak emas dan juga suntiang terpasang di atas kepala kaum wanita.

Namun terdapat satu jenis pakaian adat minang yang digunakan dalam pesta pernikahan yang sangat terkenal yaitu busana pengantin yang berasal dari Nagari Koto Gadang.

Tidak hanya terkenal di nagari asalnya saja, namun busana pengantin asal Koto Gadang telah menjadi salah satu ikon busana pengantin asal Sumatera Barat.

Bukan hanya sekedar busana, tetapi juga terkandung makna filosofis sehingga menjadikannya busana yang begitu menarik dan unik.

Berikut adalah penjelasan singkat dari West Sumatera 360 tentang kemegahan dan makna yang terkandung di dalam busana pernikahan adat Koto Gadang.

Koto Gadang
arina Nadila dan Rangga Prihartanto Photo wolipopdetikcom

Baju Pengantin Koto Gadang

Baju adat Koto Gadang merupakan pakaian tradisional yang berasal dari Sumatera Barat tepatnya berasal dari Nagari Koto Gadang, IV Koto, Kabupaten Agam.

Daerah ini terkenal sebagai pusat produksi kerajinan perak dan menariknya juga menjadi tempat lahirnya banyak tokoh nasional dari Sumatera Barat.

Nagari Koto Gadang merupakan sebuah nagari yang indah, terletak di dataran antara Gunung Singgalang dan Ngarai Sianok.

Secara demografis, penduduknya terorganisir berdasarkan suku dan kaum yang dipimpin oleh seorang Penghulu Suku yang disebut Datuak.

Kekentalan kebudayaanya masih dijaga hingga saat ini, salah satunya melalui pakaian adat pengantin di pernikahan yang begitu memukau.

Tidak heran banyak yang tertarik dengan pesona pakaian pengantin nagari Koto Gadang.

Pesona Busana Pengantin Koto Gadang

Busana pengantin Koto Gadang memiliki daya tarik yang kuat dan memiliki karakter yang unik dibanding baju adat Minang lainnya.

Di daerah dataran tinggi Kabupaten Agam, busana ini memperlihatkan perbedaan yang mencolok dari sisi hiasan kepala.

Walaupun masyarakat Minang umumnya menggunakan hiasan kepala berwarna emas, yang disebut suntiang.

Namun, di dataran tinggi ini, busana adat Koto Gadang hadir dengan kesederhanaan yang memukau.

Corak yang berbeda dan baju kurung beserta penutup kepala, dikenal sebagai baju Adat Koto Gadang, menjadikan pesona tersendiri.

Busana pengantin Koto Gadang bukan hanya satu jenis, melainkan menghadirkan keberagaman dalam pemilihan pakaian.

Pengantin wanita, Anak Daro, mengenakan Baju Kurung Tarawang Tigo dengan talakuang dan selendang sebagai penutup kepala.

Sementara pengantin laki-laki, melalui acara akad atau resepsi, tampil dengan Baju Gadang, deta atau destar sebagai penutup kepala.

Klook.com

Ada juga variasi seperti Baju Roki yang eksklusif untuk resepsi, dilengkapi dengan deta gadang ameh berupa destar emas.

Eksplorasi gaya dalam busana Koto Gadang memberikan sentuhan keunikan pada setiap perayaan pernikahan.

Baca Juga The Authentic of Koto Gadang Heritage: Merasakan Kejayaan Minangkabau Masa Lampau

Koto Gadang
Baju Koto Gadang Instagram mecapan

Makna Filosofis Tingkuluak Talakuang

Tingkuluak Talakuang, sejenis kain segi empat yang melambai di atas kepala, bukan hanya aksesoris semata.

Bagi masyarakat Minang, tingkuluk talakuang memiliki makna filosofis yang dalam terutama bagi kaum perempuan.

Kain tersebut bukan sekedar penutup kepala, tetapi juga melambangkan kehormatan terhadap agama Islam.

Bahasa Minang menyebut tingkuluk sebagai penutup kepala, sedangkan talakuang adalah mukena yang dipakai untuk shalat.

Pesona dari busana ini bukan hanya terlihat Anggun diluar, tetapi juga terasa dalam makna yang filosofis dengan ajaran islam.

Corak Warna Busana Pengantin Koto Gadang

Warna merah dalam busana Koto Gadang bukan sekadar pilihan estetika, tetapi sekaligus juga menunjukkan simbol keberanian.

Pengantin yang mengenakan busana ini diharapkan memiliki keberanian untuk menghadapi segala tantangan hidup.

Meskipun warna merah masih mendominasi, modifikasi zaman membawa warna-warna baru seperti kuning keemasan, biru, ungu tua, dan hitam, memberikan keberagaman pada busana yang ikonik ini.

Nilai Keagamaan Baju Pengantin Koto Gadang

Falsafah Minang, “Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah,” menjadi panduan dalam desain busana Koto Gadang.

Aturan ini tidak hanya berlaku dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga pada pesta pernikahan.

Desain yang longgar, tidak membentuk lekuk tubuh pengantin, memberikan kesan yang besar dan mengikuti falsafah yang mengharuskan adat berpegang pada syariat Islam.

Busana ini adalah perpaduan harmonis antara tradisi dan kepatuhan kepada agama islam.

Dengan penjelasan diatas, terbukti bahwa busana pengantin asal Koto Gadang bukan hanya sekedar fashion pernikahan semata.

Lebih daripada itu merupakan satu busana yang memiliki nilai filosofis yang tinggi, bersamaan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut masyarakat Minangkabau.

Tidak heran jika busana pernikahan yang satu ini mampu menembus banyak kalangan dan daerah lain yang ingin menggunakan dalam berbagai acara adat.

Editor: Nanda Bismar
Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
Oki Saputra
  • Website
  • Instagram

Related Posts

Nagari Ujung Gading: Menelusuri Jejak Suku Mandailing di Ranah Minang

18/09/2025

6 Wisata Budaya & Religi di Sijunjung yang Sarat Sejarah Minangkabau

24/08/2025

Sapo-Sapoan: Pengobatan Alternatif yang Unik dari Minangkabau

13/08/2025
Add A Comment

Comments are closed.

Top Posts

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022

5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

04/12/2022

6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

05/12/2022

Subscribe to Updates

Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

Most Popular

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022
Our Picks

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Tips & Checklist Liburan Eco Friendly ke Sumatera Barat

07/10/2025

5 Restoran Lokal untuk Pecinta Pizza di Padang: Cita Rasa Otentik Khas Italia

06/10/2025

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

Facebook X (Twitter) Instagram
  • About
  • Privacy Policy
  • Our Team
© 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?