Situs Batu Batikam, Alamat: Jl. Jenderal Sudirman No.160, Dusun Tuo, Kec. Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar.
Batu Batikam merupakan sebuah batu yang tergolong sebagai jenis batu andesit keras dengan lubang berbentuk pipih di bagian tengah atas batu. Situs batu bersejarah ini berada di Jorong Tuo pada lahan seluas 1.800 meter persegi. Sekilas tidak ada yang spesial dari situs Batu Batikam karena terlihat seperti jenis batu pada umumnya. Namun jika dikaji lebih lanjut ternyata lubang yang terdapat pada Batu Batikam erat kaitannya dengan sejarah orang Minangkabau pertama kali.
Ukuran lubang pada batu ini mencapai 55 x 20 x 40 cm dengan bentuk lobang pipih pada bagian tengah atasnya. Keberadaan Batu Batikam menjadi salah satu bukti kuat eksistensi suku Minangkabau pada zaman Neolitikum sekaligus menjadi lambang perdamaian dan pentingnya musyawarah untuk mufakat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau dalam pengambilan keputusan masa itu.
Akses ke Lokasi Situs
Kota Batusangkar menjadi titik terdekat dari situs Batu Batikam dengan jarak hanya sekitar lima kilometer dan jika berangkat dari Kota Padang maka dibutuhkan waktu sekitar satu setengah jam untuk mencapai lokasi batu. Lokasi persis Batu Batikam berada di Dusun Tuo, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Sangat mudah diakses dengan kendaraan roda dua maupun roda empat karena situs batu bersejarah tersebut terletak di pinggir jalan raya Sudirman, Limo Kaum, Tanah Datar.
Sebagai penanda lokasi bisa menjadikan patokan pohon beringin yang sangat besar yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun berada di lokasi Batu Batikam.
Sejarah Batu Batikam
“Batu Batikam” jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia bermakna batu yang ditusuk atau dihujam suatu benda. Berdasarkan beberapa literasi dan pendapat yang berkembang, asal mula Batu Batikam diyakini akibat dari perselisihan paham antar dua orang nenek moyang sekaligus tokoh masyarakat Minangkabau masa itu tentang tata cara pemerintahan yang harus diterapkan. Kedua tokoh tersebut merupakan kakak beradik yaitu Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan.
Masing-masing tokoh memiliki pemahaman yang berbeda tentang sistem pemerintahan yang harus diterapkan, yaitu Datuak Parpatiah Nan Sabatang dengan paham pemerintahan cenderung demokratis, dengan falsafah “duduak samo tinggi, tagak samo randah”. Sedangkan pada sisi Datuak Katumanggungan memiliki paham pemerintahan yang diatur secara hirarki dengan falsafah “bajanjang naiak, batanggo turun”. Perdebatan untuk mengambil keputusan berlansung sengit dan memakan waktu yang lama, hingga terjadi perdebatan hebat.
Namun untuk menghindari pertengkaran dan adu fisik, keduanya pun meluapkan emosinya dengan menusuk sebuah batu dengan masing-masing kerisnya sehingga terciptalah sebuah lubang bekas tusukan yang menembus sisi depan dan belakang batu yang sekarang dikenal dengan nama Batu Batikam.
Batu Angkek-Angkek, Batu Peramal dari Tanah Datar
Nilai Sejarah
Batu Batikam jelas memiliki nilai sejarah tinggi tentang awal mula kehidupan masyarakat suku Minangkabau, situs tersebut juga menandakan bagaimana sistem pemerintahan di Minangkabau lahir dan berkembang. Selain menjadi simbol lahirnya sistem pemerintahan, situs Batu Batikam juga sekaligus menjadi simbol perdamaian antar dua orang tokoh dan pemimpin masyarakat Minangkabau pada masanya.
Adapun nilai lain yang terkandung adalah lokasi Batu Batikam juga disebut menjadi tempat musyawarah untuk mufakat para kepala suku zaman itu. Hal ini dibuktikan dengan lokasi Batu Batikam yang terletak di Medan nan Bapaneh atau tanah lapang dengan susunan batu disekitar yang menyerupai tempat duduk sebagai alas para kepala suku atau pemuka adat bermusyawarah.
Batu Batikam Saat Ini
Dengan perawatan yang cukup baik, lokasi situs Batu Batikam telah menjadi salah satu tujuan objek wisata sejarah yang ada di Sumatera Barat. Lokasi situs lengkap dengan sebatang pohon beringin rimbun yang masih terjaga hingga saat ini. Pengunjung yang ingin melihat kondisi batu tentu saja tidak dipungut biaya apapun alias dapat berwisata sejarah secara gratis.
Tidak hanya itu, Batu Batikam juga telah dijadikan sebagai benda cagar budaya yang artinya akan dipelihara dengan baik oleh pemerintah sebagai salah satu situs peninggalan sejarah. Cagar Budaya tersebut juga telah tercatat dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI No. PM.05/PW.007/MKP/2010 sekaligus dikelola oleh Balai Pelestarian dan Cagar Budaya Sumbar, Riau dan Kepulauan Riau.
Dengan nilai sejarah yang dimiliki, Batu Batikam jelas sangat layak menjadi salah satu pilihan objek wisata sejarah kamu, belajar sekaligus berkunjung ke salah satu situs batu yang penting bagi perkembangan masyarakat Minangkabau. Kamu tentu saja dapat memberikan tanggapan dan rekomendasi di kolom komentar tentang topik sejarah lainnya di Sumatera Barat yang ingin kamu ketahui.