Kota Padang sebagai salah satu kota multi etnik memiliki satu tradisi yang cukup unik yang disebut dengan tradisi “serak gulo” yaitu sebuah tradisi unik yang berasal dari etnik India.
Tradisi yang unik tersebut mencuat sebagai perayaan yang menggambarkan harmoni antara masyarakat keturunan India dan lokal di tengah hiruk pikuk Kota Padang.
Hingga saat ini, tradisi ini tetap dilestarikan di Kota Padang. Tidak hanya sekedar tradisi yang dirayakan namun juga memiliki beberapa keunikan mulai dari prosesi awal hingga akhir.
Penasaran dengan tradisi yang satu ini? berikut adalah ulasan menariknya dari West Sumatra 360,
Asal Usul Tradisi Serak Gulo di Kota Padang
Sebelum memasuki inti dari Tradisi Serak Gulo, penting untuk memahami konteks kaya akan sejarah dan keberagaman Kota Padang.
Terletak di tepi pantai yang memukau, kota ini telah menjadi pusat perdagangan dan pertemuan budaya selama berabad-abad.
Bangsa India, dengan latar belakang agama dan kepercayaan yang beragam, telah membawa serta warisan budaya baru ke pesisir Sumatera Barat.
Akulturasi budaya pun menjadi yang tidak terelakkan dengan masyarakat yang hidup berdampingan dalam toleransi dan kerukunan.
Baca Juga Berbagai Keunikan Tradisi Pesta Panen di Sumatera Barat
Serak Gulo, dalam bahasa Tamil yang berarti “pelemparan gula”, merupakan sebuah perayaan yang diperingati setiap tanggal 1 Jumadil Akhir menurut penanggalan Hijriyah.
Namun, akar tradisi ini menembus jauh ke masa silam di sebuah desa kecil di Nagore, Tamil Nadu, India.
Cerita dimulai dengan keajaiban pengobatan oleh Syekh Shahul Hamid, seorang ulama sufi yang terkenal akan kedermawanannya dan kekuatan spiritualnya.
Ketika seorang raja memenuhi nazarnya karena kesembuhan putranya yang diobati oleh Syekh Shahul Hamid, sebuah masjid didirikan sebagai tanda penghormatan.
Dari sinilah, legenda Syekh Shahul Hamid sebagai penyembuh terkenal berkembang pesat, dan tradisi taburan gula sebagai tanda syukur kepada Allah pun dimulai.
Di Kota Padang, tradisi ini terus diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa-jasa Syekh Shahul Hamid dan untuk memelihara warisan budaya mereka.
Prosesi Tradisi Serak Gulo: Simbol Kebahagiaan dan Persaudaraan
Setiap tahunnya, ketika hari yang ditunggu-tunggu tiba, salah satu masjid di Kota Padang menjadi pusat perhatian.
Biasanya tradisi Serak Gulo ini dipusatkan di Masjid Muhammadan yang beralamat di Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.
Prosesi Serak Gulo dimulai dengan persiapan yang teliti, di mana gula pasir dikemas rapat dengan kain perca berwarna-warni.
Sekedar informasi, gula pasir itu dikumpulkan dari hasil sumbangan masyarakat keturunan India yang berada di Kota Padang.
Kemudian, atribut-atribut upacara yang beragam dipasang dengan cermat, termasuk bendera-bendera yang dihias indah dengan bunga mawar dan melati.
Saat waktu sore menjelang, masyarakat berkumpul di sekitar masjid, penuh antusias dan penuh harapan.
Ketika azan Ashar berkumandang, momen yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Dari atap masjid, gula-gula itu dilemparkan ke arah kerumunan yang sudah menanti di halaman masjid.
Suasana penuh keceriaan dan syukur menyelimuti udara, disertai dengan doa-doa yang mengalun merdu.
Setelah taburan gula selesai, tradisi Serak Gulo tidak berakhir begitu saja.
Malam harinya, masyarakat kembali berkumpul untuk merayakan maulid Syekh Shahul Hamid selama 10 hari berturut-turut.
Dalam periode ini, surat Yasin dibaca dengan khidmat, pujian kepada Allah dinyanyikan, dan suasana religius memenuhi ruang.
Puncak acara terjadi pada hari kesepuluh dengan Arak Cendana, yaitu sebuah tradisi yang menandai akhir dari perayaan yang penuh makna ini.
Dalam pelaksanaannya, Serak Gulo bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga simbol keberagaman, toleransi, dan persaudaraan di Kota Padang.
Dari asal usulnya yang kaya akan cerita hingga prosesi yang memukau, tradisi ini memperkaya kehidupan budaya kota, dan memperkuat ikatan antar-etnis yang kuat.
Tradisi ini juga melibatkan banyak orang dari beragam etnik dan suku yang ada di Kota Padang, semuanya seperti bersuka cita dalam satu perayaan.
Dengan terus merayakan Serak Gulo, masyarakat Kota Padang tidak hanya memelihara warisan budaya mereka.
Tetapi juga memperkuat fondasi kerukunan yang telah lama terjalin di tengah-tengah kehidupan mereka.
Terus ikuti kami untuk informasi menarik lainnya seputar Sumatera Barat hanya di West Sumatra 360.
Editor: Nanda Bismar