Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    6 Wisata Budaya & Religi di Sijunjung yang Sarat Sejarah Minangkabau

    24/08/2025

    Mencari Masakan Sunda di Padang? Coba 5 Rekomendasi Ini!

    23/08/2025

    HOM Coffee and Pastry Padang: Homey, Menu Enak & Fasilitas Lengkap

    22/08/2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    West Sumatra 360
    Tuesday, August 26 Login
    • Home
      • About
      • Privacy Policy
      • UMKM
    • Culture
    • To Do
    • Food
    • Travel Tips
    West Sumatra 360
    Home»Wisata»Budaya»Tupai Janjang: Warisan Sastra Lisan Klasik Minangkabau dari Piladang
    Budaya

    Tupai Janjang: Warisan Sastra Lisan Klasik Minangkabau dari Piladang

    Yoga PrasetyoBy Yoga Prasetyo30/05/2024
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Tupai Janjang: Warisan Sastra Lisan Klasik Minangkabau dari Piladang
    Tupai Janjang: Warisan Sastra Lisan Klasik Minangkabau dari Piladang
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Tupai Janjang merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang berasal dari Minangkabau, tepatnya dari Nagari Piladang, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam.

    Tradisi ini merupakan bagian dari kekayaan budaya Minangkabau yang dikenal sebagai “bakaba,” yaitu tradisi bercerita oleh pendongeng tradisional.

    Namun, yang membuat Tupai Janjang unik adalah cara pertunjukkannya yang memadukan cerita, tarian, dan peragaan watak tokoh cerita oleh sang pendongeng.

    Berikut adalah ulasan menarik mengenai tradisi tupai janjang dari West Sumatra 360,

    Kisah di Balik Tupai Janjang

    Cerita Tupai Janjang mengisahkan tentang seorang ibu yang telah lama merindukan kehadiran seorang anak.

    Suatu hari, harapan itu terwujud ketika ia hamil dan melahirkan seorang anak yang sangat didamba dan dimanja oleh kedua orang tuanya.

    Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tantangan ketika sang anak menunjukkan perilaku seperti seekor tupai: melompat ke sana kemari dan merusak tanaman orang di ladang.

    Cerita dibalik kisah tersebut yang akhirnya menjadi pusat dari setiap pertunjukan Tupai Janjang.

    Menggambarkan konflik antara harapan dan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.

    Tupai Janjang: Warisan Sastra Lisan Klasik Minangkabau dari Piladang
    Penampilan Kesenian Tupai Janjang Photo Youtube Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat

    Penampilan Yang Unik dan Menarik

    Penampilan Tupai Janjang dilakukan secara solo oleh seorang pendongeng pria yang tidak hanya bercerita tetapi berlaku sebagai tokoh secara langsung.

    Hal ini membuat setiap pertunjukan menjadi sangat dinamis dan penuh ekspresi, dengan tingkah laku sang pendongeng.

    Pendongeng tidak diiringi musik, melainkan dibantu oleh dua orang laki-laki sebagai tukang tepuk, sebagai pengganti musik.

    Keunikan lain dari pertunjukan ini adalah penggunaan properti sederhana namun signifikan yaitu dua botol minuman yang diletakkan di depan tempat pendongeng.

    Kedua botol minuman digunakan oleh pendongeng untuk mendukung narasi ceritanya seolah sebagai elemen visual cerita.

    Baca Juga Randai: Kesenian yang Menggabungkan Seni Lagu, Tari, Drama dan Silat

    Tempat dan Waktu Pementasan

    Tupai Janjang biasanya dipentaskan di tempat-tempat lapang seperti beranda rumah, halaman, atau lapangan terbuka.

    Tradisi ini sering kali menjadi bagian dari upacara adat, dan pementasannya dilakukan pada malam hari, setelah shalat Isya hingga menjelang Subuh.

    Meskipun awalnya pertunjukan ini sering diadakan di surau, tempat ibadah tersebut kemudian tidak lagi digunakan untuk pementasan.

    Karena, sifat hiburan dari Tupai Janjang dianggap tidak sesuai dengan fungsi surau sebagai tempat ibadah.

    Peran Sosial dan Edukatif

    Selain sebagai hiburan, Tupai Janjang juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan pendidikan masyarakat di Minangkabau.

    Pertunjukan ini sering dimainkan saat alek nagari, yaitu perayaan atau acara adat di tingkat nagari (desa).

    Tujuan dari pertunjukan adalah untuk menghibur masyarakat dan sekaligus sebagai media pendidikan.

    Melalui cerita yang dibawakan, pendongeng tidak hanya menghibur tetapi juga menyampaikan nilai-nilai moral dan pelajaran hidup kepada penonton.

    Tupai Janjang: Warisan Sastra Lisan Klasik Minangkabau dari Piladang
    Penampilan Kesenian Tupai Janjang Photo Youtube Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat

    Pelestarian Tradisi di Era Modern

    Di era modern seperti saat sekarang pelestarian tradisi seperti Tupai Janjang menjadi tantangan tersendiri.

    Globalisasi dan modernisasi sering kali membuat generasi muda kurang tertarik pada seni dan tradisi lokal.

    Namun, berbagai upaya telah dilakukan untuk mempertahankan dan memperkenalkan Tupai Janjang kepada generasi baru.

    Misalnya, melalui festival budaya, pementasan langsung di sekolah-sekolah, dan penggunaan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang tradisi ini.

    Tupai Janjang adalah salah satu bentuk kekayaan budaya Minangkabau yang tida hanya menawarkan hiburan tetapi juga mengandung nilai-nilai edukatif.

    Dengan kombinasi antara cerita, tarian, dan peragaan tokoh, tradisi ini menghadirkan pengalaman yang unik dan menarik bagi penontonnya.

    Tonton Kesenian Tupai janjang disini.

    Meskipun menghadapi tantangan di era modern, dengan upaya pelestarian yang tepat, Tupai Janjang dapat terus hidup dan menjadi bagian penting dari identitas budaya Minangkabau.

    Sehingga pada tahun 2023 lalu, Tupai Janjang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaa Riset dan Teknologi sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

    Dengan demikian, Tupai Janjang tidak hanya akan menjadi cerita yang diceritakan dari satu generasi ke generasi berikutnya, tetapi juga menjadi saksi hidup dari kekayaan budaya Minangkabau yang terus berkembang.

    Bagaimana? Menarik bukan? Ikuti terus kami untuk informasi budaya dan sejarah lainnya seputar Sumatera Barat hanya di West Sumatra 360!

    Kamu juga bisa meninggalkan jejak di kolom komentar tentang hal yang ingin dibahas dan ingin diketahui secara lebih mendalam seputar Sumatera Barat.

    Editor: Nanda Bismar
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
    Yoga Prasetyo
    • Website
    • Instagram

    Related Posts

    6 Wisata Budaya & Religi di Sijunjung yang Sarat Sejarah Minangkabau

    24/08/2025

    Sapo-Sapoan: Pengobatan Alternatif yang Unik dari Minangkabau

    13/08/2025

    Badah Ayam: Tradisi Pengobatan Unik dari Minangkabau yang Masih Bertahan

    04/08/2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    Top Posts

    6 Wisata Budaya & Religi di Sijunjung yang Sarat Sejarah Minangkabau

    24/08/2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    01/12/2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    03/12/2022

    5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

    04/12/2022

    6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

    05/12/2022

    Subscribe to Updates

    Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

    Most Popular

    6 Wisata Budaya & Religi di Sijunjung yang Sarat Sejarah Minangkabau

    24/08/2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    01/12/2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    03/12/2022
    Our Picks

    6 Wisata Budaya & Religi di Sijunjung yang Sarat Sejarah Minangkabau

    24/08/2025

    Mencari Masakan Sunda di Padang? Coba 5 Rekomendasi Ini!

    23/08/2025

    HOM Coffee and Pastry Padang: Homey, Menu Enak & Fasilitas Lengkap

    22/08/2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    Facebook X (Twitter) Instagram
    • About
    • Privacy Policy
    • Our Team
    © 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?