Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Berburu Tempat Makan Seafood Segar Terbaik di Padang

    May 7, 2025

    6 Rekomendasi Kopi Keliling di Bukittinggi: Ngopi Enak Enggak Perlu Mahal!

    May 5, 2025

    Mengenal 5 Bandara di Sumatera Barat: Cerita Sejarah Hingga Modernisasi

    May 3, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    West Sumatra 360
    Saturday, May 10 Login
    • Home
      • About
      • Privacy Policy
      • UMKM
    • Culture
    • To Do
    • Food
    • Travel Tips
    West Sumatra 360
    Home»Wisata»Budaya»Uma, Rumah Tradisional Mentawai Yang Ramah Lingkungan
    Budaya

    Uma, Rumah Tradisional Mentawai Yang Ramah Lingkungan

    Oki SaputraBy Oki SaputraNovember 16, 2023
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Uma - Photo www.merahputih.com
    Uma - Photo www.merahputih.com
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email
    www.PrivateJetFinder.com

    Siapa yang tak kenal dengan Mentawai, sebuah kepulauan dengan sejuta pesona destinasi wisata dan budayanya yang memukau.

    Termasuk juga kawasan favorit bagi para peselancar di seluruh dunia. Selain memiliki garis pantai yang memukau dan ombak yang menantang.

    Pulau Mentawai juga menyimpan pesona budaya yang tidak kalah menarik.

    Dari berbagai macam budaya dan kebiasaan unik suku setempat, terdapat satu tempat yang sangat ikonik yaitu rumah suku asli Mentawai.

    Rumah tradisional itu disebut dengan Uma, sebagai sebuah perwujudan kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat setempat.

    Untuk mengetahuinya lebih lanjut berikut adalah ulasan menariknya dari West Sumatra 360,

    Uma

    Uma, atau lebih dikenal sebagai rumah bagi suku asli Mentawai, bukan sekadar tempat tinggal.

    Bangunan tersebut adalah perwujudan kebudayan yang mencerminkan kehidupan khas suku Mentawai.

    Bukan hanya sekedar tempat untuk berteduh, tetapi seperti jantung dalam kehidupan keluarga.

    Tempat dengan berbagai keunikan dan memiliki fungsi sosial yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan struktur sosial masyarakat setempat.

    Sehingga tak heran jika Uma memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial suku asli Mentawai.

    Uma, biasanya ditinggali lima hingga tujuh keluarga dari keturunan yang sama.

    Salah satu diantaranya adalah seorang Sikerei (tetua dalam suku mentawai yang dipercayai memiliki kekuatan magis).

    Uma tidak hanya sebagai rumah, tetapi juga berperan sebagai pusat kehidupan bagi suku Mentawai.

    Di mana mereka tinggal, mengadakan pertemuan, dan melaksanakan berbagai acara adat, termasuk upacara pernikahan.

    Tak hanya sebagai balai pertemuan, Uma juga menjadi pusat penyembuhan bagi anggota keluarga yang sedang sakit.

    Di sana, dengan sentuhan kehangatan keluarga dan pengetahuan tradisional, mereka menciptakan ruang kesembuhan yang unik.

    Selain itu pada bagian atau kolong rumah juga menjadi tempat pemeliharaan ternak, seperti babi, oleh masyarakat suku Mentawai.

    Baca Juga Empat Tradisi Unik Suku Mentawai, Sumatera Barat

    Gaya Arsitektur

    Pada sebuah rumah besar menjulang tinggi, terbuat dari kayu kokoh, menjadi pusat kehidupan bagi suku Mentawai.

    Sikerei, yang dihormati sebagai tetua, mendiami salah satu bagian rumah itu dengan kebijaksanaannya.

    Bangunan tradisional Uma memiliki struktur yang unik, mirip atap tenda panjang yang didukung oleh tiang-tiang.

    Atapnya terbuat dari daun rumbia yang menjulur hingga hampir menyentuh lantai.

    Rumbia atau sagu, tumbuh di rawa atau pantai, digunakan sebagai bahan atap karena memberikan tampilan alami, suasana yang segar, ringan, dan terjangkau secara ekonomis.

    Meskipun memiliki kelebihan tersebut, atap rumbia memiliki kekurangan, seperti daya tahan yang terbatas hingga 4 tahun, sulit diperbaiki atau diganti, dan rawan bocor saat hujan lebat.

    Kerangka bangunan Uma terdiri dari lima konstruksi utama, yaitu tonggak-tonggak, balok-balok, dan tiang-tiang penopang atap.

    Konstruksi ini berjejer melintang ke belakang dan saling terhubung dengan balok memanjang, memberikan kekuatan struktural.

    Teknik ikat, tusuk, dan sambung digunakan untuk menciptakan kekuatan dalam struktur, dengan bahan yang berasal dari alam sekitar dengan kualitas terbaik.

    Uma memiliki luas rumah standar, dengan panjang rata-rata 31 meter, lebar 10 meter, dan tinggi 7 meter.

    Pembagian ruangan sederhana, dengan serambi terbuka di bagian depan sebagai tempat untuk menerima tamu, sedangkan bagian dalam digunakan sebagai ruang tidur keluarga.

    Di dalam ruangan tersebut terdapat perapian untuk memasak, sesuai dengan kebiasaan di mana laki-laki menghabiskan waktu di ladang atau hutan sementara perempuan bertugas di kebun halaman dan dapur.

    Bangunan Uma dibagi menjadi dua bagian besar, dengan beranda luas di bagian depan tanpa dinding, berfungsi sebagai ruang tamu dan tempat berkumpul keluarga.

    Di bagian belakangnya, ruangan berdinding menjadi ruang tidur dan dapur tanpa sekat.

    Sisi depan rumah ditutup dengan dinding atap rumbia yang menjulur hingga sekitar satu meter dari lantai.

    Dinding di atas tempat masuk diperkokoh dengan papan yang dihiasi dengan gambar atau ukiran, sementara sisi lainnya disebut serambi depan tanpa dinding.

    Uma - Photo Jadesta
    Uma Photo Jadesta

    Bagian Bangunan Uma

    Secara umum, konstruksi Uma dibuat tanpa menggunakan paku. Bangunan ini dibuat dengan menyambungkan kayu secara bersilang menggunakan sistem takik.

    Selain bangunan utama, juga terdapat beberapa bagian bangunan lainnya, yaitu:

    • Lalep: Tempat tinggal yang diperuntukkan bagi suami dan istri yang pernikahannya dianggap sah menurut adat. Lazimnya, lalep terletak di dalam Uma.
    • Rusuk: Tempat menginap khusus, diperuntukkan bagi anak muda, para janda, dan orang yang diusir dari kampung atau diasingkan karena melanggar aturan adat.
    • Panggung: Di depan rumah terdapat panggung yang terbuat dari papan kasar. Panggung ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai perkakas seperti batu pengasah, kapak, dan pisau. Ada juga bumbung bambu besar yang digunakan oleh wanita dan anak-anak untuk mengambil air dari anak sungai di dekat rumah. Pada siang hari, para pria menggunakan panggung ini sebagai tempat untuk bekerja dan merawat perkakas.
    • Serambi Depan: Serambi depan merupakan tempat berkumpul dan tempat tidur bagi pria. Di sisi kanan dan kiri serambi terdapat bangku kayu untuk menerima tamu.
    • Ruang Dalam Pertama: Ruangan ini biasanya digunakan untuk menjamu tamu dan sebagai tempat untuk mengadakan pertemuan dan upacara adat.
    • Ruang Dalam Kedua: Ruangan ini dibatasi dengan sekat kayu yang memisahkan ruang utama. Di lantai depannya terdapat perapian yang lebarnya mencakup seluruh lorong tengah tempat masuk saat perayaan. Di sebelah kanan, terdapat konstruksi balok melintang yang digunakan untuk menggantungkan bejana-bejana sajian selama upacara memohon keberhasilan dalam berburu. Di lorong tengah, antara perapian dan dinding belakang bangsal, lantainya terbuat dari papan lebar yang halus dan digunakan sebagai tempat untuk menari.

    Penutup

    Dengan desain yang memperlihatkan harmoni antara fungsionalitas dan kearifan lokal.

    Rumah tradisional Mentawai tidak hanya mencerminkan keindahan arsitektur.

    Tetapi juga menjadi saksi nyata dari warisan budaya dan kehidupan suku asli Mentawai yang berlangsung selama bertahun-tahun.

    Rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan pula panggung bagi berbagai upacara adat dan aktivitas sehari-hari, yang terus memperkaya kisah-kisah kehidupan masyarakat Mentawai.

    300*250

    Semoga bermanfaat ya, dan tunggu informasi menarik lainya hanya di West Sumatra 360!

    hut Indigenous Mentawai Mentawai Tribe suku mentawai traditional house tribe uma West Sumatra
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
    Oki Saputra
    • Website
    • Instagram

    Related Posts

    Kerajaan Malayu Dharmasraya: Menelusuri Jejak Kejayaan Masa Lampau di Bumi Sumatera

    May 3, 2025

    Mengenal 5 Olahraga Tradisional Pariaman yang Seru dan Penuh Makna Budaya

    April 13, 2025

    Prasasti Kuburajo: Menelusuri Jejak Kejayaan Adityawarman di Tanah Datar

    March 3, 2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    Top Posts

    Berburu Tempat Makan Seafood Segar Terbaik di Padang

    May 7, 2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    December 1, 2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    December 3, 2022

    5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

    December 4, 2022

    6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

    December 5, 2022

    Subscribe to Updates

    Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

    Search hotels and more...

    Destination

    Check-in date

    Fri 09 May 2025

    Check-out date

    Sat 10 May 2025
    Booking.com
    Most Popular

    Berburu Tempat Makan Seafood Segar Terbaik di Padang

    May 7, 2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    December 1, 2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    December 3, 2022
    Our Picks

    Berburu Tempat Makan Seafood Segar Terbaik di Padang

    May 7, 2025

    6 Rekomendasi Kopi Keliling di Bukittinggi: Ngopi Enak Enggak Perlu Mahal!

    May 5, 2025

    Mengenal 5 Bandara di Sumatera Barat: Cerita Sejarah Hingga Modernisasi

    May 3, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    Search hotels and more...

    Destination

    Check-in date

    Fri 09 May 2025

    Check-out date

    Sat 10 May 2025
    Booking.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • About
    • Privacy Policy
    • Our Team
    © 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?