Kepulauan Mentawai memiliki memiliki kuliner khas mereka sendiri, tidak hanya unik tetapi juga tentunya menggugah selera.
Menariknya bahan utama kulinernya terbuat dari bahan yang tidak biasa seperti ulat kayu, ulat sagu, keladi dan tepung sagu.
Walaupun terdengar asing dan tidak biasa, namun makanan tersebut cukup populer dikalangan masyarakat suku Mentawai.
Tidak hanya sebagai makanan yang dikonsumsi secara harian, tetapi juga dihidangkan pada saat acara khusus seperti upacara pernikahan dan acara keluarga.
Berikut adalah ulasan menariknya,
1. Toek Ulat Kayu
Toek Kayu adalah salah satu diantara hidangan yang populer dikalangan masyarakat suku Mentawai.
Toek sendiri adalah sejenis hewan yang menyerupai cacing atau ulat berwarna putih kekuningan.
Walaupun terdengar tidak biasa tetapi menjadi hidangan yang lezat bagi suku di Mentawai.
Cara pengolahan Toek cukup unik, dimulai dengan penebangan pohon tumbung yang kemudian dipotong menjadi beberapa potongan sepanjang 50 cm lalu direndam dalam sungai selama 3 bulan.
Setelah itu, kayu dibelah dan Toek yang telah siap dipanen akan keluar dengan sendirinya.
Toek dapat dimakan selagi mentah dengan tambahan perasan jeruk nipis dan garam atau juga dapat diolah sesuai selera.
2. Batra Ulat Sagu
Batra adalah hidangan khas suku Mentawai dengan bahan utama yaitu ulat pohon sagu.
Untuk mendapatkan ulat sagu, terlebih dahulu masyarakat mencari batang sagu yang telah membusuk dimana biasanya terdapat banyak ulat sagu dengan ukuran 3-4 cm.
Ukuran ulat sagu pun beragam, sekitar ibu jari dewasa dan berwarna kuning kecoklatan.
Walaupun terlihat menggelikan namun sebenarnya rasanya sangat enak dan gurih bahkan bisa dimakan mentah.
Batra diolah dengan berbagai cara, diantaranya yang paling favorit adalah dengan cara ditumis, digoreng, hingga dibakar di dalam bambu dengan bumbu utama adalah garam.
Walaupun terlihat tidak lazim, namun hidangan ini sangat bergizi karena mengandung protein, lemak, dan nutrisi yang tinggi, layaknya ikan dan daging pada umumnya.
Discover Mentawai: Learn Basic Mentawai Phrases for Your Next Trip
3. Subbet
Subbet merupakan salah satu penganan khas suku Mentawai dengan cita rasa manis alami, hal ini karena Subbet terbuat dari campuran umbi keladi, pisang dan parutan kelapa segar.
Selain menggunakan keladi, Subbet juga diolah dengan ubi kayu sebagai bahan utama dengan bumbu hanya garam dan gula.
Cara membuatnya cukup mudah, keladi atau ubi kayu dicuci hingga bersih, kemudian direbus hingga empuk setelah itu dicampurkan dengan pisang yang juga telah direbus.
Sentuhan terakhir adalah taburan parutan kelapa segar sebagai penambah cita rasa gurih.
Kebanyakan, masyarakat Mentawai menggunakan alu yang terbuat dari kayu untuk menghaluskan bahan tersebut sebelum dibentuk menjadi bulat-bulat lalu dihidangkan.
4. Jurut
Salah satu makanan khas suku Mentawai yang sekaligus juga menjadi hidangan pada acara-acara khusus dan oleh-oleh khas Mentawai adalah Jurut.
Makanan dengan bahan dasar daging ayam ini menciptakan cita rasa yang gurih dan kaya rempah.
Hal ini berkat pengolahan daging ayam yang dimasak lama di dalam bambu yang telah dicampur dengan rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih dan kunyit.
Untuk menikmati jurut dapat dikombinasikan sebagai dengan keladi hangat atau nasi.
Mengolahnya pun cukup mudah, mulanya daging ayam dicincang sedikit halus, lalu dimasukkan ke dalam bambu yang telah dibersihkan.
Isian ayam tersebut ditambahkan bumbu rempah-rempah untuk mendapatkan cita rasa yang kaya dan gurih.
Selain sebagai pelengkap nasi atau keladi, Jurut juga enak disantap bersama minuman yang terbuat dari air daging dan air kelapa.
5. Sihobuk
Hidangan khas suku Mentawai yang terakhir adalah Sihobuk yang terbuat dari tepung sagu yang diolah dengan cara dibakar.
Makanan ini berbentuk panjang dengan dibungkus daun terlebih dahulu lalu dimasukkan kedalam bambu dan dibakar diatas bara api.
Sihobuk kerap kali dihidangkan pada acara-acara khusus seperti pernikahan dan upacara adat lainnya.
Biasanya cara menikmati Sihobuk adalah dengan dicampur beserta lauk seperti sup ayam dan ikan.
Untuk menikmati Sihobuk secara maksimal disarankan untuk dimakan selagi panas, karena jika telah dingin makan kenikmatannya akan berkurang, teksturnya cenderung menjadi lebih keras.
Makanan ini juga sangat cocok disantap ketika cuaca dingin untuk menghangatkan badan.
Walaupun kuliner khas masyarakat suku Mentawai terdengar unik dan tidak lazim, namun cita rasa yang dihasilkan tentu saja enak dan lezat.
Tidak hanya itu, makanan tersebut juga memiliki nutrisi dan gizi yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan tubuh.
Berkunjung ke Mentawai dan mencoba kuliner setempat bisa menjadi pengalaman yang berkesan dan menyenangkan bagi para wisatawan.