Nagari Pariangan, selain memiliki keindahan yang mengagumkan sebagai living heritage of Minangkabau, ternyata juga menyimpan kekayaan kuliner yang tidak kalah unik.
Kuliner khas dari daerah ini merupakan bagian dari tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.
Setiap hidangan memiliki cerita tersendiri, mulai dari disajikan saat panen padi hingga yang hanya muncul pada momen-momen penting dalam ritual adat.
Kekayaan cita rasa dan keunikan bahan-bahan lokal menjadikan kuliner Pariangan begitu spesial di hati masyarakatnya.
Menariknya, kuliner di Nagari Pariangan lebih didominasi oleh makanan tradisional yang memiliki cita rasa khas dan tekstur unik.
Hidangan tersebut seperti bubur ketan, kemudian makanan berbasis kacang dan jengkol, hingga camilan dari padi muda yang digoreng tanpa minyak.
Makanan-makanan diatas tidak hanya lezat, tetapi juga penuh dengan makna historis dan religius yang mendalam.
Jika kamu penasaran dengan keistimewaan kuliner khas Pariangan, artikel berikut bisa menjadi jawaban atas rasa penasaran kamu tentunya,
1. Situai
Situai adalah hidangan yang sangat populer di Pariangan, terbuat dari campuran bubur dengan ketan atau silamak.
Biasanya, makanan ini disajikan saat orang-orang bekerja di sawah sebagai hidangan pembuka atau penutup.
Situai memiliki tekstur lembut dan rasa yang sedikit manis, memberikan energi yang cukup untuk bertahan sepanjang hari di ladang.
Hidangan ini memiliki nilai historis sebagai makanan yang menyatu dengan tradisi kerja keras petani di Pariangan.
2. Timaba
Timaba adalah makanan sederhana yang terbuat dari putik nangka, palam (buah yang belum masak), cabai, dan garam.
Hidangan ini biasa diberikan kepada orang yang baru sembuh dari penyakit, karena dipercaya dapat menambah nafsu makan.
Selain itu, Timaba juga sering diberikan kepada ibu yang baru melahirkan untuk membantu menambah darah dan memulihkan tenaga mereka.
Rasa pedas dan segar dari Timaba menjadi penambah selera yang sempurna bagi siapa pun yang mencicipinya.
3. Galu Galu
Galu Galu merupakan salah satu kuliner khas Nagari Pariangan yang cukup unik karena terbuat dari bulir padi yang masih muda.
Proses pembuatannya melibatkan pengosengan padi tanpa minyak (dioseng) hingga kering, kemudian ditumbuk hingga halus.
Galu Galu biasanya dimakan sebagai camilan yang mengenyangkan, karena memiliki sifat yang mampu bertahan lama dalam perut.
Hidangan ini sangat cocok dinikmati ketika bekerja di sawah atau melakukan aktivitas yang membutuhkan energi.
4. Limbadua
Ketika musim panen tiba, Limbadua menjadi sajian yang tak boleh terlewatkan.
Bubur ini terbuat dari ketan hitam yang dicampur dengan ubi jalar iris tipis-tipis.
Limbadua tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga menawarkan rasa manis yang alami dari ketan dan ubi.
Makanan spesial Limbadua biasanya disajikan saat panen padi, sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan di antara para petani.
Baca Juga 5 Kuliner Khas Kota Padang Panjang
5. Sarabi Bakarambia
Berbeda dengan surabi pada umumnya, Sarabi Bakarambia di Pariangan tidak menggunakan kuah, melainkan disajikan dengan kelapa yang diparut halus.
Hidangan ini memiliki tekstur kenyal dengan rasa gurih dari kelapa sehingga menciptakan sensasi rasa gurih.
Biasanya, Sarabi Bakarambia disajikan pada acara batagak batu di kuburan, yaitu sebuah ritual adat setelah 14 hari kematian.
Rasanya yang khas telah menjadi bagian penting dalam setiap acara adat di Pariangan.
6. Lado Tanak
Lado Tanak adalah salah satu hidangan istimewa yang sering hadir dalam acara pesta perkawinan maupun upacara adat di Nagari Pariangan.
Gulai ini terbuat dari campuran kacang, jengkol, ikan teri, serta dimasak dengan santan dan bumbu gulai hingga kering.
Rasa gurih dan pedas dari Lado Tanak membuatnya sangat digemari oleh masyarakat setempat.
Kelezatan hidangan ini benar-benar mencerminkan cita rasa otentik masakan Minangkabau.
7. Sagun
Sagun adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras yang ditumbuk halus, kemudian dirandang (digoreng tanpa minyak) lalu dicampur dengan gula tebu atau saka.
Camilan yang hanya disajikan pada acara mendoa untuk kematian pada hari kedua dan ketiga, menjadikannya makanan yang sangat istimewa dan penuh makna religius.
Rasa manis dan tekstur renyah dari Sagun menciptakan sensasi yang unik di lidah, menyempurnakan momen-momen penting dalam adat Pariangan.
Kuliner khas Nagari Pariangan adalah cerminan dari tradisi, budaya, dan kehidupan masyarakatnya yang penuh dengan kearifan lokal.
Setiap hidangan yang disajikan tidak hanya memiliki cita rasa yang lezat, tetapi juga memiliki nilai-nilai historis dan spiritual yang mendalam.
Dari makanan sehari-hari seperti Situai hingga hidangan khusus seperti Sagun, setiap suapan adalah perjalanan rasa menuju akar budaya Minangkabau yang kaya dan beragam.
Ketika kamu berkunjung ke Pariangan, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi keunikan dan kelezatan kuliner tradisional di daerah ini.
Editor: Nanda Bismar