Moment Raya Idul Fitri di Sumatera Barat bukan hanya sekadar ajang silaturahmi sesama, tetapi juga perayaan kuliner yang kaya rasa dan tradisi.
Berbagai hidangan khas Minangkabau disajikan untuk menyambut keluarga, kerabat, dan tamu yang datang berkunjung.
Mulai dari makanan berat hingga kudapan manis, semuanya memiliki cita rasa khas yang menggugah selera.
Beberapa makanan berikut mungkin juga dapat ditemukan pada hari-hari biasa, tetapi kehadirannya saat lebaran memiliki makna tersendiri.
Berikut adalah tujuh menu makanan khas pada saat Lebaran di Sumatera Barat yang selalu menjadi favorit banyak orang.
1. Lamang Tapai
Lamang Tapai adalah hidangan khas Minangkabau yang hampir selalu hadir di meja makan saat Lebaran.
Lamang dibuat dari beras ketan yang dimasak dalam bambu bersama santan, sehingga menghasilkan tekstur yang lembut dan rasa yang gurih.
Sementara itu, tapai berasal dari beras ketan hitam yang difermentasi, memberikan rasa manis dan sedikit asam yang khas.
Lamang Tapai biasanya disajikan sebagai makanan penutup setelah menyantap hidangan utama.
Kombinasi antara gurihnya lamang dan manisnya tapai menciptakan rasa yang unik yang nikmat.
Selain itu, proses pembuatan lamang biasanya masih menggunakan teknik tradisional menjadikannya salah satu makanan khas yang memiliki nilai budaya tinggi.

2. Lontong Gulai
Lontong gulai menjadi menu utama yang sering disajikan saat pagi hari atau biasanya disantap ketika selesai melaksanakan sholat idul fitri.
Hidangan ini terdiri dari lontong yang dipotong kecil-kecil dan disiram dengan kuah gulai yang kaya rempah.
Jenis gulai yang digunakan bervariasi, mulai dari gulai cubadak (nangka), gulai pakis, hingga gulai toco (tahu dan tempe).
Salah satu ciri khas lontong gulai di Sumatera Barat adalah tambahan remahan kerupuk merah di atasnya.
Perpaduan lontong yang lembut, kuah gulai yang gurih, dan kerupuk yang renyah menciptakan sensasi makan yang khas.
3. Katupek Katan
Katupek katan adalah varian lontong yang dibuat dari beras ketan dan biasanya disajikan dengan serundeng kelapa.
Tidak seperti lontong biasa yang memiliki tekstur padat, katupek katan lebih kenyal dan memiliki rasa yang lebih gurih.
Hidangan ini sering menjadi camilan atau makanan selingan saat Lebaran ditengah makanan berat lainnya.
Keunikan lain dari katupek katan adalah cara penyajiannya yang sederhana namun tetap nikmat.
4. Rendang
Rendang atau raja dari segala hidangan hampir tidak pernah absen dari meja makan orang Minangkabau saat Lebaran.
Terbuat dari daging sapi yang dimasak dalam waktu lama dengan santan dan aneka rempah-rempah hingga menghasilkan tekstur yang empuk dan kaya rasa.
Selain memiliki rasa yang lezat, rendang juga terkenal karena daya tahannya yang lama, sehingga kerap dijadikan sebagai bekal ketika kembali ke rantau.
Bahkan rendang bisa bertahan hingga beberapa hari setelah lebaran tanpa kehilangan cita rasanya.

5. Lupis Karambia
Lupis Karambia adalah salah satu hidangan manis yang sering disajikan ketika moment idul fitri datang.
Makanan ini terbuat dari beras ketan yang dikukus, kemudian disajikan dengan kelapa parut dan saus gula merah yang kental.
Tekstur lupis yang kenyal berpadu dengan manisnya gula aren dan aroma kelapa parut yang wangi menciptakan sensasi rasa yang khas.
Lupis karambia sering dijadikan sebagai hidangan penutup setelah menyantap makanan berat seperti rendang atau lontong gulai.
Baca Juga Tujuh Rekomendasi Kue Lebaran Khas Sumatera Barat
6. Soto Padang
Soto Padang adalah hidangan berkuah yang sering disajikan saat Lebaran dengan berbagai kondimen pelengkapnya.
Ciri khas soto padang biasanya memiliki kuah bening dengan cita rasa rempah yang kuat dan disajikan dengan potongan daging sapi goreng yang renyah.
Selain daging sapi, Soto Padang juga dilengkapi dengan mie soun dan perkedel kentang yang menambah tekstur dan rasa.
Hidangan ini sangat cocok disantap di siang atau sore hari setelah berkeliling bersilaturahmi ke rumah sanak saudara.

7. Opor Putih
Di tengah kuliner Minang yang dominan dengan rasa pedas dan bumbu berempah kuat, sajian opor putih hadir sebagai alternatif yang lebih ringan.
Hidangan ini memiliki kuah berwarna putih kekuningan dengan cita rasa gurih dan creamy karena menggunakan santan tanpa tambahan cabai yang berlebihan.
Opor putih biasanya disantap dengan lontong atau ketupat, memberikan sensasi makan yang lebih ringan dan mengenyangkan.
Bagaimana? lezat semua bukan? demikianlah beberapa hidangan khas Sumatera Barat yang biasa ditemui ketika moment hari raya Idul Fitri datang.
Tidak hanya menjadi momen silaturahmi tetapi juga kesempatan untuk menikmati berbagai hidangan khas yang menggugah selera.
Bagi masyarakat Minangkabau, makanan bukan sekadar pengisi perut, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang terus dijaga dan dilestarikan.
Oleh karena itu, hidangan khas tersebut selalu dinanti setiap tahunnya dan menjadi bagian dari tradisi hari raya di Sumatera Barat.
Editor: Nanda Bismar