Sebagai salah satu penganut agama Islam terbesar di Dunia, wajar jika berbagai macam daerah di Indonesia memiliki tradisi unik dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan.
Salah satunya adalah daerah Sumatera Barat yang terkenal memiliki budaya keislaman yang kuat sejalan dengan falsafah adat Minangkabau, yaitu “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”.
Adapun salah satu tradisi unik menyambut bulan suci Ramadhan di Sumatera Barat adalah dengan mandi balimau.
Biasanya masayarakat setempat memiliki satu spot mandi balimau yang ramai menjelang puasa ramadhan, bisa saja di tepi sungai, pantai, danau dan perairan lainnya.
Lalu hal apa saja yang menarik dari tradisi orang Minangkabau ini? Yuk kita simak ulasannya.
Sejarah Mandi Balimau
Tradisi mandi balimau diperkirakan telah ada sejak abad ke-19 di masa pemerintahan hindia belanda.
Dimana tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Minangkabau sebagai ritual akhir bulan Sya’ban.
Pada petang hari menjelang Ramadhan, biasanya masyarakat beramai-ramai menuju sungai atau tempat pemandian untuk membersihkan diri.
Uniknya sebagian besar masayarakat menggunakan jeruk nipis (limau) untuk membantu membersihkan kotoran yang menempel di badan.
Tentu saja hal ini dapat dimaklumi karena masa itu sabun adalah barang yang cukup langka dan mahal.
Jeruk nipis bisa menjadi pengganti karena khasiatnya yang dapat menghilangkan kotoran dan minyak.
Bahkan di beberapa tempat dimeriahkan dengan berbagai acara untuk menarik minat para pengunjung.
Tradisi Mandi Balimau Berbagai Daerah di Sumatera Barat
Belakangan ini tradisi mandi balimau tidak lagi hanya sekedar tradisi mensucikan diri, tetapi juga menjadi salah satu ajang wisata dan kumpul bersama menjelang bulan ramadhan.
Berikut adalah beberapa tradisi mandi balimau di beberapa daerah di Sumatera Barat, yaitu :
1. Balimau di Nagari Durian Tinggi, Pasaman
Menyambut bulan suci Ramadhan di Lubuk Sikaping khususnya Nagari Durian Tinggi dan Nagari Pauh memiliki tradisi balimau yang unik.
Dalam prosesinya dimulai dengan arak-arakan para niniak mamak dari kedua nagari lengkap dengan bundo kanduang dan alat musik pengiring seperti talempong.
Kedua arak-arakan yang datang dari arah berlawanan akan bertemu di Masjid Raya Pauh Durian Tinggi.
Lalu masing-masing penghulu nagari akan maju dan saling berjabat tangan sebagai pertanda saling memaafkan menjelang bulan puasa Ramadhan.
Upacara arak-arakan juga dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, baik dari kelompok usia muda hingga tua, semua bersuka cita.
Setelah itu para bundo kanduang dari kedua belah pihak mengisi air ke dalam mangkok yang telah disediakan, lalu mencampurkan dengan jeruk nipis dan berbagai bunga.
Air yang telah dicampur selanjutnya dibagikan kepada masyarakat untuk diusapkan ke kepala sebagai pertanda menyucikan diri sebelum memasuki bulan puasa.
Biasanya pada akhir acara, para peserta akan mengikuti sholat berjamaah di Masjid.
6 Pemandian Alami di Kabupaten Padang Pariaman
2. Balimau di Nagari Sungayang, Tanah Datar
Tradisi unik lainya yang juga dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan terdapat di Nagari Sungayang, Tanah Datar.
Biasanya para keluarga akan berkunjung ke rumah mamak (paman) masing-masing untuk mengantarkan rantang yang berisi makanan tradisional.
Seperti kue bolu kering, lapek, dan sarikayo (sarikaya). Setelah itu sesama keluarga akan saling memaafkan dengan berjabat tangan yang dilanjutkan dengan mengusapkan air yang telah dicampur dengan jeruk nipis (limau) ke kepala.
3. Tradisi Balimau di Painan, Pesisir Selatan
Masyarakat Painan, khususnya yang berada di Kecamatan IV Jurai memiliki tradisi balimau yang terpusat di Pantai Carocok, yang disebut dengan balimau paga.
Tradisi menyambut bulan puasa ini ditandai dengan arak-arakan niniak mamak dari berbagai pengurus Kerapatan Adat Nagari (KAN), beserta dengan bundo kanduang yang membawa air yang telah dicampur dengan jeruk nipis.
Kemudian secara simbolis beberapa kalangan masyarakat disiram dengan air campuran jeruk nipis sebagai pertanda menyucikan diri.
Para peserta yang hadir langsung saling bersalaman dan melakukan mandi bersama di Pantai Carocok hingga menjelang magrib tiba.
4. Tradisi Potang Balimau, Pangkalan, Lima Puluh Kota
Tradisi ini walau masih banyak yang pro dan kontra dalam pelaksanaanya, akan tetapi sampai sekarang tetap dilestarikan oleh anak nagari.
Kegiatan ini dianggap sebagai sebuah ajang bersilaturahmi bagi masyarakat Pangkalan Koto Baru, yang selain itu juga merupakan sebuah momen dalam upaya mengenang sejarah kejayaan para saudagar dari Pangkalan Koto Baru.
Saudagar-saudagar pada waktu itu (konon sekitar tahun 1800an) membeli dua mimbar masjid, yang satu dibawa ke kampung untuk membangun masjid di Muaro, dan yang satu lagi diarak beramai-ramai ke Mesjid Raya Pasar Bawah di Pekanbaru yang merupakan lokasi pemukiman saudagar dari Pangkalan.
Cerita tersebut sampai sekarang masih diceritakan kepada anak cucu.
Selain itu untuk mengenang dari sejarah tersebut maka dilestarikanlah tradisi potang balimau yang diselenggarakan menyambut bulan Ramadhan tersebut.
Mesjid Raya Pangkaan Koto Baru terletak di tepi jalan raya Sumatera Barat Riau yang merupakan mesjid kebanggan bagi masyarakat Pangkalan Koto Baru, karena di areal mesjid inilah pusat kegitan prosesi potang balimau diselenggarakan di tiap tahunnya.
Potang balimau merupakan tradisi turun temurun untuk mensucikan diri bagi anak nagari di sepanjang sepanjang aliran sungai Batang Maek Kecamatan Pangkalan Koto Baru.
Potong balimau terdiri dari dua kata yang diambil dari bahasa Minangkabau dengan dialek Pangkalan.
Yakni potang yang memiiki arti petang atau senja hari, dan balimau yakni sebuah kegiatan membersihkan diri dengan menggunakan perasan air jeruk nipis dicampur dengan bunga rampai yang beraroma khas.
Nah, demikianlah beberapa tradisi mandi balimau yang unik di Sumatera Barat, walaupun memiliki cara yang berbeda-beda tetapi esensi menyucikan diri dan saling memaafkan masih terlihat sangat jelas.
Merawat tradisi balimau berarti menumbuhkan semangat kebersamaan di kalangan masyarakat, semoga dapat menambah pengetahuan budaya kamu ya! Mohon Maaf Lahir dan Bathin.