Batu angkek-angkek dikenal sebagai batu peninggalan sejarah yang memiliki beragam keunikan, salah satunya dipercaya mampu meramal masa depan seseorang. Lokasinya berada di Nagari Tanjuang, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Secara fisik bentuk batu angkek-angkek menyerupai cangkang kura-kura yang berwarna kuning keemasan seperti tembaga yang berkilau. Beberapa pendapat menyamakan kilau batu angkek-angkek dengan kilau hajar aswad di dalam Ka’bah namun keduanya memiliki warna yang berbeda.
Tidak hanya bentuknya yang unik, tetapi juga kesaktian batu yang dipercaya mampu meramal nasib seseorang menjadikan destinasi wisata batu angkek-angkek tetap populer hingga saat ini. Berikut Sumbar Explorer mengulas beragam keunikan batu angkek-angkek untuk kamu,
Akses ke Lokasi Wisata
Dari Ibukota Tanah Datar yaitu Kota Batusangkar, destinasi wisata batu angkek-angkek dapat ditempuh hanya dengan lebih kurang 15 menit perjalanan darat, sedangkan dari Istana Baso Pagaruyuang hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Jika berangkat dari Kota Padang, maka kamu membutuhkan waktu sekitar dua jam perjalanan menuju Kecamatan Sungayang tempat batu angkek-angkek berada.
Si Muntu, Hiburan Tradisional dari Tanah Datar
Sejarah Batu Angkek-Angkek
Menurut beberapa pendapat dan cerita yang berkembang di masyarakat, batu angkek-angkek mulanya ditemukan oleh Datuak Bandaro Kayo yang merupakan kepala Suku Piliang, ketika ingin memancangkan tiang pertama pembangunan rumahnya. Suatu hari Datuak Bandaro Kayo bermimpi bertemu dengan Ulama Syekh Ahmad. Dalam mimpinya, Syekh Akhmad menitipkan pesan agar Datuak Bandaro Kayo membangun sebuah perkampungan yang sekarang dikenal dengan Kampung Palangan.
Pada saat pemancangan tonggak kayu pertama, terjadilah satu keanehan yaitu gempa bumi secara tiba-tiba disusul dengan hujan dan panas yang berlangsung selama 14 hari berturut-turut. Akibat peristiwa tersebut maka masyarakat setempat melakukan musyawarah. Ditengah berlangsungnya musyawarah, terdengar suara dari dalam lubang pancang tonggak kayu pertama bersamaan dengan muncul sebuah batu.
Suara itu berpesan bahwa di dalam lubang tersebut terdapat batu yang bernama “Batu Pandapatan” dan meminta agar batu tersebut dijaga baik-baik. Sekarang, batu tersebut dikenal dengan nama batu angkek-angkek, karena masyarakat setempat selalu ingin mencoba mengangkat batu tersebut dari tahun ke tahun.
Keunikan dan keanehan batu angkek-angkek yang lain adalah ketika seseorang mencoba memindahkan batu ke Istana Baso Pagaruyuang namun batu tersebut kembali ke rumah asalnya di rumah Datuak Bandaro Kayo, Kenagarian Tanjuang, Sungayang.
Objek Wisata
Sebagai bentuk perhatian terhadap cagar budaya, pemerintah telah menetapkan batu angkek-angkek sebagai benda cagar budaya pada tahun 1980-an. Sekarang batu angkek-angkek tersimpan di rumah gadang milik keturunan Datuak Bandaro Kayo di Nagari Tanjuang, Tanah Datar.
Keunikan batu angkek-angkek mampu mengundang rasa penasaran dari wisatawan lokal maupun mancanegara, karena mitos dan cerita yang beredar tentang kesaktian batu tersebut, membuat semua orang ingin melihat secara langsung dan mengangkat batu tersebut untuk membuktikannya.
Untuk mengangkat batu angkek-angkek terdapat beberapa ritual yang harus dilakukan, yaitu berwudhu sebelum masuk rumah gadang. Setelah menaiki beberapa anak tangga, kamu akan memasuki ruangan tempat batu angkek-angkek berada, sebelum mengangkat batu juga harus membaca doa dan niat atau tujuan yang ingin dicapai.
Pemandu atau penjaga batu juga akan memberikan arahan bagi para pengunjung tentang cara mengangkat batu hingga ke pangkuan pengunjung, jika terangkat ditahan beberapa saat untuk diletakkan kembali. Selain batu angkek-angkek, dalam ruangan yang menyerupai kamar kecil tersebut juga terdapat beberapa foto dan tulisan seputar batu angkek-angkek yang akan menambah wawasan mengenai batu angkek-angkek.
Selain itu juga terdapat beberapa suvenir yang bisa kamu beli dan kotak sumbangan yang dapat kamu isi sebagai bentuk pengganti tiket masuk yang tidak dipungut kepada para pengunjung.
Legenda Tentang Kesaktian Batu Angkek-Angkek
Usia batu angkek-angkek dipercaya telah memasuki usia sekitar 600 tahun dengan penjaga saat ini adalah generasi kedelapan dari keturunan Datuak Bandaro Kayo. Dijelaskan juga oleh para keturunan bahwa ukuran dan bentuk batu angkek-angkek selalu berubah dari waktu ke waktu.
Seiring dengan waktu, pengunjung juga terus datang untuk membuktikan kesaktian dari batu tersebut. Mitos dan ceritanya adalah, siapapun yang mampu mengangkat batu tersebut maka keinginan atau cita-citanya akan tercapai, begitu juga sebaliknya. Walaupun ukuran batu tidak terlalu besar, namun tidak sedikit pengunjung yang juga tidak mampu mengangkat batu angkek-angkek. Semakin menarik bukan?
Demikianlah ulasan mengenai batu angkek-angkek yang terdapat di Nagari Tanjuang, Tanah Datar, tentunya setiap orang berhak memilih percaya atau tidak mengenai mitos dan kesaktian batu angkek-angkek. Namun sebagai benda cagar budaya dan wisata sejarah, batu angkek-angkek tentu saja perlu untuk tetap dilestarikan. Selamat mencoba mengangkat batu angkek-angkek dan semoga keinginan kamu tercapai, tunggu rekomendasi wisata menarik lainnya dari West Sumatra 360 ya!