Tari Baombai, merupakan sebuah keindahan seni tari khas dari daerah Sumatera Barat tepatnya dari daerah Sinjunjung.
Tarian satu ini merupakan salah satu permata budaya yang menggambarkan kekayaan tradisi masyarakat Minangkabau, yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Tidak hanya memikat mata dengan gerakan yang unik dan menarik, tetapi juga meresap ke dalam jiwa yang menyaksikannya.
Menghadirkan cerita tentang sejarah dan kearifan lokal yang begitu kaya dalam satu rangkaian gerakan yang anggun dan penuh makna.
Jadi bagaimana sebenarnya sejarah dan latar belakang Tari Baombai? berikut ulasan menariknya dari West Sumatra 360,
Sejarah Kesenian Tari Baombai
Daerah Minangkabau pada umumnya memiliki kesenian tradisi yang masih kental, seperti yang terdapat di Nagari Sijunjung Kabupaten Sijunjung yaitu Tari Baombai.
Tari Baombai ialah tarian yang menceritakan kegiatan masyarakat Sijunjung saat mengelola sawahnya.
Oleh karena itu, kesenian ini kerap kali diadakan setiap menjelang musim tanam padi tiba.
Tari Tobo Baombai merupakan salah satu kesenian tradisional kerakyatan yang sudah melekat, dalam kehidupan masyarakat kabupaten Sijunjung khususnya di Kenagarian Sijunjung.
Konon tarian ini telah ada semenjak tahun 1975-an yang digarap oleh Upiak Gantiang di Jorong Ganting Nagari Sijunjung.
Tarian Baombai dahulunya ditampilkan pada acara turun ke sawah masyarakat Sijunjung saat proses memulai menanam padi dan pada acara bakau adat.
Tari Tobo Baombai dahulunya juga merupakan tarian yang menceritakan tentang kegiatan masyarakat, membajak sawah secara bersamaan dengan peralatan tradisional berupa cangkul.
Baca Juga 5 Kesenian Tradisional Kabupaten Solok Selatan yang Hampir Punah
Disela membajak sawah, para ibu-ibu tak henti-hentinya mendendangkan pantun khas Minangkabau.
Lagu-lagu lama Minangkabau yang mempunyai pesan tersendiri terhadap kehidupan, baik di masa lampau maupun masa yang akan datang.
Upiak Gantiang sebagai pelopornya mengabadikan kejadian tersebut kedalam bentuk tari Tobo Baombai.
Kemudian muncul keinginan masyarakatnya untuk menunjukkan ekspresi Bahagia.
Dengan melakukan gerak-gerak seperti orang yang sedang bergurau dengan berpantun dan berdendang.
Tujuannya agar rasa penat dan letih ketika membajak sawah seketika dapat sedikit terobati.
Kegiatan dengan gerak-gerak yang mewakili ekspresi bahagia masyarakat kemudian diiringi dengan berpantun dan berdendang secara bersama-sama.
Hal tersebut yang dinamakan dengan Baombai. Secara tidak langsung lahirlah Tari Baombai..
Ciri Khas Tari Baombai
Aktivitas Baombai ini dilakukan secara turun-temurun dari dahulu sampai saat ini.
Di dalam sawah biasanya para petani melakukan berbalas pantun dan hanya dilakukan oleh perempuan saja.
Saat berpantun akan dipandu oleh satu orang yang mana akan menjadi pemandu pantun untuk dimulai.
Pantun-pantun tersebut berisikan tentang keluh kesah para petani dalam mengerjakan sawahnya, seperti, aktivitas mancangkul, malunyah, malalak saat itu juga mereka melakukan berbalas pantun saat kegiatan Batobo itulah yang disebut Baombai.
Dalam Tari Baombai penari terdiri dari 8 orang penari dengan 3 ragam gerak, yaitu mencangkul, malunyah, dan melalak.
Penari yang menarikan Tari Baombai ditarikan oleh penari perempuan dengan jumlah 8 orang penari yang berusia kurang lebih 50 tahun sampai 60 tahun.
Tidak ada penari yang berusia muda yang menarikan Tari Baombai dikarenakan kurangnya minat generasi muda yang tertarik menarikan Tari Baombai ini.
Kostum dan Musik
Kostum yang digunakan saat menari Tari Baombai ialah pakaian keseharian wanita saat melakukan kegiatan Batobo.
Adapun kostumnya adalah baju berwana hitam berlengan panjang dan memakai kain panjang batik dengan penutup kepala atau deta putih pada bagian kepala.
Musik pengiring Tari Baombai adalah musik internal yaitu berupa dendang yang saling sahut menyahut antara penari dan penari.
Dendang tersebut biasa disebut Dodoi. Musik pengiring dalam Tari Baombai dilakukan oleh dua komponen.
Pertama yaitu pemusik dari luar penari adalah bunyi-bunyian yang dihasilkan oleh properti yang digunakan, yaitu cangkul dan kedua adalah pemusik dari dalam penari.
Properti yang digunakan oleh penari Baombai ialah suduak atau yang lebih dikenal dengan cangkul.
Suduak yang digunakan adalah suduak asli. Suduak melambangkan ketangkasan dan ketegaskan perempuan Minang saat melakukan perkerja.
Suatu kesenian tari yang sangat menarik bukan? Kesenian Baombai Sijunjung tidak hanya sekadar tarian tradisional yang memesona.
Baombai adalah jendela berharga yang membuka pandangan kita terhadap kekayaan budaya, sejarah, dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Dalam setiap gerakan dan melodi yang dihasilkan, tari Baombai Sijunjung mengajak kita untuk menghargai nilai-nilai kebersamaan, kegembiraan, dan kerja keras.
Yang telah membentuk jati diri masyarakat Sijunjung secara khusus dan masyarakat Minangkabau secara keseluruhan.
Terus ikuti kami untuk informasi menarik lainnya seputar Sumatera Barat!
Editor: Nanda Bismar