Sawahlunto merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatra Barat, menyimpan banyak cerita menarik berhubungan erat dengan sejarah penambangan batubara di Indonesia.
Kota ini terkenal sebagai Kota Tambang yang sempat menjadi pusat industri batubara pada masa penjajahan Hindia Belanda.
Dengan sejarah yang kaya dan peran pentingnya dalam perkembangan industri pertambangan.
Sawahlunto menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik di Indonesia.
Walaupun pernah mengalami masa surut ketika tambang batubara ditutup.
Kota ini perlahan-lahan bangkit kembali dengan mengandalkan warisan sejarahnya yang kaya dan keindahan arsitektur kolonialnya.
Namun, dibalik itu, terdapat banyak fakta unik dan menarik yang membuat Sawahlunto layak untuk dikunjungi dan dieksplorasi lebih lanjut.
Yuk, simak beberapa fakta menarik mengenai Kota Sawahlunto yang mungkin belum banyak diketahui orang,
1. Sawahlunto, Eropanya Ranah Minang
Pada masa kolonial Hindia Belanda, Sawahlunto sering disebut sebagai Eropanya Ranah Minang.
Hal ini karena Kota Sawahlunto memiliki bangunan-bangunan bergaya arsitektur Eropa klasik yang masih berdiri megah hingga hari ini.
Bangunan-bangunan tersebut mencerminkan kekayaan sejarah dan jejak peninggalan Belanda yang sangat kuat.
Salah satu bangunan paling ikonik adalah Gedung Pusat Kebudayaan yang dulunya digunakan sebagai kantor administrasi tambang.
Keberadaan bangunan bergaya Eropa yang megah dan tertata rapi, membuat Sawahlunto memiliki nuansa yang berbeda dari kebanyakan kota di Sumatra Barat.
Kota ini juga dianggap menjadi warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 2019.
Berkat keunikannya sebagai kota tambang yang masih mempertahankan keaslian keaslian bangunanya,
Tidak heran jika banyak wisatawan yang menyebut Sawahlunto sebagai destinasi wisata sejarah yang tak boleh dilewatkan.
2. Sawahlunto: Kota Tambang Batubara
Sawahlunto dikenal sebagai salah satu kota tambang batubara paling produktif di Indonesia pada masa penjajahan Belanda.
Tambang batubara di Sawahlunto mulai ditemukan setelah penelitian yang dilakukan oleh beberapa geolog asal Belanda pada pertengahan abad ke-19.
Mereka menemukan cadangan batubara di pedalaman Minangkabau, yang saat itu dikenal sebagai dataran tinggi Padang.
Penemuan ini memicu perkembangan Sawahlunto menjadi kota tambang pada akhir abad ke-19.
Pada tahun 1888, Sawahlunto resmi ditetapkan sebagai kota oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan tambang batubara sebagai pusat ekonominya.
Tambang batubara di Sawahlunto bahkan menjadi salah satu tambang terbesar di Asia Tenggara pada masa itu.
Batubara yang ditambang dari Sawahlunto kemudian diekspor ke berbagai negara, menjadikan kota ini sangat vital bagi ekonomi kolonial Belanda.
Namun, seiring waktu, kegiatan penambangan mulai menurun hingga akhirnya resmi ditutup pada akhir abad ke-20.
3. Asal Usul Nama Sawahlunto
Nama Sawahlunto memiliki makna yang menarik jika ditelusuri lebih dalam.
Kata “sawah” merujuk pada hamparan sawah atau ladang yang dulunya banyak terdapat di daerah ini.
Sedangkan kata “lunto” diambil dari nama sungai yang mengelilingi kota ini, yaitu Sungai Batang Lunto.
Jadi, Sawahlunto secara harfiah berarti daerah yang dikelilingi oleh sawah dan Sungai Batang Lunto.
Nama ini mencerminkan kondisi geografis Sawahlunto di masa lalu yang didominasi oleh area persawahan dan sungai.
Penggunaan nama Sawahlunto juga menunjukkan bagaimana masyarakat setempat sangat bergantung pada alam.
Terutama pada lahan pertanian dan sumber air dari Sungai Batang Lunto.
Seiring dengan berkembangnya industri pertambangan, kota ini berubah dari daerah agraris menjadi pusat industri batubara yang berkembang pesat.
Baca Juga Day Trip dari Kota Padang: Padang – Sawahlunto & Batusangkar
4. Sawahlunto Sempat Menjadi Kota Mati
Setelah tambang batubara dihentikan, Sawahlunto sempat menjadi kota mati.
Karena Penduduk yang awalnya bergantung pada industri tambang mulai meninggalkan kota.
Banyak infrastruktur dan bangunan di kota yang terbengkalai, sehingga menciptakan kesan sepi dan tidak terawat.
Namun, seiring berjalannya waktu, pemerintah lokal berusaha menghidupkan kembali Sawahlunto dengan memanfaatkan warisan sejarahnya.
Berbagai bangunan peninggalan Belanda dipugar dan diubah menjadi destinasi wisata Sejarah.
Seperti Museum Tambang Batubara Ombilin, yang menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan.
Transformasi ini berhasil membawa Sawahlunto kembali menjadi kota yang ramai dan hidup.
Meskipun tidak lagi sebagai pusat industri, melainkan sebagai destinasi wisata sejarah.
5. Peninggalan Sejarah yang Masih Terjaga
Salah satu alasan mengapa Sawahlunto begitu istimewa adalah karena banyak peninggalan sejarah yang masih terjaga dengan baik hingga sekarang.
Selain bangunan-bangunan bergaya Eropa, Sawahlunto juga memiliki sejumlah tempat bersejarah yang kini menjadi destinasi wisata.
Beberapa diantaranya adalah Lubang Mbah Suro, yang merupakan terowongan bawah tanah bekas penambangan Batubara.
Serta Stasiun Kereta Api Sawahlunto, yang menjadi saksi bisu perjalanan industri tambang batubara pada masa kolonial.
Kota ini juga memiliki museum-museum yang mengabadikan sejarah tambang Batubara.
Salah satunya adalah Museum Goedang Ransum, yang dulunya digunakan sebagai dapur umum bagi pekerja tambang.
Semua peninggalan sejarah diatas kini menjadi bagian dari daya tarik utama Sawahlunto sebagai kota wisata bersejarah.
Dengan latar belakang sejarah yang begitu kuat dan nilai-nilai budaya yang masih terjaga.
Kota Sawahlunto tentu saja tidak boleh dilewatkan dalam kunjungan kamu ke Sumatera Barat.
Editor: Nanda Bismar