Apakah kamu suka bermain board game? Coba mainkan game “Santiang Jago Pusako”.
Hasil karya anak muda Minang yang mengasah kemampuan tentang kebudayaan Minangkabau.
Dia adalah Rifky Satria Jamal, yang membuktikan bahwa pelestarian budaya bisa dikemas secara menyenangkan melalui board game “Santiang Jago Pusako”.
Game tersebut kini menjadi sensasi di kalangan anak muda Sumatera Barat, dengan makna “Pintar Menjaga Warisan”, atau “Santiang Jago Pusako” yang hadir sebagai jawaban atas kebutuhan media pembelajaran adat interaktif.
Diluncurkan pada Maret 2024, board game ini telah menarik minat lebih dari 2.000 pemain, mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja, anak-anak, hingga orang tua, serta berbagai komunitas di Sumatera Barat.
Mengapa Game “Santiang Jago Pusako” Berbeda?
Salah satu keunikan dari “Santiang Jago Pusako” adalah kemampuannya untuk menyajikan informasi adat dalam bentuk yang menarik.
Dalam satu permainan, para pemain akan menjelajahi berbagai aspek budaya Minangkabau, melalui kartu-kartu yang berisi ilustrasi menarik dan kisah-kisah tokoh adat.
Kartu-kartu tersebut tidak hanya menghibur tetapi juga mengedukasi.
Sehingga para pemain dapat belajar tentang nilai-nilai adat dan sejarah yang melandasi budaya Minangkabau dengan cara yang seru dan interaktif.
“Selama ini, pembelajaran adat seringkali dianggap membosankan. Dengan game ini, kita bisa membuat pengalaman belajar menjadi lebih menyenangkan,” ujar Rifky.
Dia juga berharap generasi muda dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya yang seringkali terabaikan di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi.
Dampak dan Penerimaan Masyarakat
Santiang Jago Pusako telah menjadi daya tarik baru di kalangan anak muda Sumatera Barat.
Permainan ini tidak hanya menawarkan kesenangan, tetapi juga membangun rasa kebersamaan dan kekeluargaan.
Menurut para pemain, pengalaman bermain game membuat mereka lebih terlibat dan mendalami aspek-aspek budaya Minangkabau yang sebelumnya mungkin kurang mereka ketahui.
“Kita jadi lebih mengenal budaya sendiri. Ternyata banyak hal yang menarik dari adat kita,” ungkap salah satu pemain saat berpartisipasi dalam bazar Sumarak Ramadhan beberapa waktu yang lalu.
Bazar tersebut menjadi salah satu ajang perkenalan bagi board game, dan sukses menarik perhatian ratusan pengunjung.
Selain itu, Santiang Jago Pusako juga ambil bagian dalam Minangkabau Halal Festival 2024, dimana pengunjung dapat langsung merasakan pengalaman bermain game.
Melalui kegiatan tersebut, Rifky dan timnya berhasil menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan.
Kolaborasi dan Ekspansi Budaya
Rifky juga aktif menjalin kerjasama dengan berbagai organisasi untuk memperluas jangkauan permainan ini.
Salah satunya adalah menjadi project partner dalam program exchange AIESEC, dimana sembilan mahasiswa internasional diperkenalkan pada kebudayaan Minangkabau.
Kegiatan ini memberi kesempatan bagi generasi muda Minang untuk berbagi pengetahuan budaya mereka dengan orang-orang dari berbagai negara.
Rifky berharap, dengan mengenalkan permainan ini ke luar Sumatera Barat, budaya Minangkabau dapat lebih dikenal dan dihargai oleh orang-orang dari latar belakang yang berbeda.
“Kami ingin agar budaya Minangkabau tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional,” tambahnya.
Baca Juga 6 Nama Tokoh Terkenal Dalam Tambo Minangkabau
Main Bareng Komunitas
Komunitas dan Kegiatan Berbasis Game
Selain berpartisipasi dalam festival dan program internasional, “Santiang Jago Pusako” juga sering diadakan dalam kegiatan komunitas.
Misalnya, dalam program Community Camp dan Kemah Pemuda, permainan ini menjadi pilihan utama yang berhasil menarik berbagai macam komunitas untuk berpartisipasi.
Keberadaan board game dalam acara-acara tersebut menunjukkan bahwa permainan tersebut tidak hanya untuk kesenangan, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun solidaritas dan rasa kebersamaan antar generasi.
Acara Mendatang: Workshop Petatah Petitih
Sebagai bentuk lanjutan dari program pembelajaran adat, Rifky dan timnya akan mengadakan acara workshop di akhir tahun 2024 dengan tajuk “Petatah Petitih Minangkabau Melalui Game Santiang”.
Acara tersebut bertujuan untuk mendalami lebih jauh tentang peribahasa dan pepatah dalam budaya Minangkabau, serta bagaimana cara mengintegrasikannya ke dalam permainan.
Workshop juga diharapkan dapat menarik minat lebih banyak orang untuk berpartisipasi dan belajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam petatah petitih tersebut.
Dengan pendekatan yang inovatif dan menyenangkan, “Santiang Jago Pusako” membuktikan bahwa pembelajaran budaya tidak harus membosankan.
Melalui permainan ini, Rifky Satria Jamal berhasil menciptakan sebuah platform yang mengajak anak muda untuk lebih mencintai dan memahami adat Minangkabau.
Dengan lebih dari 2.000 pemain yang sudah merasakan sensasi belajar budaya ini, masa depan pelestarian budaya Minangkabau tampak semakin cerah.
Santiang Jago Pusako tidak hanya sekadar permainan, tetapi juga merupakan langkah penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang kaya dan berharga bagi generasi mendatang.
Tonton film Santian Jago Pusako disini.
Editor: Nanda Bismar