Bulan Ramadhan selalu menghadirkan suasana yang berbeda di Sumatera Barat dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya.
Beragam aktivitas biasanya dilakukan pada bulan Ramadhan, misalnya “Ngabuburit” sambil berburu hidangan khas untuk berbuka puasa atau takjil.
Aktivitas “Ngabuburit” biasanya dilakukan di pasar-pasar dadakan berbagai daerah di Sumatera Barat, atau yang biasa juga disebut dengan istilah “Pasa Pabukoan”.
Ketika berada di Pasa Pabukoan pengunjung akan menjumpai aneka jajanan tradisional yang menggugah selera, sebagai menu pembuka saat berbuka.
Namun diantara banyaknya pilihan terdapat beberapa hidangan teratas yang dicari oleh pengunjung yaitu Sala Lauak, Kue Pukis, Onde-Onde (Klepon), Lamang Tapai, dan Lapek Bugih.
Makanan – makanan tersebut bukan hanya sekadar pengganjal lapar setelah seharian berpuasa, tetapi juga warisan budaya yang terus hidup di tengah modernisasi kuliner.
Berikut adalah ulasan 5 Takjil Favorit paling diburu masyarakat Sumatera Barat selama bulan Ramadhan.
1. Sala Lauak: Camilan Gurih Legendaris dari Pariaman
Takjil tidak harus selalu tentang camilan manis, Sala Lauak menjadi bukti bahwa gorengan bercita rasa gurih juga menjadi favorit berbuka puasa di Ranah Minang.
Makanan khas Pariaman ini terbuat dari adonan tepung beras yang dicampur dengan ikan laut giling, bawang putih, kunyit, dan sedikit garam.
Setelah dibentuk bulat kecil, adonan ini digoreng hingga keemasan dan menjadi favorit banyak orang dengan cita rasa yang lezat.
Sala Lauak memiliki tekstur luar yang renyah dengan bagian dalam yang sedikit kenyal yang biasanya, makanan ini dinikmati dengan cabai hijau atau sambal lado yang pedas.
Keunikan rasanya menjadikan Sala Lauak sebagai takjil yang tak pernah sepi peminat di bulan Ramadhan.
2. Kue Pukis: Manis, Lembut, dan Penuh Nostalgia
Kue Pukis adalah salah satu jajanan tradisional yang dengan mudah ditemukan di berbagai pasar pabukoan yang buka selama bulan Ramadhan.
Berasal dari pengaruh kuliner Belanda, Pukis telah menjadi bagian dari budaya kuliner Indonesia, termasuk di Sumatera Barat.
Adonannya berbahan dasar tepung terigu, gula, santan, ragi, dan telur menghasilkan tekstur yang empuk dan aroma khas saat dipanggang.
Kue ini biasanya diberi tambahan topping seperti cokelat meses, keju, atau kacang sehingga menambah citarasa jajanan tradisional.
Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut menjadikannya pilihan sempurna untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.

3. Onde-Onde (Klepon): Ledakan Gula Merah dalam Gigitan
Di Sumatera Barat, Klepon lebih dikenal sebagai Onde-Onde, dengan ciri khas berwarna hijau pandan dan berbentuk seperti bola-bola kecil dengan lapisan luar serutan kelapa.
Jajanan ini selalu menjadi primadona saat berbuka puasa karena rasa manisnya yang khas berasal dari gula merah.
Terbuat dari tepung ketan yang dibentuk bulat dengan isian gula merah cair, lalu direbus hingga matang dan digulingkan dalam parutan kelapa.
Ketika digigit, gula merah di dalamnya akan meleleh di mulut, menciptakan sensasi unik yang membuat ketagihan.
Selain nikmat, Klepon juga memiliki makna filosofi, yakni kebersamaan dan kejutan manis dalam hidup—sesuai dengan semangat Ramadhan yang penuh berkah.

4. Lamang Tapai: Perpaduan Ketan dan Fermentasi yang Unik
Lamang Tapai adalah takjil khas Minangkabau yang memadukan rasa manis, asam, dan legit dalam satu sajian.
Lamang (lemang) adalah ketan yang dimasak dalam ruas bambu dengan santan hingga matang, menghasilkan aroma khas dari daun pisang yang membungkusnya.
Pototongan lamang kemudian disajikan bersama tapai hitam, yaitu ketan hitam yang difermentasi dengan ragi dengan citarasa asam yang khas.
Kombinasi keduanya menciptakan perpaduan rasa yang begitu khas: gurih dari ketan dan santan, serta manis-asam dari tapai.
Maka tidak heran jika Lamang Tapai selalu menjadi incaran utama masyarakat Sumatera Barat saat berbuka puasa.

5. Lapek Bugih: Manis Legit dari Ketan dan Kelapa
Lapek Bugih adalah jajanan berbahan dasar tepung ketan yang dibungkus daun pisang dan dikukus hingga matang.
Isian khasnya berupa campuran kelapa dan gula merah, menciptakan rasa manis yang legit.
Teksturnya yang kenyal serta aroma khas dari daun pisang menjadikan Lapek Bugih takjil favorit di Sumatera Barat.
Jajanan ini sering dikaitkan dengan makanan tradisional peranakan yang tetap bertahan dalam budaya kuliner Minangkabau.
Baca Juga Tujuh Hidangan Ramadhan Khas Sumatera Barat
Tradisi Berburu Takjil di Bulan Ramadhan
Di Sumatera Barat, berburu takjil bukan sekadar urusan mencari makanan, tetapi juga bagian dari tradisi dan kebersamaan.
Pasar-pasar Ramadhan yang menjual jajanan khas ini menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai kalangan.
Tidak hanya sebagai momen belanja, berburu takjil juga menjadi ajang silaturahmi dan nostalgia akan cita rasa masa lampau.
Jadi, saat Ramadhan tiba, jangan lupa berburu takjil khas diatas, selain lezat, mencicipi makanan tradisional juga berarti merayakan kekayaan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Editor: Nanda Bismar