Udara yang sejuk, panorama alam yang memukau, menjadikan Kota Bukittinggi salah satu spot untuk kegiatan lari santai yang menyenangkan.
Bukitinggi seolah menjawab semua tujuan berlari yang kamu inginkan, bisa saja sebagai meditasi, mengenal diri sendiri hingga murni tujuan berolahraga.
Beberapa spot terkenal seperti ikon kota, yaitu Jam Gadang dan Ngarai Sianok yang indah, setiap langkah membawa kisah, tentang sejarah, semangat, dan keseimbangan hidup.
Udara yang sejuk, kabut tipis yang menyapa di pagi hari, dan pemandangan alam yang seolah melukis sejarah.
Kota di atas awan ini bukan sekedar destinasi wisata klasik, tapi juga surganya para pelari santai, yang ingin menikmati detik – detik yang berjalan pelan bersama alam dan sejarah.
Kalau kamu mencari tempat lari santai yang berpadu antara panorama, budaya, dan suasana khas pegunungan, berikut adalah tujuh spot lari menarik yang wajib kamu jajal di Bukittinggi.
Spot 1: Lapangan Kantin – Detak Awal Bukittinggi di Pagi Hari
Setiap kota punya pusat kebugaran pagi, termasuk Kota Bukittinggi dengan Lapangan Kantin yang terkenal, sekaligus terletak di jantung kota.
Terletak tidak jauh dari sekolah – sekolah dan kompleks pemerintahan, menjadikannya titik pertemuan warga yang ingin mengisi pagi dengan energi.
Lintasan lari berbentuk oval dengan lintasan berlapis tanah padat, diman kamu akan menemukan berbagai karakter, seperti pelari santai, serius, bahkan rekreasi di sore hari.
Waktu terbaik untuk aktivitas lari di Lapangan Kantin bisa dimulai dari pagi hari pukul enam pagi atau sore hari mulai pukul empat sore.
Setelah melakukan aktivitas lari, kamu tentu saja bisa mencicipi berbagai kuliner khas lokal yang tersedia di sekitar lapangan kantin, mulai dari camilan ringan hingga makanan berat.
Spot 2: Jam Gadang – Jembatan Limpapeh – Panorama Baru
Mulailah langkahmu dari Jam Gadang, simbol abadi Bukittinggi, kemudian berlari ringan menuju kaki Jembatan Limpapeh, jembatan gantung yang legendaris.
Sensasinya luar biasa, kamu seolah berlari di atas sejarah, dengan pemandangan janjang – janjang ikonik dan bangunan tua Pasa Ateh.
Dari Jembatan Limpapeh, lanjutkan rute lari hingga Panorama Baru, tempat ngarai terbuka lebar di hadapanmu seperti lukisan hidup.
Bagi yang suka mendengarkan lagu sambil lari, lagu “Walking on a Dream” dari Empire of the Sun bisa jadi rekomendasi.
Waktu terbaik untuk lari di areal ini adalah pagi dan sore menjalang malam untuk merasakan sensasi kehidupan sekitar yang lebih ramai.

Spot 3: Janjang Saribu – Ngarai Sianok – Bukik Apik
Siap berlari dengan sedikit petualangan? Jalur Janjang Saribu – Ngarai Sianok – Bukik Apik menawarkan paduan sempurna antara adrenalin dan keindahan.
Turuni tangga batu Janjang Saribu sambil menikmati kabut pagi yang menari di atas ngarai, dengan hamparan hijau Ngarai Sianok membentang luas ketika sampai di bawah.
Jalur menuju Bukik Apik sedikit menanjak, tapi setiap langkah terbayar lunas dengan panorama lembah dan sawah di bawah kaki.
Berlari di antara tebing dan kabut adalah cara Bukittinggi mengajarkan arti tenang dalam tantangan.
Waktu terbaik untuk berlari di areal ini adalah pagi hari, karena kamu akan melihat pemandangan kabut dan ngarai yang spektakuler.
Gunakan sepatu lari type trail ringan, karena beberapa bagian jalur cukup licin saat lembab.
Spot 4: Stadion Ateh Ngarai
Stadion Ateh Ngarai bukan sekadar tempat olahraga, melainkan adalah ruang energi, dimana kamu bisa memandangi langsung tebing Ngarai Sianok yang menjulang gagah.
Angin lembah bertiup lembut setiap pagi, menciptakan suasana yang menenangkan, Di Ateh Ngarai, setiap tarikan napas terasa seperti meditasi di udara terbuka.
Banyak pelari lokal memilih tempat ini untuk latihan rutin, dimana kamu bisa jogging santai di lintasan, lalu duduk di tribun menikmati sunrise yang perlahan menembus kabut.
Stadion ini berada di ketinggian lebih dari 900 mdpl, sehingga udara dan tekanan oksigennya ideal untuk latihan ringan tapi efektif.

Spot 5: Panorama – Ngarai Sianok – Janjang Koto Gadang
Kalua kamu mencari spot untuk berlari dengan rute yang penuh photo stop atau bisa dibilang instagramable, maka jalur Panorama menjadi pilihan tepat.
Dari Panorama Bukittinggi, kamu bisa menuruni jalan berliku menuju Ngarai Sianok, lalu melintasi Jembatan Gantung Koto Gadang, spot yang wajib diabadikan.
Pemandangan ngarai dari atas jembatan benar-benar magis, dengan visual nagari Koto Gadang yang suasana klasik dan jejeran rumah-rumah tua kolonial.
Kalau sempat, mampirlah ke pengrajin perak lokal, lalu kembali ke titik awal dengan langkah ringan.
Koto Gadang adalah nagari pengrajin perhiasan perak, yang akan kamu temui di akhir langkah larimu di spot ini.
Salah satu spot yang wajib kamu coba adalah pemandangan indah Sunrise dari jembatan gantung Koto Gadang.
Baca Juga Spot Lari Menantang di Padang: Kombinasi Pantai, Kota, dan Perbukitan
Spot 6: Pasa Lereang – Pasa Bawah – Janjang Ampek Puluah
Lari di pasar? Kenapa tidak! Rute Pasa Lereang – Pasa Bawah – Janjang Ampek Puluah adalah perjalanan kecil yang bisa kamu lakukan sambil berlari ringan.
Melintasi kehidupan lokal Bukittinggi, mulai dari Janjang Ampek Puluah yang legendaris, dimana seolah kamu melintasi mesin waktu.
Sepanjang rute, kamu akan mencium aroma rempah dan mendengarkan suara pedagang, hingga langkah di tangga batu Janjang Ampek Puluah, semuanya terasa hidup.
Jalur yang tergolong pendek tapi intens, sehingga cocok untuk city run ringan sambil mencicipi energi kota lama yang tak lekang oleh waktu.
Setelah berlari ringan kamu bisa mencoba sarapan karupuak kuah sate atau teh talua di Pasa Bawah setelah lari.
Spot 7: Lapangan Pacu Kudo Ambacang – Kantor Walikota
Sore hari di Bukittinggi adalah waktu terbaik untuk berlari pelan, dan membiarkan pikiran ikut beristirahat.
Untuk lari sore yang santai, rute Lapangan Pacu Kudo Ambacang – Kantor Walikota adalah favorit warga lokal.
Jalannya lebar, lumayan rindang dan tidak terlalu ramai, dari Lapangan Pacu Kudo yang penuh sejarah, kamu bisa memulai jogging ringan ke arah kantor wali kota.
Di sepanjang jalan, matahari sore menembus pepohonan, menciptakan cahaya keemasan di atas aspal, sempurna untuk cool down setelah hari yang panjang.
Waktu terbaik untuk berlari di rute ini adalah saat sore hari dengan kehidupan yang lebih ramai dan cahaya matahari yang lebih tenang.
Bukittinggi, Kota yang Mengajarkan Lari dengan Hati
Berlari di Bukittinggi bukan tentang kecepatan, tapi tentang rasa untuk menikmati setiap rute dan menyatu dalam ritme yang alami.
Ketika melewati setiap tanjakan, kamu belajar sabar, di setiap turunan, kamu belajar menikmati.
Hingga kamu menyadari betapa indahnya kota kecil ini sehingga berlari di Bukittinggi bukan soal mencapai garis finish, tetapi tentang perjalanan menemukan versi terbaik dari dirimu sendiri.
Editor: Nanda Bismar
