Festival Lima Danau (F5D) merupakan perayaan tahunan yang menjadi ikon Kabupaten Solok, dengan menampilkan pesona lima danau terindah di wilayah ini.
Pertama kali diselenggarakan pada tahun 2018, festival lima danau telah menjadi ajang bergengsi yang menampilkan keberagaman budaya, kuliner, serta keindahan destinasi wisata Solok.
Pada tahun 2024, Festival Lima Danau kembali hadir dengan tema besar “Harmony in Diversity of Solok Regency toward World Class Tourism” atau “Harmoni Dalam Keberagaman Kabupaten Solok Menuju Pariwisata Kelas Dunia”.
Melalui tema tersebut, Kabupaten Solok ingin menonjolkan karakteristik unik dari lima danaunya yang masing-masing memiliki cerita budaya dan pesona alam yang berbeda.
Berikut adalah ulasan menarik dari West Sumatra 360 mengenai festival yang akan dihelat pada tahun ini,
Keunikan Festival Lima Danau
Setiap danau di Kabupaten Solok memiliki daya tarik tersendiri yang turut diangkat dalam Festival Lima Danau.
Danau Singkarak, sebagai salah satu danau terbesar di Sumatera Barat, terkenal dengan ikan endemiknya yaitu ikan bilih, serta pensi yaitu sejenis kerang air tawar.
Pengunjung juga dapat menyaksikan aktivitas masyarakat lokal menggunakan biduak, perahu tradisional, untuk menangkap ikan bilih dan pensi.
Keunikan tersebut ingin menyampaikan hubungan harmonis antara masyarakat dengan alam sekitarnya.
Berikutnya, Danau Tuo, yang kurang begitu dikenal oleh wisatawan, menawarkan tradisi unik dalam budaya pernikahan masyarakat setempat.
Dalam tradisinya, pasangan pengantin baru melakukan ritual “Mandi Bali” sebagai simbol penyucian dan persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga.
Tradisi ini menunjukkan kekayaan adat istiadat yang masih hidup dan dilestarikan di sekitar danau tersebut.
Kemudian lanjut ke Danau Diatas, yang sering dijuluki “Swiss-nya Sumatera” karena pemandangan alamnya yang begitu indah.
Baca Juga Pesona Budaya dalam Festival Rang Solok Baralek Gadang 2024
Danau ini dikelilingi oleh pegunungan hijau dan hamparan perkebunan yang membuatnya terlihat seperti negeri di atas awan.
Kuliner
Selain itu, Danau Diatas juga terkenal dengan kuliner khasnya seperti lamang hitam, beras ketan yang dibakar dalam bambu, dan amping dadiah yaitu camilan tradisional dari susu kerbau yang difermentasi.
Kehadiran aneka kuliner khas tentu saja melengkapi keindahan panorama alam yang ditawarkan.
Di sebelahnya terdapat Danau Dibawah, yang juga dikenal dengan nama Danau Kembar karena letaknya yang berdekatan dengan Danau Diatas.
Danau ini dikelilingi oleh rumah dan ladang milik masyarakat yang menjadikan pemandangannya sangat asri.
Tradisi Tari Piring di atas telur yang memukau, masih sering dipentaskan dalam acara-acara adat di sekitar danau.
Tari Piring adalah simbol kegembiraan dan syukur yang mengandung makna filosofi yang dalam.
Terakhir, Danau Talang yang berada tepat di kaki Gunung Talang, juga memiliki daya tarik tersendiri.
Selain pemandangan danau dan pegunungan yang luar biasa, kawasan ini menjadi tempat pelestarian tradisi bela diri Silek, seni bela diri dari Minangkabau.
Silek tidak hanya sebuah pertunjukan fisik, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral dan spiritual yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Pesona Danau Talang dan tradisi Silek menjadi daya tarik unik yang hanya bisa ditemukan di festival ini.
Festival Lima Danau: Perayaan Alam, Budaya, dan Kuliner
Festival Lima Danau tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga sarana untuk mempromosikan potensi pariwisata Kabupaten Solok ke kancah internasional.
Berdasarkan kalender event daerah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), F5D tahun 2024 akan diselenggarakan pada tanggal 12 hingga 16 Oktober 2024.
Selama lima hari penuh, festival ini akan dipusatkan di sekitar lima danau yang menjadi kebanggaan Solok, yaitu Danau Singkarak, Danau Tuo, Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Talang.
Festival dapat menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menikmati keindahan alam Indonesia di tengah kawasan pegunungan yang indah.
Dikelilingi oleh perbukitan hijau dan gunung-gunung yang menjulang, danau-danau memberikan latar yang sempurna untuk berbagai kegiatan seru selama festival berlangsung.
Dengan suasana yang menyatu antara keindahan alam dan keberagaman budaya, Festival Lima Danau menghadirkan pengalaman wisata yang tak terlupakan.
Baca Juga Festival Langkisau, Perayaan Tahunan Keindahan Alam Pesisir Selatan
Ragam Kegiatan di Festival Lima Danau
Selama penyelenggaraan festival, pengunjung tidak hanya akan disuguhkan keindahan alam dan budaya, tetapi juga berkesempatan untuk mengikuti beragam kegiatan seru.
Kompetisi perahu dragon, lomba lari marathon, serta pertunjukan musik tradisional menjadi beberapa atraksi yang bisa dinikmati.
Selain itu, terdapat juga pasar malam yang menjual produk-produk lokal, serta pameran kerajinan tangan yang menghadirkan karya seni tradisional masyarakat sekitar.
Tidak hanya itu, pengunjung dapat menikmati kuliner khas Solok yang dipamerkan di stand-stand kuliner, seperti lamang hitam, amping dadiah, dan berbagai olahan ikan bilih dari Danau Singkarak.
Festival juga menyelenggarakan berbagai aktivitas ekowisata dan pendidikan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan budaya di sekitar kawasan.
Mendorong Pariwisata Berkelanjutan
Festival Lima Danau tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya dan alam, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendorong pariwisata berkelanjutan di Solok.
Pemerintah daerah bersama dengan berbagai pihak terkait berupaya untuk memperbaiki infrastruktur pariwisata, memperkenalkan program-program pelestarian lingkungan, serta mengembangkan potensi ekonomi masyarakat lokal.
Dengan demikian, festival ini tidak hanya memperkuat identitas budaya Kabupaten Solok, tetapi juga membuka peluang besar untuk memajukan pariwisata Solok ke tingkat dunia.
Sebagai salah satu festival terbesar di Sumatera Barat, Festival Lima Danau berperan penting dalam memperkenalkan kekayaan alam dan budaya Indonesia kepada dunia.
Bagi wisatawan yang ingin menikmati pesona lima danau serta merasakan langsung kehangatan budaya lokal, F5D adalah moment yang tidak boleh dilewatkan.
Editor: Nanda Bismar