Close Menu
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Tips & Checklist Liburan Eco Friendly ke Sumatera Barat

07/10/2025

5 Restoran Lokal untuk Pecinta Pizza di Padang: Cita Rasa Otentik Khas Italia

06/10/2025
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
West Sumatra 360
Wednesday, October 8 Login
  • Home
    • About
    • Privacy Policy
    • UMKM
  • Culture
  • To Do
  • Food
  • Travel Tips
  • Services
West Sumatra 360
Home»Wisata»Budaya»Kerajaan Malayu Dharmasraya: Menelusuri Jejak Kejayaan Masa Lampau di Bumi Sumatera
Budaya

Kerajaan Malayu Dharmasraya: Menelusuri Jejak Kejayaan Masa Lampau di Bumi Sumatera

Novi Fani RovikaBy Novi Fani Rovika03/05/2025
Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
Kerajaan Malayu Dharmasraya: Menelusuri Jejak Kejayaan Masa Lampau di Bumi Sumatera
Amoghapasa Padang Roco Inscription Front National Museum Jakarta
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Kerajaan Malayu Dharmasraya merupakan salah satu kerajaan kuno yang pernah berjaya di Pulau Sumatera pada abad ke-13.

Lokasinya diperkirakan berada di sepanjang aliran Sungai Batanghari, yang kini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat.

Berdiri sekitar abad ke-11 hingga abad ke-14 Masehi, kerajaan ini menjadi penerus kekuasaan Malayu setelah kemunduran Kerajaan Sriwijaya.

Sekaligus menjadi penghubung penting dalam jalur perdagangan dan penyebaran budaya di Nusantara.

Kemunduran Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-11 terjadi akibat adannya serangan dari Kerajaan Colamandala (Chola) dari India Selatan.

Sekaligus membuka jalan bagi bangkitnya kekuatan-kekuatan lokal di Sumatera, salah satu kekuatan itu adalah Kerajaan Malayu Dharmasraya.

Sejarah Singkat Kerajaan Malayu Dharmasraya

Berdasarkan catatan sejarah dari beberapa peninggalan prasasti, Dharmasraya muncul sebagai penerus kejayaan Malayu.

Mengambil alih peran Sriwijaya sebagai pusat perdagangan, budaya, dan kekuasaan di Sumatera bagian tengah.

Nama “Dharmasraya” sendiri diambil dari manuskrip yang terdapat pada Prasasti Padang Roco yang tertera angka tahun 1286 M, di Jorong Sungai Langsat, Kenagarian Siguntur, Kecamatan Sitiung.

Kerajaan Malayu Dharmasraya didirikan oleh Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa dari Dinasti Mauli pada tahun 1183 Masehi.

Sumber utama yang menyebutkan keberadaan Dharmasraya adalah Prasasti Grahi (1183 M) di selatan Thailand, yang bertanggal 1183 Masehi.

Prasasti ini mencatat perintah dari Raja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa kepada bupati Grahi untuk membuat arca Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin.

Pusat Kerajaan Malayu Dharmasraya disebut berada di tepi Sungai Batanghari, yang kini berada di wilayah Kabupaten Dharmasraya.

Keberadaan kerajaan Dharmasraya juga disebut menjadi simbol kebangkitan peradaban Malayu setelah melemahnya pengaruh Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Padang Roco juga memperlihatkan adanya hubungan erat antara Malayu Dharmasraya dengan kerajaan-kerajaan besar di Asia Tenggara pada masa itu, seperti Kerajaan Singhasari di Pulau Jawa.

Situs-Situs Peninggalan Sejarah Yang Menceritakan Keberadaan Kerajaan Malayu Dharmasraya

Beberapa situs sejarah yang menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Malayu Dharmasraya yang masih bisa dijumpai hingga hari ini diantaranya adalah:

Candi Padang Roco - Photo MuhammadKerajaan Malayu Dharmasraya: Menelusuri Jejak Kejayaan Masa Lampau di Bumi Sumatera
Candi Padang Roco Photo Muhammad

1.   Candi Padang Roco

Candi Padang Roco merupakan situs bersejarah yang terdiri dari empat bangunan, dengan tiga di antaranya telah berhasil digali dan dipugar.

Candi ini beraliran agama Buddha dan memberikan gambaran kehidupan spiritual masyarakat pada masa itu.

Lokasinya tepatnya berada di Jorong Sungai Langsat, Kenagarian Siguntur, Kecamatan Sitiung – Kabupaten Dharmasraya.

2.   Candi Pulau Sawah

Situs Candi Pulau Sawah merupakan salah satu peninggalan penting dari Kerajaan Malayu Dharmasraya, yang menunjukkan kemajuan arsitektur dan keagamaan pada masa kerajaan.

3.   Arca Amoghapasa

Arca Amonghapasa merupakan hadiah dari Raja Kertanagara dari Kerajaan Singasari kepada Raja Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa pada tahun 1286 Masehi.

Arca ini kemudian diletakkan di bumi Dharmasraya sebagai simbol persahabatan dan pengaruh budaya antara Jawa dan Sumatera.

Hubungan dengan Singhasari dan Ekspedisi Pamalayu

Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Dharmasraya adalah keterlibatannya dalam Ekspedisi Pamalayu yang dilancarkan oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari pada tahun 1275.

Ekspedisi ini bertujuan mempererat hubungan politik dan budaya antara Jawa dan Sumatera, sekaligus membendung pengaruh Mongol di kawasan Asia Tenggara.

Pada dasarnya Dharmasraya menerima ekspedisi Singhasari dengan tangan terbuka, hal ini dibuktikan dengan catatan pada Prasasti yang terdapat di Candi Padang Roco.

Prasasti tersebut menyebutkan, pemberian arca Amoghapasa dari Kertanegara kepada rakyat Dharmasraya sebagai tanda persahabatan.

Arca itu melambangkan harapan akan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat Malayu dan hubungan baik dengan Singhasari.

Tokoh penting dari masa ini adalah Raja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa, yang disebut dalam prasasti sebagai penguasa Dharmasraya.

Ia dianggap berhasil menjaga stabilitas politik dan hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan besar di sekitarnya.

Peran Dharmasraya dalam Jalur Rempah Nusantara serta Pusat Kekuasaan dan Wilayah

Dharmasraya diperkirakan berpusat di sepanjang Sungai Batanghari, yang merupakan jalur air penting yang menghubungkan wilayah pedalaman Sumatera dengan pesisir timur.

Wilayah kekuasaan Dharmasraya meliputi sebagian besar Sumatera bagian tengah dan timur, termasuk wilayah Jambi, Riau, dan sebagian Sumatera Selatan.

Klook.com

Sebagai kerajaan yang berbasis di jalur perdagangan, Dharmasraya memiliki keunggulan strategis, karena keberadaan Sungai Batanghari memungkinkan pengiriman barang dari pedalaman.

Barang-barang berharga seperti: emas, kayu, damar, dan rotan ke wilayah pesisir untuk diperdagangkan ke luar wilayah Sumatera.

Dharmasraya dengan letaknya yang strategis di tepi Sungai Batanghari, memainkan peran penting sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Nusantara.

Wilayah ini menjadi jalur penghubung antara pedalaman Sumatera dengan pesisir timur, memungkinkan pertukaran budaya dan ekonomi yang signifikan.

Kebudayaan dan Agama

Sebagai penerus tradisi Malayu-Sriwijaya, Dharmasraya mewarisi kekayaan budaya yang luar biasa dengan Agama Buddha Mahayana menjadi kepercayaan utama.

Seperti yang tercermin dalam arca-arca yang ditemukan di situs Padang Roco dan sekitarnya, namun ada juga pengaruh Hindu dan kepercayaan lokal yang hidup berdampingan.

Seni ukir batu, arsitektur, dan sastra berkembang pesat pada masanya, seperti Arca Amoghapasa yang tersimpan di Museum Nasional Indonesia, adalah contoh mahakarya seni rupa dari masa Dharmasraya.

Keberadaan candi-candi kecil dan prasasti menunjukkan tingginya nilai religius dan intelektual masyarakatnya.

Selain itu, sistem pemerintahan dan hukum di Dharmasraya memperlihatkan kematangan, dimana Raja dianggap sebagai perwujudan kekuatan suci, dengan tugas utama menjaga keseimbangan kosmis.

Baca Juga 7 Fakta Unik dan Menarik Seputar Kabupaten Dharmasraya

Runtuhnya Kejayaan

Seiring berjalannya waktu, kekuasaan Dharmasraya mulai melemah dengan munculnya kerajaan-kerajaan baru seperti Kerajaan Malaka di semenanjung dan meningkatnya pengaruh Majapahit di Jawa.

Selain itu, jalur perdagangan beralih dari jalur sungai pedalaman ke jalur laut, menyebabkan Dharmasraya kehilangan posisi strategisnya.

Perkembangan Islam di pesisir timur Sumatera pada abad ke-14 dan 15 juga mempercepat perubahan sosial dan politik di wilayah tersebut.

Pada akhirnya, Dharmasraya perlahan hilang dari catatan sejarah, namun jejak-jejak kejayaannya tetap tertinggal dalam artefak, tradisi, dan memori kolektif masyarakat setempat.

Warisan Kerajaan Malayu di Ranah Cati Nan Tigo

Ranah Cati Nan Tigo adalah istilah adat yang merujuk pada kesatuan tiga wilayah penting di dataran tinggi Minangkabau pada masa lampau, yaitu Tanah Datar, Agam, dan Lima Puluh Kota.

Ketiganya membentuk pusat pemerintahan adat dan budaya Minangkabau yang kemudian dikenal sebagai Luhak Nan Tigo.

Dalam konteks sejarah Kerajaan Dharmasraya, Ranah Cati Nan Tigo memegang peranan penting sebagai bagian dari inti kekuasaan dan pusat peradaban Minangkabau awal.

Pada masa Kerajaan Dharmasraya, wilayah ini menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, dan penyebaran budaya.

Bahkan, dalam berbagai naskah kuno dan tambo (sejarah lisan Minangkabau), disebutkan bahwa Ranah Cati Nan Tigo menjadi tempat bermusyawarah para pemimpin adat dan kerajaan dalam mengambil keputusan besar.

Tradisi musyawarah mufakat, serta adat yang kuat di Minangkabau saat ini, berakar dari sistem pemerintahan yang telah dibangun sejak masa Kerajaan Dharmasraya.

Sebutan Ranah Cati Nan Tigo memiliki makna mendalam dalam budaya Minangkabau, dimana istilah ini merujuk pada konsep musyawarah dan mufakat yang melibatkan tiga unsur penting dalam pemerintahan.

Ketiga unsur penting tersebut adalah alim ulama, niniak mamak, dan cadiak pandai, yang mencerminkan sistem pemerintahan yang demokratis dan berbasis pada nilai-nilai kebersamaan.

Dengan demikian, Ranah Cati Nan Tigo bukan hanya sekadar kawasan geografis, tetapi juga simbol penting lahirnya tatanan sosial, politik, dan budaya Minangkabau yang bertahan hingga kini.

Warisan dan Relevansi Hari Ini

Hari ini, sisa-sisa kejayaan Kerajaan Malayu Dharmasraya menjadi bagian penting dari identitas budaya Sumatera Barat dan Indonesia secara umum.

Situs-situs bersejarah seperti Kompleks Candi Padang Roco, Candi Pulau Sawah, dan peninggalan arca Amoghapasa menjadi saksi bisu masa lalu yang gemilang.

Pemerintah daerah dan komunitas lokal berupaya melestarikan, baik melalui penelitian arkeologi, festival budaya, maupun pengembangan pariwisata sejarah.

Bukan hanya soal mengenang masa lalu, tetapi juga memahami akar identitas bangsa dan membangun masa depan yang lebih berakar pada nilai-nilai budaya sendiri.

Melalui jejak Dharmasraya, kita belajar tentang pentingnya diplomasi, keterbukaan terhadap pengaruh luar, dan kemampuan adaptasi sebagai kunci kejayaan.

Kerajaan ini membuktikan bahwa di balik lebatnya hutan Sumatera, pernah berdiri sebuah peradaban besar yang mampu menjalin hubungan dengan dunia luar, menciptakan seni dan budaya yang agung.

Editor: Nanda Bismar
Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
Novi Fani Rovika
  • Instagram

Related Posts

Fakta Seru tentang Sate Padang yang Perlu Kamu Tahu

25/09/2025

10 Things You Probably Don’t Know About West Sumatra

24/09/2025

Nagari Ujung Gading: Menelusuri Jejak Suku Mandailing di Ranah Minang

18/09/2025
Add A Comment

Comments are closed.

Top Posts

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022

5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

04/12/2022

6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

05/12/2022

Subscribe to Updates

Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

Most Popular

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

01/12/2022

5 Things To Do in Mentawai Islands

03/12/2022
Our Picks

5 Sate Ini Lagi Viral di Bukittinggi; Sudah Coba Belum?

08/10/2025

Tips & Checklist Liburan Eco Friendly ke Sumatera Barat

07/10/2025

5 Restoran Lokal untuk Pecinta Pizza di Padang: Cita Rasa Otentik Khas Italia

06/10/2025

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

Facebook X (Twitter) Instagram
  • About
  • Privacy Policy
  • Our Team
© 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?