Sejarah Randai
Randai memiliki sejarah yang panjang. Konon, randai dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Tanah Datar.
Yang dimainkan ketika berhasil menangkap rusa yang keluar dari hutan.
Awalnya, randai merupakan permainan yang dimainkan pemuda di halaman surau pada malam menjelang tidur.
Pemuda yang memainkannya diajari oleh pemuda nagari. Beberapa dugaan mengatakan Randai pada mulanya dipelihara oleh perguruan silat di Pesisir Padang (Pariaman), yang mengajarkan Ulau Ambek.
Kata Randai diperkirakan berasal dari kata ‘handai‘ yang berarti santai, pembicaraan yang penuh hangat dan obrolan yang intim.
Pada masanya, semua pemeran dalam teater Randai adalah laki-laki.
Bila ada tokoh perempuan dalam cerita, maka akan dimainkan oleh laki-laki. Pemeran tokoh wanita dipilih menurut bentuk fisik.
Randai
Randai adalah kesenian rakyat Minangkabau yang berupa teater rakyat.
Kesenian tradisional randai menggabungkan seni lagu, tari, drama dan silat menjadi satu kesatuan.
Kesenian ini hanya ada di Minangkabau. Konon, kesenian ini berasal dari perguruan silat Sumatera Barat.
Ada empat unsur yang ada dalam kesenian randai yaitu cerita, dialog dan acting, galombang dan gurindam.
Keempat unsur itulah yang wajib ada dalam pertunjukan kesenian randai.
Randai merupakan pertunjukan seni hiburan yang biasa dipertunjukkan saat pesta rakyat, hari raya id, hari besar adat atau keagamaan lainya.
Kesenian Gandang Tambua Tasa dari Kota Pariaman
Cerita yang dimainkan dalam randai merupakan cerita rakyat atau kaba. Kaba ialah proses berirama sastra Minangkabau Tradisional.
Cerita randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat, seperti cerita Cindua Mato, Anggun Nan Tongga, Galombang Danie dan cerita rakyat lainya.
Fungsi Randai
Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan yang di dalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat.
Kesenian Randai dimainkan secara berkelompok dengan melangkahkan kaki secara perlahan sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian yang berganti-gantian.
Dipimpin oleh satu orang yang disebut panggoreh yang bergerak dalam legaran yang bertugas mengeluarkan teriakan khas hep tah tih yang menentukan tempo atau ritme gerakan, supaya beriringan dengan dendangan supaya tampak seirama.
Secara umum, randai merupakan kesenian yang menggabungkan berbagai elemen seni seperti lagu, tari, drama dan silat.
Hal ini membuat randai menjadi kesenian yang unik dan kaya akan budaya Minangkabau.
Selain sebagai hiburan, randai juga berfungsi sebagai media untuk menyampaikan pesan dan nasihat kepada masyarakat.
Oleh karena itu, randai sangat penting dalam budaya Minangkabau dan harus dilestarikan untuk generasi selanjutnya.
Referensi tulisan: https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Garak/article/view/204 https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/TradisiRandai/