Permainan tradisional Minangkabau tidak hanya sekadar hiburan tetapi juga sarat dengan nilai-nilai yang mengajarkan kerja sama, ketekunan, dan kemandirian.
Walaupun belakangan ini permainan digital semakin mendominasi, permainan tradisional tetap memiliki peminatnya.
Jika pada artikel sebelumnya West Sumatera 360 telah membahas 8 permainan anak tradisional Minangkabau, dan berikut adalah artikel lanjutannya.
Mulai dari permainan santai seperti Suruak Lidi, hingga balapan seru seperti Pacu Codang, menawarkan cara yang berbeda untuk merasakan keseruan bermain di alam terbuka.
1. Suruak Lidi
Suruak Lidi mungkin tidak sepopuler permainan mancik-mancik, karena permainan ini lebih santai dan tidak melibatkan banyak gerakan aktif seperti berlari.
Pemain hanya perlu jongkok sambil memindahkan lidi dengan kecermatan yang tepat.
Walaupun sederhana, Suruak Lidi tetap menyenangkan, terutama karena bisa dimainkan dengan alat yang mudah ditemukan, seperti ranting kayu dan tanah.
Bisa dikatakan, permainan ini adalah versi yang lebih tenang dari mancik-mancik, dengan lidi sebagai “alat kendali” yang dioperasikan oleh “juragan mancik” atau pemainnya.
Meskipun tidak seaktif permainan lainnya, Suruak Lidi tetap mengasah keterampilan tangan dan fokus, cocok untuk dimainkan di sela-sela aktivitas.
2. Pacu Codang
Pacu Codang, atau Getek Pohon Pisang, adalah permainan balapan air yang populer di Sumatera Barat, khusunya daerah Solok.
Dalam permainan ini, peserta harus menggunakan batang pisang sebagai alat utama.
Batang pisang diikat menjadi satu dan pemain harus berbaring tengkurap di atasnya untuk berlomba mencapai garis finish menyusuri aliran sungai.
Menggunakan tangan dan kaki sebagai pengayuh, permainan ini membutuhkan kekuatan fisik dan keseimbangan yang baik.
Banyak peserta yang kesulitan menjaga arah geteknya, sering kali membuat mereka berputar-putar di air atau terjatuh.
Hal ini membuat Pacu Codang semakin seru dan penuh tantangan, karena selain kecepatan, pemain juga dituntut untuk bisa menjaga kestabilan.
Tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mengajarkan nilai kerja keras dan ketekunan.
Pacu Codang sering dijadikan lomba di acara-acara hari besar, seperti perayaan hari kemerdekaan, dan menjadi pilihan permainan yang menyenangkan bagi siapa saja yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda.
3. Oto Oto Galuek
Oto Oto Galuek adalah mainan tradisional yang berbentuk mobil-mobilan dan terbuat dari bahan alami seperti batok kelapa dan kayu.
Nama “Oto Oto Galuek” secara harfiah berarti “mobil-mobilan dari batok kelapa.”
Mainan ini mengajarkan kreativitas anak-anak Minangkabau dalam memanfaatkan bahan yang ada di sekitar mereka untuk menciptakan mainan yang menyenangkan.
Proses pembuatan Oto Oto Galuek memerlukan waktu sekitar dua jam, dengan bahan utama batok kelapa tua yang sudah dimakan tupai, serta kayu untuk rangkanya.
Dengan roda yang juga terbuat dari batok kelapa, Oto Oto Galuek menjadi simbol kreativitas lokal yang mengajarkan nilai-nilai kemandirian dan pengelolaan sumber daya alam.
Baca Juga Mengenal Serunya Permainan Tradisional Anak Minangkabau
4. Tarompa Galuak
Permainan Tarompa Galuak, atau yang lebih dikenal sebagai Bakiak Panjang, adalah salah satu permainan tradisional yang melibatkan kerja sama tim.
Bakiak ini terbuat dari papan panjang dengan tali karet, dimana minimal tiga orang harus mengenakannya sekaligus.
Tantangannya terletak pada kemampuan pemain untuk bergerak bersama dalam satu irama, agar bisa melangkah maju tanpa terjatuh.
Permainan ini dulu sangat populer di kalangan anak-anak Minangkabau, terutama generasi yang lahir sebelum tahun 1970-an.
Tarompa Galuak tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga mengajarkan pentingnya koordinasi dan kerja sama.
Setiap pemain harus bergerak dengan sinkron untuk mencapai tujuan bersama.
Hingga kini, permainan ini masih sering dimainkan dalam acara-acara perayaan dan lomba-lomba tradisional, terutama di peringatan hari-hari besar.
5. Ulo-Ulo
Ulo-Ulo adalah permainan tradisional yang berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Permainan ini melibatkan alat yang terbuat dari kayu berbentuk melengkung dengan tali yang diikat di bagian bawahnya.
Tantangan dalam permainan adalah tantangan dimana pemain harus memindahkan bola kecil berbentuk bulat, yang disebut “ulo-ulo,” dari satu sisi tali ke sisi lainnya.
Permainan Ulo-Ulo membutuhkan kecermatan dan kecepatan. Pemain yang mampu memindahkan ulo-ulo ke sisi lain dengan cepat dan tepat akan keluar sebagai pemenang.
Ulo-Ulo sering dimainkan sebagai permainan adu kecepatan dalam lomba-lomba, dan tetap relevan hingga kini sebagai bagian dari warisan budaya permainan tradisional Minangkabau.
Selain memberikan hiburan yang berbeda, permainan tradisional diatas juga menjadi jendela bagi generasi muda untuk memahami warisan budaya dan nilai-nilai lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Editor: Nanda Bismar