Pada bagian ini West Sumatra 360 khusus membahas mengenai tari tradisional dari Sumatera Barat yang beragam dan telah tersohor dikalangan para wisatawan.
Seni tari tradisi di Sumatera Barat biasanya ditampikan ketika acara-acara tertentu, seperti upacara perkawinan, acara batagak pengulu, penyambutan tamu, acara hari besar keagaamaan, maupun perayaan tertentu sebagai wujud rasa syukur.
Salah satu yang paling populer adalah tarian tradisional yang biasanya ditampilkan dalam penyambutan tamu dalam satu acara adat maupun acara formal lainnya, berikut adalah beberapa tarian yang sarat dengan makna tersebut,
1. Tari Pasambahan
Tari Pasambahan adalah yang paling terkenal di Sumatera Barat dan kerap kali ditampilkan dalam menyambut tamu, terutama tamu-tamu penting yang datang pada suatu acara.
Sesuai dengan namanya, tarian ini merupakan tarian selamat datang untuk menyambut tamu kehormatan, sebagai wujud rasa hormat terhadap tamu tersebut.
Tari Pasambahan dilakukan untuk menunjukkan hati yang bersih dan niat yang tulus dari tuan rumah untuk menyambut para tamunya.
Tari ini kerap ditampilkan pada acara-acara seremonial pembukaan resmi pemerintahan dan acara resmi lainnya, serta juga ditampilkan pada saat kedatangan pengantin pria ke rumah pengantin wanita.
Setelah Tari Pasambahan ditampilkan, biasanya akan dilanjutkan dengan suguhan daun sirih dalam carano kepada sang tamu.
Misalnya pada saat upacara pernikahan, suguhan daun sirih diberikan kepada pengantin pria sebagai wakil dari rombongan. Daun sirih dalam carano tersebut juga biasanya disuguhkan kepada kedua orang tua pengantin.
Adapun yang menciptakan tari pasambahan adalah Syofyani Yusuf pada tahun 1962 yang ditampilkan pertama kalinya pada saat penyambutan kedatangan Raja Belanda di Bukittinggi.
Mulanya tarian ini hanya dimainkan oleh kaum pria saja, namun seiring berjalannya waktu, sekarang tari pasambahan juga dimainkan oleh para wanita.
Biasanya tari ini dimainkan oleh penari dalam jumlah ganjil yaitu 17 penari dengan jumlah enam penari pria dan sebelas penari wanita.
Gerakan penari pria terdiri dari sambah, tagak dan tagak itiak, sedangkan gerakan penari wanita terdiri dari gerakan siguanjua lalai atau gerakan yang bersifat lemah lembut.
2. Tari Galombang
Walaupun asal usul tari galombang masih menjadi perdebatan, namun tarian ini juga jamak dimainkan dalam menyambut para tamu dalam acara adat penting.
Konon asal mulanya tidak lepas dari silek tradisional Minangkabau, oleh karena itu awal perkembanganya tidak disebut sebagai tari namun disebut dengan silek galombang.
Hampir setiap nagari di Sumatera Barat memiliki kelompok tarian galombangnya masing-masing, namun tujuan tarian tetap sama yaitu ditampilkan dalam rangka menyambut tamu kehormatan seperti penghulu, ketua adat, guru silat hingga pada pesta pernikahan.
Formasi dalam tarian galombang biasanya dimainkan dengan barisan panjang berbanjar satu atau dua dengan puluhan penari pria yang menghadap ke arah para tamu.
Sesuai denga asal muasalnya, gerakan pada tarian galombang hampir mirip dengan gerakan silek tradisi yaitu bentuk gerakan tangan dengan gerakan kudo-kudo gelek, siku-siku, ambek dan tapuak. Sedangkan pada gerakan kaki dikenal dengan langkah duo, langkah tigo dan langkah ampek.
Gerakan yang tegas dengan puluhan penari seperti membentuk gelombang yang indah, untuk semakin menyemarakkan tarian juga biasanya diiringi oleh musik dari talempong dan pupuik batang padi.
3. Tari Piriang (Piring)
Tari Piriang (Piring) dalam sejarahnya disebutkan bahwa telah ada sejak abad ke 12 di Minangkabau, dimana masa itu tari piring ditampilkan dengan tujuan untuk memuja para dewi padi atas hasil panen yang melimpah.
Namun seiring dengan berjalannya waktu dan masuknya agama islam ke Minangkabau, tari piring mulai berubah fungsi menjadi tarian yang ditampilkan dalam menyambut para tamu kehormatan dalam acara adat tertentu.
Disebutkan juga bahwa tari ini berasal pertama kali dari daerah Solok, Sumatera Barat.
Dengan gerakan yang beragam dan indah, tidak salah jika pemerintah Sumatera Barat menobatkan tari piring sebagai salah satu daya penarik wisatawan untuk berkunjung ke Sumatera Barat.
Baca Juga Tujuh Alat Musik Tradisional Khas Minangkabau
Adapun terdapat tiga variasi gerakan yang terkenal dalam tari piring, yaitu gerakan tupai bagaluik (tupai bergelut), bagalombang (bergelombang), dan aka malilik (akar melilit).
Sajian tari piring biasanya semakin semarak dengan alunan musik dengan bit yang tinggi dan suara denting piring yang beradu dengan cincin para penari. Pada akhir penampilan biasanya penari melemparkan piring ke udara hingga membiarkannya pecah di lantai, lalu penari tesebut menari diatas piring kaca yang telah pecah.
Tentu saja adegan tersebut hanya boleh dilakukan oleh yang telah berpengalaman.
Paling tidak tari piring memiliki 20 gerakan yang dibawakan oleh penari, makna yang tentunya berbeda-beda disetiap gerakan, misalnya gerakan pasambahan yang memiliki makna rasa syukur kepada Allah SWT serta permintaan penari supaya penonton tidak menganggu tarian tersebut.
Kemudian gerakan mencangkul memiliki makna dalam mengolah sawah yang dituangkan dalam bentuk tarian dan masih banyak gerakan yang lainnya.
Demikianlah tiga tarian penyambut tamu yang terkenal dari Sumatera Barat, tentu saja masih banyak tarian tradisional lain yang akan kami bahas untuk semakin menambah wawasan budaya kamu.
Berikan komentar dan saran kamu mengenai artikel tari diatas dan terus ikuti West Sumatra 360 untuk mendapatkan info menarik lainnya!