Tidak seperti masjid pada umumnya, tiga masjid berikut ini memiliki nilai sejarah penting dan masih berdiri kokoh hinga kini di Pasaman Barat.
Dengan agama islam sebagai agama mayoritas, tidak heran bahwa di Pasaman Barat berdiri banyak masjid dan musholla sebagai tempat beribadah.
Tidak hanya bangunan tempat beribadah, masjid juga menjadi salah satu tempat untuk belajar pengetahuan agama dan keilmuan islam lainnya.
Berikut adalah ketiga masjid yang memiliki nilai sejarah yang ada di Pasaman Barat,
1. Masjid Nurul Yaqin, Air Bangih
Masjid Nurul Yaqin, yang terletak di Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat dan merupakan masjid tertua di wilayah tersebut.
Fungsinya diakui sebagai pusat awal perkembangan peradaban Islam pada masanya tidak bisa diabaikan.
Sebagai tonggak penting, masjid ini menjadi inspirasi bagi pendirian dan pertumbuhan masjid-masjid lain di sekitar Air Bangis.
Sejarah masjid yang kaya terlihat dari peran signifikan para saudagar Islam dalam menyebarkan ajaran agama pada masa lalu.
Lokasinya yang strategis, tidak jauh dari muara Pantai Air Bangis, menegaskan peran pentingnya dalam menghubungkan komunitas Islam di daerah tersebut.
Awalnya, inisiatif pembangunan Masjid Nurul Yaqin diprakarsai oleh H. Abdul Azis pada tahun 1860.
Pada masa itu, masjid ini masih sederhana dengan atap ijuk dan dinding papan, berukuran sekitar 11 x 12 meter.
Baca Juga 3 Mesjid Kayu Nan Bersejarah di Sumatera Barat
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1930, melalui musyawarah tokoh agama dan masyarakat setempat.
Diputuskan untuk memindahkan mimbar kayu yang ada di Masjid Nurul Yaqin ke masjid yang baru.
Pada tahun 1969, dilakukan renovasi besar-besaran terhadap struktur dan bahan bangunan masjid yang baru dengan menghadirkan elemen-elemen yang lebih modern.
Meskipun telah mengalami berbagai perubahan dan pembaruan, Masjid Nurul Yaqin tetap menjadi pusat kegiatan keagamaan yang ramai, terutama selama bulan suci Ramadhan.
Keberadaannya menjadi penanda keberlanjutan tradisi dan spiritualitas Islam di wilayah Kabupaten Pasaman Barat.
Masjid ini menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat setempat dan saksi bisu dari kekuatan dan ketahanan Islam dalam menghadapi berbagai perubahan zaman.
2. Surau Buya Lubuak Landua
Surau merupakan sebutan masjid atau mushalla di Minangkabau. Keberadaan surau Buya Lubuak Landua menjadi salah satu daya tarik wisata religi yang ada di pasaman Barat.
Terletak tidak jauh dari ibu kota kabupaten yaitu simpang empat dengan jarak kurang lebih 12 km.
Surau Buya Lubuak Landua memiliki Sejarah yang panjang.
Surau ini sudah berdiri semenjak tahun 1921, dan juga terkenal sebagai salah satu tempat dan perkembangan ajaran islam.
Bangunan dan arsitektur surau Buya Lubuak Landua sangatlah unik, hal itu berbentuk rumah panggung yang besar dengan bahan dasar papan.
Walaupun sudah di ganti menjadi atap seng, namun arsitektur dan peninggalan sejarahnya tetap di jaga.
Petinggi surau disebut sebagai buya, yaitu orang yang memiliki pengetahuan keagamaan yang luas.
Adapun Buya pertama yaitu bernama Syekh Maulana Muhammad Basyir.
Dalam masa inilah awal mula perkembangan tasawuf dan tarekat di Lubuak Landua.
Menariknya pada masa Syekh Muhammad Basyir jugalah ikan larangan di surau buya dibuat hingga menjadi salah satu objek wisata unggulan di pasaman barat.
Kemudian hal yang paling menarik disini yaitu prosesi unik setiap tahunnya.
Dimana ratusan masyarakat menghadiri tradisi lebaran ke enam di surau (mesjid) Lubuak Landua ini.
3. Masjid Mimba Gadang Daulait Yang Dipertuan Parik Batu
Masjid Parik Batu menjadi bukti dari keberadaan Kerajaan Daulat Parit Batu, yang berpusat di wilayah Pasaman Barat pada abad ke-16.
Merupakan sebuah entitas megah yang belum sepenuhnya terungkap sejarahnya. Gelar yang diberikan kepada setiap rajanya adalah “Tuanku”.
Sistem Dipertuan Parit Batu Pucuk Adat Pasaman ke-VII merupakan bagian dari kerajaan Pagaruyung di Batusangkar.
Pada masanya Pasaman sebagai wilayah yang strategis dengan pelabuhan-pelabuhan penting seperti Sasak dan Air Bangis.
Hal ini memberikan kemungkinan bagi kerajaan ini untuk mengumpulkan dana melalui cukai dari kapal-kapal dan pedagang yang masuk ke wilayah tersebut.
Salah satu situs bekas kerajaan Daulat Parit Batu mengungkapkan jejak sejarah yang berharga dalam bentuk tanggul.
Tanggul tersebut terdiri dari susunan batu kali dengan denah empat persegi Panjang.
Berukuran 132m x 88m, yang dahulu menjadi tempat berdirinya bangunan istana kerajaan.
Di dalam kompleks tersebut, terdapat juga makam para Tuanku yang menjadi tempat ziarah bagi masyarakat setempat.
Keberadaan masjid sebagai pusat pengajaran menunjukkan peran penting Daulat Parit Batu.
Tidak hanya sebagai sebuah kerajaan, tetapi juga sebagai pusat spiritual dan intelektual.
walaupun arsitektur bangunan mungkin tidak secara mencolok mewah. Namun nilai sejarahnya yang tak ternilai sangatlah penting untuk dilestarikan
Demikianlah keberadaan tiga bangunan masjid bersejarah yang ada di Pasaman Barat.
Semoga ulasan diatas semakin menambah pengetahuan sejarah sekaligus budaya kamu ya. Ikuti terus kami untuk informasi menarik lainnya seputar Sumatera Barat.
Editor: Nanda Bismar