Kerajaan Minangkabau pada masa lampau ternyata memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan peradaban masa sekarang.
Di balik keindahan alam dan kekayaan budaya yang begitu memesona, tersembunyi jejak-jejak sejarah yang membentuk identitasnya secara mendalam.
Salah satu aspek yang tidak dapat diabaikan adalah peran besar Kerajaan-Kerajaan masa lampau dalam perkembangan di wilayah Minangkabau, khususnya Sumatra barat.
Setiap Kerajaan memiliki kisahnya tersendiri, menawarkan warisan budaya yang kaya dan memengaruhi pola kehidupan masyarakat secara signifikan pada masanya.
Walaupun begitu, seringkali keberadaan dan pengaruh mereka terlupakan dalam alur sejarah yang lebih luas.
Pada artikel kali ini, West Sumatra 360 akan menjelaskan tentang sejarah Kerajaan-kerajaan Besar pada masa lampau di bumi Minangkabau,
1. Kerajaan Pagaruyung
Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah kerajaan terbesar yang pernah yang berdiri di wilayah Sumatera Barat.
Kerajaan ini juga dikenal sebagai salah satu kerajaan tertua di Nusantara, dengan sejarahnya ratusan tahun.
Secara resmi, Kerajaan Pagaruyung mulai tercatat dalam sejarah sejak abad ke-16.
Kerajaan ini berpusat di daerah Pagaruyung, yang sekarang terletak di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Pusat pemerintahan Kerajaan Pagaruyung adalah istana yang megah, terbuat dari kayu dengan atap berbentuk limas seperti Rumah Gadang.
Istana ini dikenal sebagai Istana Pagaruyung dan menjadi simbol kejayaan kerajaan tersebut.
Namun, pada tahun 1804, istana ini terbakar dan akhirnya direkonstruksi dengan bentuk yang sedikit berbeda.
Baca Juga Exploring the Rich History and Culture of Pagaruyung Palace
Kerajaan Pagaruyung pada masanya terkenal dengan kekayaan budaya dan tradisinya yang kaya.
Masyarakatnya menganut agama Islam sejak abad ke-16, yang membawa pengaruh besar dalam kehidupan sosial dan budaya mereka.
Seni, sastra, dan arsitektur juga menjadi ciri khas yang mengesankan dari kerajaan ini.
Pada masa kejayaannya, Kerajaan Pagaruyung memiliki pengaruh yang luas di sepanjang jalur perdagangan di wilayah Sumatera dan sekitarnya.
Namun, pada abad ke-19, kerajaan ini mengalami berbagai konflik internal dan eksternal, sehingga menyebabkan kemunduran dan akhirnya menyebabkan runtuhnya kekuasaan.
2. Kerajaan Dharmasraya
Kerajaan Dharmasraya merupakan salah satu kerajaan kuno yang berdiri di wilayah Sumatera Barat.
Didirikan pada abad ke-7 Masehi di sekitar Kabupaten Dharmasraya, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-13 Masehi di bawah pemerintahan Raja Adityawarman.
Adityawarman, menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah kerajaan ini, dikenal sebagai penguasa bijaksana yang mengembangkan sistem pemerintahan yang efisien.
Kerajaan Dharmasraya sangat dipengaruhi oleh budaya India, khususnya dalam agama dan seni.
Agama Buddha dan Hindu memengaruhi kehidupan masyarakatnya, dengan pembangunan kuil-kuil yang indah untuk memuliakan dewa-dewi Hindu-Buddha.
Seni pahat dan ukir juga berkembang pesat di bawah perlindungan Kerajaan sehingga Kerajaan Dharmasraya memiliki pengaruh besar di wilayah Sumatera Barat.
Tetapi pada abad ke-14 Masehi, mengalami penurunan kekuasaan akibat konflik dengan kerajaan tetangga seperti Singasari dan Majapahit.
Hingga akhirnya pada abad ke-14, Dharmasraya jatuh ke tangan Majapahit dan berakhirnya kekuasaan Kerajaan tersebut.
3. Kerajaan Inderapura
Inderapura, didirikan pada tahun 1347 Masehi, hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan Pagaruyung oleh Adityawarman.
Ini menandai era keemasan bagi kerajaan-kerajaan di sekitar wilayah tersebut.
Berdirinya Kerajaan Inderapura tidak terlepas dari peristiwa sejarah yang melingkupinya.
Saat Sriwijaya mengalami kemunduran dan Dharmasraya mulai lemah, Inderapura muncul sebagai kekuatan yang mengisi kekosongan tersebut.
Di tengah gangguan-gangguan keamanan yang meresahkan, Inderapura menjadi benteng pertahanan yang kuat di pesisir barat Sumatera.
Perdagangan juga menjadi salah satu pilar utama kemakmuran Inderapura.
Produk andalan seperti lada dan emas menjadi komoditas yang sangat bernilai.
Persahabatan dengan kerajaan lain seperti Banten dan Aceh membuka peluang perdagangan yang luas, memperkuat posisi ekonomi Inderapura di mata dunia.
Namun, kekuasaan dan kemerdekaan Inderapura tidak selalu stabil. Tekanan dari Aceh dan kemudian Belanda membuat perjalanan sejarahnya tidak selalu mulus.
Konflik dengan Aceh, terutama terkait monopoli lada, menyebabkan pergolakan politik dan akhirnya intervensi militer yang mengakibatkan pergantian pemerintahan.
Pada akhirnya, dominasi Belanda atas perdagangan dan politik di wilayah tersebut membuat Inderapura kehilangan kedaulatannya.
Dengan demikian melalui jejak-jejak yang ditinggalkan oleh kerajaan-kerajaan masa lampau seperti Pagaruyuang, Dharmasraya, dan Inderapura.
Kita dapat melihat betapa besar pengaruh mereka dalam perkembangan peradaban Minangkabau masa sekarang.
Walaupun kini hanya tinggal sejarah, namun warisan budaya dan nilai-nilai yang ditanamkan tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas Minangkabau dan Sumatera Barat secara keseluruhan.
Editor: Nanda Bismar