Dharmasraya mungkin tidak terlalu populer di telinga sebagian orang, jika dibandingkan dengan nama daerah wisata lainnya di Sumatera Barat
Namun siapa sangka, daerah yang terletak di perbatasan Sumatera Barat dan Jambi menyimpan segudang sejarah, budaya kuno, dan lanskap alam yang menawan.
Tidak hanya dikenal sebagai wilayah yang kaya akan situs bersejarah, Dharmasraya juga merupakan salah satu titik awal kebangkitan Kerajaan Melayu.
Nah, artikel berikut ini akan mengajakmu mengenal lebih dekat tujuh fakta menarik yang membuat Dharmasraya terasa begitu istimewa.
1. Sebagai Pusat Kerajaan Melayu di Masa Lampau
Dharmasraya pernah menjadi pusat kejayaan Kerajaan Melayu kuno dan pernah meraih masa kejayaannya.
Nama “Dharmasraya” sendiri muncul dalam Prasasti Padang Roco yang ditemukan di kawasan ini.
Dalam prasasti itu disebutkan bahwa Dharmasraya merupakan ibu kota dari Kerajaan Malayapura, yang muncul setelah keruntuhan Sriwijaya sekitar abad ke-13.
Wilayah kekuasaan kerajaan Malayapura begitu luas, mencakup Semenanjung Malaya hingga sebagian besar pulau Sumatera.
Bukti sejarah lainnya juga ditemukan di luar negeri, seperti Prasasti Grahi di Thailand dan naskah Tiongkok kuno Zhu Fan Zhi.
2. Kompleks Candi Padang Roco
Salah satu bukti kuat eksistensi kerajaan masa lalu adalah Kompleks Candi Padang Roco yang terletak di Jorong Sungai Langsek, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung.
Candi ini dibangun pada masa pengaruh Budha Mahayana dan terdiri dari empat bagian.
Candi utama memiliki luas 21×21 meter dengan tangga di empat sisi candi tersebut yang seolah membentuk altar besar.
Untuk mencapai situs ini, pengunjung harus menyeberangi Sungai Dareh dengan rakit, menambah nuansa petualangan saat menjelajah warisan sejarah.

3. Prasasti Amoghapasa
Prasasti Amoghapasa ditemukan tidak jauh dari Candi Padang Roco.
Prasasti ini dipahatkan di belakang arca Amoghapasa, hadiah dari Raja Kertanegara dari Singhasari kepada Raja Melayu saat itu, Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa.
Tertulis dalam aksara Jawa Kuno, prasasti tersebut menyebut nama Adityawarman, yang kemudian menjadi raja berikutnya.
Kemudian prasasti juga menjelaskan pembangunan kembali tempat suci dan penempatan arca Budha yang menjadi simbol spiritual dan politik penting.
Baca Juga 5 Makanan Khas Kabupaten Dharmasraya
4. Makam Raja-Raja Siguntur
Jejak peradaban juga bisa ditelusuri di Makam Raja-Raja Siguntur yang berada di Kecamatan Sitiung.
Area ini menjadi tempat pemakaman para raja dan keluarga kerajaan Siguntur, kerajaan yang berdiri setelah runtuhnya Kerajaan Dharmasraya sekitar tahun 1250.
Selain makam, di kompleks juga terdapat Masjid Tua Siguntur, Rumah Gadang Kerajaan, serta reruntuhan candi.
Lokasinya tepat berada di pinggir Sungai Batanghari, memperkuat nuansa historis dan sakral yang kental di sekitar Kawasan tersebut.

5. Gua Cigak
Tidak hanya bersejarah, Dharmasraya juga punya pesona alam yang memesona dan tidak kalah dengan objek wisata di daerah lainnya.
Salah satunya adalah Gua Cigak atau Monkey Cave yang berada di Kampung Surau, Pulau Punjung.
Gua ini dihiasi stalaktit dan stalakmit yang masih alami, serta memiliki sungai bawah tanah yang jernih.
Kawanan kera jinak juga hidup di sekitar gua, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Tempat ini hanya berjarak sekitar 30 menit dari pusat kota, membuatnya cocok untuk wisata singkat bersama keluarga.

6. Jembatan Sungai Dareh
Jembatan Sungai Dareh menjadi salah satu ikon modern Dharmasraya, dikenal juga sebagai “Golden Gate”-nya Sumatera Barat.
Dibangun sejak 2015 dan rampung pada 2018 dengan dana sekitar Rp 93 miliar, jembatan ini menghubungkan Dharmasraya dengan Provinsi Jambi.
Selain jembatan, terdapat juga Jembatan Pulai yang vital bagi konektivitas antar kecamatan.
Kedua infrastruktur ini tak hanya penting untuk lalu lintas, tetapi juga menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi dan pariwisata lokal.
7. Masjid Agung Dharmasraya
Simbol kebanggaan masyarakat Dharmasraya masa kini adalah Masjid Agung Dharmasraya yang terletak di Nagari Gunung Medan, Kecamatan Sitiung.
Dibangun dengan anggaran Rp 103 miliar, masjid ini dapat menampung hingga 13.000 jemaah.
Dengan desain arsitektur megah dan nuansa spiritual yang kental, masjid ini tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan keagamaan dan wisata religi.
Dharmasraya bukan hanya tentang sejarah masa lalu, tetapi juga tentang bagaimana warisan tersebut dipertahankan dan dikembangkan menjadi kekuatan masa depan.
Situs seperti prasasti kuno hingga infrastruktur modern, Dharmasraya adalah potret lengkap tentang bagaimana budaya, sejarah, dan kemajuan bisa berjalan beriringan.
Jika kamu penasaran dengan jejak peradaban Melayu di Sumatra, Dharmasraya adalah tempat yang layak untuk dikunjungi.
Editor: Nanda Bismar