Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Kedai Kopi Ming Hoa, Bakmi Goreng dan Kopi Susu Autentik Meriah di Padang

    13/06/2025

    9 Situs dan Bangunan Cagar Budaya di Batusangkar

    13/06/2025

    5 Studio Photo di Kota Bukitinggi untuk Abadikan Moment Spesial

    12/06/2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    West Sumatra 360
    Saturday, June 14 Login
    • Home
      • About
      • Privacy Policy
      • UMKM
    • Culture
    • To Do
    • Food
    • Travel Tips
    West Sumatra 360
    Home»Wisata»Edukasi»Eksplorasi 7 Cagar Alam Menakjubkan di Sumatera Barat
    Edukasi

    Eksplorasi 7 Cagar Alam Menakjubkan di Sumatera Barat

    Novi Fani RovikaBy Novi Fani Rovika19/05/2025
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    7 Kawasan Konservasi Menakjubkan di Sumatera Barat
    Lembah Harau
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Sumatera Barat tidak hanya kaya akan budaya dan sejarah, tetapi juga rumah bagi kawasan lindung yang menyimpan kekayaan biodiversitas.

    Dibalik hijaunya hutan dan sejuknya udara, tersembunyi kawasan-kawasan konservasi yang menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati langka dan lanskap yang memukau.

    Kekayaan alam luar biasa ini, membentang dari pesisir hingga pegunungan, dari hutan hujan tropis yang memesona di dataran tinggi, hingga hutan dataran rendah yang lembab dan asam.

    Selain itu, tempat-tempat ini juga menyuguhkan pesona alam yang mampu memikat siapa saja yang mengunjunginya.

    Berikut 7 kawasan konservasi paling menakjubkan di Sumatera Barat, surga hijau yang wajib dikenali, dijaga, dilestarikan dan menarik untuk dijelajahi.

    1. Cagar Alam Batang Palupuah: Surga Rafflesia di Jantungnya Agam

    Di tengah hamparan perbukitan hijau Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terselip sebuah kawasan yang memikat hati para pecinta alam dan botani.

    “Cagar Alam Batang Palupuah”, merupakan kawasan lindung yang terkenal sebagai habitat bunga terbesar di dunia, Rafflesia arnoldii, yang mekar dengan pesona dan misterinya.

    Kawasan ini juga menjadi tempat tinggal berbagai jenis burung endemik dan primata seperti simpai (Presbytis melalophos).

    Selain itu, CA Batang Palupuah juga menjadi benteng terakhir bagi berbagai jenis flora dan fauna langka yang tersembunyi di balik lebatnya hutan tropis.

    Terletak di Nagari Palupuah, perjalanan dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar 20 menit atau sekitar 16 km dari Kota Bukitinggi.

    Hutan lebat dan topografi yang berbukit menjadikan tempat ini cocok untuk ekowisata dan edukasi botani.

    Potensi Keanekaragaman Hayati

    Tak hanya Rafflesia, di dalam kawasan Cagar Alam ini hidup berbagai spesies tumbuhan endemik, seperti anggrek liar, serta aneka jamur dan lumut yang hanya ada hutan hujan tropis Sumatera.

    Kawasan ini juga menjadi habitat bagi mamalia kecil, burung endemik, reptil, dan serangga eksotis yang jarang dijumpai di tempat lain.

    Saat Rafflesia mekar, diameternya bisa mencapai lebih dari 1 meter, dimana ratusan pengunjung biasanya datang menyaksikan keajaiban ini secara langsung.

    Potensi Wisata dan Aktivitas Menarik

    Cagar Alam Batang Palupuah, menjadi cerminan hubungan harmonis antara alam, budaya, dan manusia.

    Setiap langkah kecil untuk mengenalnya lebih dekat, adalah langkah besar untuk masa depan keberlanjutan hutan Sumatera Barat.

    Dengan keunikan biologisnya, Batang Palupuah menyimpan potensi besar sebagai destinasi ekowisata edukatif, aktivitas wisata yang direkomendasikan antara lain:

    • Tracking menyusuri jalur alami hutan menuju lokasi tumbuhnya Rafflesia.
    • Wisata edukasi botani dan keanekaragaman hayati, yang cocok diikuti oleh para pelajar
    • Cocok menjadi objek penelitian para peneliti.
    • Birdwatching dan wildlife observation, dengan pemandu lokal berpengalaman.
    • Wisata budaya Nagari, mempelajari kearifan lokal masyarakat setempat.
    7 Kawasan Konservasi Menakjubkan di Sumatera Barat
    Rafflesia Arnoldi

    2. Cagar Alam Batang Pangean II: Pelindung Rimba Sumatera Tiga Kabupaten (Solok, Sijunjung, Dharmasraya)

    Di jantung pulau Sumatera yang masih menyimpan rimba perawan, terbentang Cagar Alam Batang Pangean II.

    Kawasan lindung yang tersebar di wilayah administratif tiga kabupaten, yaitu: Solok, Sijunjung, dan Dharmasraya, Sumatera Barat.

    Merupakan kawasan hutan dataran rendah yang masih terjaga, CA Batang Pangean II memiliki peran vital sebagai koridor ekologis dan habitat alami satwa liar.

    Termasuk beberapa spesies langka dan dilindungi, seperti harimau sumatera, beruang madu, dan trenggiling.

    Wilayah CA Batang Pangean II juga kaya akan jenis pohon keras seperti meranti dan damar, kawasan ini adalah salah satu benteng terakhir hutan hujan dataran rendah yang terus menyusut.

    Potensi Keanekaragaman Hayati

    Cagar alam ini merupakan rumah bagi mamalia besar seperti Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Tapir (Tapirus indicus), dan Beruang Madu (Helarctos malayanus).

    Selain itu, terdapat pula primata seperti owa, siamang, dan lutung, serta beragam spesies burung endemik dan migran.

    Di bagian vegetasi, kawasan ini didominasi hutan hujan tropis dataran rendah dengan pohon-pohon raksasa, rotan liar, dan tumbuhan bawah yang kaya akan nilai ekologis dan farmakologis.

    Potensi Wisata dan Aktivitas Menarik

    Meskipun belum dikembangkan secara intensif sebagai destinasi wisata umum, Batang Pangean II menyimpan potensi besar untuk ekowisata konservasi berbasis petualangan dan pendidikan.

    Beberapa aktivitas yang bisa dikembangkan antara lain:

    • Ekspedisi riset keanekaragaman hayati, ideal bagi akademisi dan pecinta alam.
    • Observasi satwa liar dan burung, dengan pendekatan etis dan didampingi pemandu berpengalaman dan berpengetahuan terkait Wildlife.
    • Wisata interpretatif di tepi hutan, dengan mengenalkan pengunjung pada peran ekologis hutan primer.
    • Kegiatan konservasi sukarela (voluntourism), seperti penanaman pohon dan pelatihan mitigasi konflik satwa.

    Cagar Alam Batang Pangean II adalah benteng hidup hutan tropis Sumatera Barat, melindunginya berarti menyelamatkan paru-paru bumi, rumah harimau terakhir, dan warisan hayati.

    Silokek Geopark - @rudyci2016
    Silokek Geopark rudyci2016

    3. Cagar Alam Baringin Sati: Penjaga Waktu di Tengah Kota Batusangkar

    Ditengah gemerlap warisan budaya Minangkabau dan sejarah kerajaan Pagaruyung yang megah, berdiri pula tegak dan tenang sebuah pohon raksasa yang menjadi saksi pergantian zaman.

    Pohon tersebut dikenal dengan nama Baringin Sati, dan kini ditetapkan sebagai Cagar Alam, di jantung Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

    Meski luasnya hanya sekitar 0,5 hektare, cagar alam ini memiliki nilai ekologis dan historis yang jauh lebih besar dari ukurannya.

    Baringin Sati bukan hanya sekadar pohon, melainkan telah menjadi simbol kearifan lokal, perlindungan alam, dan kesinambungan budaya.

    Keunikan Ekologis dan Budaya

    Baringin Sati merupakan pohon Ficus benjamina berukuran sangat besar, dengan akar gantung menjuntai, dan diameter batang mencapai beberapa meter.

    Pohon ini memberikan habitat bagi burung-burung kecil, serangga, kelelawar, dan bahkan tumbuhan epifit seperti anggrek dan lumut.

    Dari sisi budaya, oleh sebagian masyarakat adat seperti Baduy dan Bali, pohon beringin jenis ini kerap dianggap sebagai penjaga spiritual, karena memiliki peran penting dalam berbagai tradisi.

    Konon, pohon Baringin sudah ada sejak masa kerajaan Pagaruyung, bahkan banyak yang percaya bahwa keberadaan Baringin Sati melambangkan kekuatan, perlindungan, dan keteduhan.

    Potensi Wisata dan Aktivitas Menarik

    Cagar Alam Baringin Sati sangat cocok dikembangkan sebagai destinasi wisata edukatif dan budaya, dengan aktivitas seperti:

    • Wisata sejarah dan interpretasi pohon keramat, menyusuri cerita rakyat dan filosofi lokal.
    • Wisata fotografi dan seni lanskap, mengabadikan keindahan alam tua di tengah kota.
    • Pendidikan ekologi urban, mengenalkan pentingnya pohon tua bagi kota dan lingkungan.
    • Pengamatan bangau, karena di CA Baringin Sati hidup beberapa spesies bangau langka.

    Lokasinya yang berada di pusat kota Batusangkar membuat CA Baringin Sati sangat mudah diakses.

    Bahkan bisa dijangkau hanya dengan berjalan kaki dari berbagai ikon wisata sejarah lain, seperti Istano Linduang Bulan yang jadi kediamannya Bupati Tanah Datar.

    Cagar Alam Baringin Sati seolah jadi pengingat, bahwa konservasi bukan hanya tentang hutan lebat dan gunung tinggi, tetapi juga menyimpan memori kolektif sebuah bangsa.

    Baca Juga Tujuh Puncak Terbaik Menikmati Keindahan Alam Sumatera Barat

    4. Cagar Alam Lembah Anai, Tanah Datar: Harmoni Alam di Gerbang Minangkabau

    Di antara tebing-tebing hijau yang mengapit jalur utama Padang–Bukittinggi, terbentang sebuah Kawasan hutan rimbun dan perbukitan alami yaitu Cagar Alam Lembah Anai.

    Kawasan lindung ini sekaligus juga menjadi ikon perpaduan antara konservasi dan wisata alam di Sumatera Barat.

    Lokasinya berada di Kabupaten Tanah Datar, tidak jauh dari wilayah administratif Kota Padang Panjang.

    Berada tepat di jalur Padang – Bukittinggi membuat kawasan ini mudah untuk diakses, terkenal dengan Air Terjunnya yang menjulang hingga setinggi lebih dari 35 meter.

    CA Lembah Anai adalah benteng ekologis yang melindungi hutan hujan tropis dataran rendah, menjadi sumber air bagi berbagai jenis satwa liar yang hidup damai di dalamnya.

    Menjadi pelindung bagi hutan hujan tropis yang dihuni beragam spesies unik seperti beragam burung, simpai, monyet ekor Panjang, beruk dan flora endemik.

    300*250

    Potensi Wisata dan Aktivitas yang Bisa Dilakukan

    Lembah Anai bisa menjadi contoh bagaimana kawasan konservasi bisa dipadu menjadi kawasan ekowisata berbasis edukasi dan keindahan alam.

    Beberapa aktivitas wisata yang bisa dijalankan di Lembah Anai antara lain:

    • Menikmati air terjun Lembah Anai, yang berada tepat di pinggir jalan raya. Lokasi ini sangat instagrammable dan mudah diakses, menjadikannya spot favorit wisatawan.
    • Tracking ringan di jalur konservasi, menyusuri hutan dan jalur air, menuju air terjun Proklamator. Cocok dilakukan bersama keluarga, komunitas dan pelajar.
    • Pengamatan satwa liar dan burung, terutama saat pagi dan sore hari.
    • Wisata sejarah dan kereta api, karena kawasan ini dulunya dilewati jalur kereta peninggalan kolonial Belanda.
    • Wisata edukasi lingkungan, termasuk mengenal pentingnya kawasan tangkapan air dan pelestarian flora – fauna.

    Cagar Alam Lembah Anai menjadi bukti nyata, bahwa keindahan alam bisa hidup berdampingan dengan konservasi.

    Derasnya air terjun hingga nyanyian burung di pepohonan, setiap elemen di Lembah Anai mengajak kita untuk mencintai, menjaga, dan menghargai alam sebagai warisan berharga.

    7 Wisata Unggulan Kota Padang Panjang Sialaiang Bawah - Photo Batu Limo Padang Panjang
    Sialaiang Bawah Photo Batu Limo Padang Panjang

    5. Cagar Alam Maninjau: Hutan Hujan Tropis Penjaga Danau Legendaris

    Mengelilingi sisi utara dan selatan Danau Maninjau yang tenang dan mistis, tersimpan bentang alam dengan legenda tua cerita rakyat Minangkabau: Cagar Alam Maninjau.

    Terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kawasan ini juga menjadi salah satu benteng terakhir hutan hujan tropis pegunungan di sekitar danau vulkanik terbesar kedua di provinsi ini.

    Dengan luas sekitar 11.200 hektare, Cagar Alam Maninjau menjadi penjaga keseimbangan ekologis dan penyaring alami bagi kawasan perairan Danau Maninjau.

    Sebagai bagian dari ekosistem Bukit Barisan, Cagar Alam Maninjau menyimpan flora dan fauna khas hutan pegunungan tropis.

    Di dalamnya hidup berbagai jenis pohon endemik dan langka seperti meranti, medang, dan berbagai jenis pakis raksasa.

    Kawasan ini juga menjadi habitat alami bagi satwa seperti: Owa ungko (Hylobates agilis), Kucing hutan, Kukang, dan Beruang madu.

    Selain itu terdapat juga Burung langka seperti rangkong badak, elang hitam, dan kuau raja, ditemukan juga Amfibi dan reptil khas pegunungan tropis serta aneka serangga lainnya.

    Cagar Alam Maninjau dapat diakses dari kota Lubuk Basung yang terhubung oleh jalur darat dari Padang, Bukittinggi, dan Payakumbuh.

    Perjalanan dari Padang ke Maninjau memakan waktu sekitar 2–3 jam melalui kelok 44 yang terkenal.

    Akses menuju titik masuk kawasan biasanya memerlukan bantuan pemandu lokal, terutama untuk menjangkau area dalam.

    Potensi Wisata dan Aktivitas yang Bisa Dilakukan

    Walaupun belum dikelola secara khusus sebagai destinasi wisata umum, Cagar Alam Maninjau menyimpan potensi besar untuk wisata minat khusus berbasis edukasi dan petualangan.

    Aktivitas menarik yang bisa dijalankan dan diantaranya:

    • Tracking di hutan untuk melihat pohon besar dengan rute-rute menantang hingga ke punggung bukit di atas danau.
    • Birdwatching dan fotografi satwa liar, khususnya burung endemik dan primata.
    • Wisata edukasi konservasi, terutama untuk pelajar dan pecinta lingkungan.
    • Camping dan pengamatan bintang dari puncak bukit, dengan pemandangan Danau Maninjau dari ketinggian.
    • Wisata interpretasi air dan konservasi DAS, menjelaskan hubungan antara hutan danau, serta dampak kerusakan ekosistem.

    Kawasan ini juga dapat dikaitkan dengan wisata budaya dan sejarah lokal, termasuk kisah Buya Hamka dan legenda Bujang Sembilan dari Danau Maninjau.

    9 Fakta Menarik Tentang Kabupaten Pasaman Rimbo Panti - Photo Muktia Qorina
    Rimbo Panti Photo Muktia Qorina

    6. Cagar Alam Rimbo Panti: Permata Hutan Tropis di Jantung Pasaman

    Terletak di Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Cagar Alam Rimbo Panti merupakan salah satu kawasan konservasi tertua di Sumatera.

    Ditetapkan sejak tahun 1932 dengan luas sekitar 2.550 hektare, kawasan ini berfungsi sebagai pelindung keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah.

    Sebagian dari kawasan ini, seluas 571,10 hektare, telah dialihfungsikan menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Rimbo Panti, yang menawarkan pesona alam sekaligus edukasi lingkungan.

    Rimbo Panti menyimpan kekayaan flora dan fauna yang luar biasa, beberapa spesies langka seperti bunga bangkai (Amorphophallus titanum) dan Rafflesia arnoldi juga ditemukan disini.

    Keberadaan pohon-pohon besar berusia ratusan tahun menambah nilai ekologis sehingga kawasan Rimbo Panti juga dikenal sebagai koridor penting bagi harimau Sumatera.

    Di Rimbo Panti juga terdapat Ruang Informasi Harimau Sumatera (RIHAS) yang berfungsi sebagai ruang edukasi untuk mengenal harimau Sumatera secara mendalam.

    Lokasi Rimbo Panti sangat strategis, terletak di kiri dan kanan jalan nasional Padang – Medan, sekitar 30 km dari Kota Lubuk Sikaping.

    Fasilitas yang tersedia mencakup area parkir, mushalla, toilet, serta terdapat pula kios makanan dan minuman.

    Potensi Wisata dan Aktivitas Menarik

    TWA Rimbo Panti menawarkan berbagai aktivitas wisata alam yang menarik, diantaranya:

    • Pemandian Air Panas: Sumber air panas alami yang mengalir di sekitar kawasan dimanfaatkan sebagai kolam pemandian, menjadi daya tarik utama bagi pengunjung.
    • Tracking dan Jelajah Hutan: Jalur tracking melalui hutan hujan tropis dan ekosistem rawa memberikan pengalaman petualangan yang edukatif.
    • Observasi Satwa dan Burung: Dengan keanekaragaman fauna yang tinggi, kawasan ini ideal untuk pengamatan satwa liar, khususnya burung.
    • Edukasi Lingkungan: Tersedia pusat informasi dan herbarium yang mendukung kegiatan edukatif bagi pelajar dan peneliti.

    7. Cagar Alam Lembah Harau: Permata Biodiversitas di Antara Tebing dan Air Terjun

    Tersembunyi di balik tebing-tebing granit raksasa yang menjulang hingga 150 meter, Cagar Alam Lembah Harau adalah satu dari kawasan konservasi paling memesona di Indonesia.

    Terletak sekitar 18 km dari Kota Payakumbuh dan 130 km dari Kota Padang, tak hanya menyuguhkan lanskap geologis, tetapi juga menjadi rumah bagi flora dan fauna langka.

    Cagar Alam Lembah Harau terbagi dalam dua blok utama, yaitu CA Lembah Harau dan CA Air Putih.

    Kedua kawasan ini merupakan habitat penting bagi primata langka seperti Owa ungko (Hylobates agilis) dan Siamang.

    Kemudian juga menjadi habitat penting bagi burung endemik seperti rangkong (enggang), kuau raja, dan elang Sumatera.

    Satwa liar lainnyaseperti beruang madu, musang, dan trenggiling, juga bisa dijumpai di kawasan CA Lembah Harau.

    Potensi Wisata dan Aktivitas Menarik

    Lembah Harau sudah dikenal luas sebagai destinasi wisata alam dan petualangan, keberadaan cagar alamnya menjadi nilai tambah untuk pengembangan ekowisata dan wisata edukasi.

    Aktivitas wisata yang direkomendasikan untuk dijalankan di CA Lembah Harau diantaranya adalah:

    • Rock climbing di tebing – tebing granit. Tebing – tebing Lembah Harau termasuk spot panjat tebing terbaik di Asia Tenggara.
    • Tracking dan hiking menyusuri jalur hutan tropis sambil mengenal ekosistem Lembah harau.
    • Birdwatching dan pengamatan primata di habitat aslinya.
    • Mandi dan bersantai di air terjun alami, seperti Sarasah Bunta, Sarasah Murai, dan Sarasah Aka Barayun.
    • Wisata budaya dan edukasi, termasuk interaksi dengan masyarakat adat dan petani pengelola kawasan perhutanan sosial.

    Upaya Pelestarian Cagar Alam Lembah Harau

    Untuk mendukung kelestarian kawasan-kawasan diatas, masyarakat dan wisatawan dapat menghindari sampah dan jejak karbon saat berkunjung.

    Mendukung ekowisata lokal yang dikelola oleh komunitas dengan mengikuti program adopsi pohon atau donasi konservasi.

    Dengan mengenali, mengunjungi, dan merawat kawasan-kawasan konservasi di Sumatera Barat, kita tak hanya menjaga satwa dan hutan, tetapi juga warisan alam untuk generasi masa depan.

    Editor: Nanda Bismar
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
    Novi Fani Rovika
    • Instagram

    Related Posts

    9 Situs dan Bangunan Cagar Budaya di Batusangkar

    13/06/2025

    7 Peralatan Memasak Tradisional di Sumatera Barat yang Eksis Hingga Sekarang

    12/06/2025

    Pura Jagatnatha: Satu-Satunya Pura Hindu di Sumatera Barat

    11/06/2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    Top Posts

    Kedai Kopi Ming Hoa, Bakmi Goreng dan Kopi Susu Autentik Meriah di Padang

    13/06/2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    01/12/2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    03/12/2022

    5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

    04/12/2022

    6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

    05/12/2022

    Subscribe to Updates

    Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

    Search hotels and more...

    Destination

    Check-in date

    Fri 13 Jun 2025

    Check-out date

    Sat 14 Jun 2025
    Booking.com
    Most Popular

    Kedai Kopi Ming Hoa, Bakmi Goreng dan Kopi Susu Autentik Meriah di Padang

    13/06/2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    01/12/2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    03/12/2022
    Our Picks

    Kedai Kopi Ming Hoa, Bakmi Goreng dan Kopi Susu Autentik Meriah di Padang

    13/06/2025

    9 Situs dan Bangunan Cagar Budaya di Batusangkar

    13/06/2025

    5 Studio Photo di Kota Bukitinggi untuk Abadikan Moment Spesial

    12/06/2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    Search hotels and more...

    Destination

    Check-in date

    Fri 13 Jun 2025

    Check-out date

    Sat 14 Jun 2025
    Booking.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • About
    • Privacy Policy
    • Our Team
    © 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?