Permainan KIM barangkali sudah tidak asing lagi terdengar di telinga saat ini, khususnya bagi masyarakat Sumatra Barat.
KIM menjadi permainan tradisional yang sangat sering dilaksanakan dalam berbagai acara seperti pesta pernikahan, kegiatan pemuda dan lainnya.
Mendengar kata KIM yang pertama kali terpikirkan pasti keseruan dan hadiah yang melimpah. Alunan musik dan lantunan lagunya membuat kita seakan terbawa ke suasana kegembiraan.
Walaupun sudah tidak asing tetapi masih banyak yang belum paham tentang permainan hiburan tradisional yang satu ini.
Nah, Bagi kamu yang belum tahu dan ingin tahu lebih lanjut tentang permainan KIM yuk simak penjelasannya dibawah ini,
Sejarah Permainan KIM
KIM merupakan singkatan dari “Kesenian Irama Minang”, sesuai dengan namanya permainan yang satu ini bertujuan untuk bersenang-senang dan juga hiburan.
Cara bermainnya pun cukup menarik, yaitu menggunakan pantun dan juga angka.
Permainan yang dimainkan oleh masyarakat Minang ini juga dilengkapi dengan alunan musik yang mengiringinya.
Permainan ini berasal dari daerah Pesisir Pantai Pariaman, lalu berkembang hingga ke daerah lainnya. KIM awalnya diadopsi dari permainan Bingo dari Tiongkok.
Nama KIM sendiri berasal dari orang Tiongkok yang memperkenalkan permainan Kingo tersebut yaitu Kim Xuang Lee.
Kemudian permainan tersebut tersebar ke Pariaman, lalu pada tahun 1988 Ajo Kamal, Anasben dan Metek Adel menciptakan permainan yang serupa dan sekarang dikenal dengan KIM.
Perkembangan permainan KIM tidak hanya sampai disitu saja, pada tahun 1993 di Jl. Siti Manggopoh, Pariaman Utara terdapat grup dendang yang didirikan oleh Indra Fidoz. Dia adalah seorang pegiat kesenian termasuk musik.
Dengan adanya permainan KIM lalu dikembangkan oleh Indra Fidoz bersama dengan grup orgen tunggal untuk menampilkan permianan KIM.
Untuk pertama kalinya tahun 1992 Indra Fidoz perdana tampil sebagai pendendang KIM.
Saat sekarang, permainan KIM sangat sering dimainkan diberbagai pesta pernikahan dan acara hiburan lainnya bahkan hingga larut malam.
Salah satunya di daerah asalnya yaitu Pariaman, setiap ada pesta pernikahan permainan ini selalu menjadi hal yang ditunggu-tunggu masyarakat, termasuk kalangan orang tua.
Cara Bermain KIM
Berbeda dengan permainan tradisional lainnya, KIM dimainkan dengan adanya unsur kesenian tradisional yaitu musik, pantun dan dendangan.
Permainan ini tidak memerlukan stamina, tetapi hanya mengikuti alur dan menikmati alunan musik dan dendangnya.
Cara bermain KIM tidak terlalu susah, pihak penyelenggara biasanya akan menyediakan kartu yang berwarna seperti merah, biru, putih, kuning dan hijau.
Disetiap kertas yang dibagikan akan diisi dengan angka acak dari angka 1 – 90, dan masing-masing orang akan mendapatkan nomor acak.
Adapun yang berperan dalam permainan ini yaitu operator, pendendang, pemain keyboard (orgen tunggal).
Pada saat permainan dimulai, pendendang akan menyanyikan lagu dan menyebutkan angka secara acak yang diambil dari sebuah tabung.
Jika angka disebutkan maka pemain cukup harus menyilang angka atau nomor yang disebutkan yang ada di kartu.
Untuk lagu yang dinyanyikan bermacam-macam ada lagu Pariaman, Ratok Pasaman, Raja Doli dan lagu minang lainnya yang banyak diketahui.
Jika angka yang disebutkan pendendang cocok dengan kartu yang dimiliki pemain, maka pemain akan memenangkan hadiah yang telah disediakan seperti alat-alat perlengkapan rumah.
Adapun hadiah yang disediakan juga cukup beragam mulai dari sepeda motor, sepeda, perabotan rumah tangga seperti televisi dan kipas angin dan lainnya.
Hadiahnya juga sangat bergantung tergantung dari dana dari pihak penyelenggara.
Baca Juga Mengenal Lebih Dekat Tradisi Tabuik Khas Pariaman
Aturan Dalam Permainan KIM
Permainan ini tampaknya menjadi hiburan yang seru sekaligus menegangkan bagi pesertanya.
Dalam permainan ini, peserta harus sangat teliti dalam mendengarkan pendendang yang menyebutkan angka-angka acak yang terdapat dalam kupon kertas mereka.
Beberapa peraturan penting yang harus diperhatikan dalam permainan KIM, yaitu:
Setiap peserta diberi kupon kertas dengan angka-angka acak yang disilang ketika angka tersebut disebutkan oleh pendendang.
Peserta harus mengikuti lagu yang dinyanyikan oleh pendendang, yang mencakup pantun, pepatah, petitih, dan gurindam. Ini menambah tingkat kesulitan dan keunikan permainan.
Jika seorang peserta telah berhasil menyilang/mencoret semua angka di kupon mereka sesuai dengan angka yang disebutkan pendendang.
Mereka akan bersorak kepada pendendang atau panitia untuk memberi tahu bahwa mereka telah menjadi pemenang.
Permainan ini berlanjut hingga semua kupon kertas dari panitia telah diisi oleh peserta.
Ini adalah permainan yang menarik dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi serta kecerdasan mendengarkan.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai KIM, permainan atau hiburan tradisional asal Minangkabau yang masih eksis hingga sekarang.
Kamu bisa mencoba sendiri permainan ini dan larut dalam keseruan masyarakat lokal hinga larut malam. Tunggu informasi menarik lainnya hanya di West Sumatra 360!
Editor: Nanda Bismar