Hari Raya Kurban atau yang dikenal juga dengan hari raya Idul Adha merupakan salah satu perayaan yang paling dinantikan umat muslim di seluruh dunia.
Hal ini tentu saja juga berlaku di Sumatra Barat dengan populasi penduduknya mayoritas beragama islam, serta juga terkenal dengan kekayaan budaya dan tradisinya.
Di Sumatera Barat terdapat beberapa tradisi unik dalam rangka menyambut dan merayakan datangnya hari Raya Idul Adha, bagaimana saja keseruannya? Yuk simak ulasan berikut ini,
1. Mendandani Hewan Kurban
Tradisi mendandani hewan kurban merupakan salah satu tradisi khas masyarakat Minangkabau sebelum melakukan penyembelihan hewan kurban.
Tradisi tersebut telah ada sejak ratusan tahun dan terus terjaga hingga saat sekarang.
Dalam mendandani hewan kurban pun tidak bisa sembarangan, melainkan terdapat beberapa tahapan yang akan dilalui.
Pertama, yaitu hewan kurban terlebih dahulu akan diberi makan daun sirih, kemudian dilanjutkan dengan pemberian bedak pada bagian muka ternak yang dikurbankan.
Terakhir akan diberi minyak sambil dihadapkan pada kaca agar ternak kurban bisa melihat wajahnya melalui kaca.
Hal ini dilakukan untuk menandakan hewan tersebut bersih dan sebelum dikurbankan diperlakukan layaknya manusia yang didandani.
Tradisi ini umumnya dilakukan di berbagai daerah di Sumatera Barat misalnya di Pasaman Barat dan Lubuak Basuang.
Baca Juga Tradisi Mandoa, Menyatukan Budaya dan Agama di Minangkabau
2. Basirakaik
Basirakaik adalah tradisi kerjasama atau gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan seperti bercocok tanam atau berkebun.
Tradisi ini juga bisa dilakukan untuk penyembelihan hewan kurban. Basirakaik diawali dengan pemilihan beberapa orang yang bertugas sebagai penyembelih hewan kurban.
Proses awal dimulai dari penyembelihan hewan kurban biasanya akan dilakukan oleh tetua adat ataupun niniak mamak setempat.
Ketika hewan yang sudah disembelih mengalirkan darah, maka biasanya orang yang memiliki penyakit kutu air dan lainnya di telapak kaki akan memijakkan kakinya ke darah aliran hewan kurban.
Ini dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti kutu air. Tradisi basirakaik sendiri sarat akan makna kerjasama yang akan semakin mempererat rasa persaudaraan antar masyarakat setempat.
3. Manampuang
Tradisi yang berada di Kabupaten Agam, Sumatra Barat merupakan salah satu tradisi dalam pembagian daging kurban.
Umumnya pembagian hewan kurban dilakukan dengan menggunakan kupon yang sudah dibagi secara merata dalam kantong plastik.
Namun sedikit berbeda di Jorong Sitingkai-Palupuah, Kabupaten Agam.
Dimana masyarakat berjejeran rapi di pinggir jalan sambil membawa tadah seperti kantong plastik, ember, panci atau tangan kosong untuk menampung pembagian daging hewan kurban.
Tradisi Manampuang ini telah dilakukan secara turun temurun, yang bertujuan untuk membiasakan masyarakat tertib dalam pembagian daging hewan kurban.

4. Makan Basamo
Makan basamo adalah tradisi yang populer dilakukan oleh masyarakat Minang dalam merayakan Hari Raya Idul Adha.
Dalam makan basamo mengandung nilai kebersamaan dan gotong royong serta untuk menjalin silaturahmi antar sesama, lokasi makan basamo pun biasanya dilakukan di lokasi penyembelihan hewan kurban.
Proses awalnya adalah mengambil sebagian daging kurban yang telah disembelih lalu dimasak secara bersama-sama oleh masyarakat.
Terdapat dua kelompok dalam pelaksanannya yaitu kaum lelaki melakukan tugas menyembelih ternak dan untuk proses memasaknya dilaksanakan oleh kaum perempuan.
Tradisi makan basamo mengandung nilai untuk mempererat hubungan antar sesama masyarakat dan juga biasanya diakhiri dengan doa bersama.
Baca Juga Lima Tradisi Menyambut Penghujung Ramadhan di Minangkabau
5. Bado’a Kurban
Tradisi badoa Kurban merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh orang yang berkurban, dalam rangka mengucap rasa syukur pada Tuhan.
Biasanya orang yang melaksanakan kurban di Minangkabau akan melakukan doa pada malam harinya setelah waktu sholat Isya.
Dalam badoa korban diawali dengan mamanggia sanak saudara dan orang kampung setempat.
Kegiatan mamanggia yang dilakukan oleh pemilik acara biasanya dilakukan jauh-jauh hari sebelum kegiatan dilakasanakan atau seminggu sebelum hari badoa kurban.
Selain merupakan wujud rasa syukur pada Allah SWT, tradisi badoa kurban juga mampu mempererat hubungan silaturahmi antar keluarga yang mengadakan acara.
Setelah acara mendoa yang dipimpin oleh pemuka agama atau tetua adat selesai, maka acara selanjutnya adalah makan bersama menikmati olahan daging kurban yang lezat.
Demikianlah beberapa tradisi dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Raya Idul Adha di Sumatera Barat, bagaimana dengan tradisi di daerah kamu?
Boleh ceritakan di kolom komentar ya. Tunggu informasi menarik lainnya seputar Sumatera Barat hanya di West Sumatra 360!