Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    5 Rekomendasi Penginapan Nyaman Dibawah 200rb di Kota Padang

    May 20, 2025

    Eksplorasi 7 Cagar Alam Menakjubkan di Sumatera Barat

    May 19, 2025

    Mengenal 5 Spesies Satwa Liar Sumatera Barat yang Terancam Punah

    May 19, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    West Sumatra 360
    Wednesday, May 21 Login
    • Home
      • About
      • Privacy Policy
      • UMKM
    • Culture
    • To Do
    • Food
    • Travel Tips
    West Sumatra 360
    Home»Food & Drink»Randang Daun: Kuliner Unik Nan Lezat dari Harau, Lima Puluh Kota
    Food & Drink

    Randang Daun: Kuliner Unik Nan Lezat dari Harau, Lima Puluh Kota

    Novi Fani RovikaBy Novi Fani RovikaApril 25, 2025
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Randang Daun: Kuliner Unik Nan Lezat dari Harau, Lima Puluh Kota
    Rendang Daun
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Lembah Harau yang memesona dengan tebing-tebing granit menjulang dan sawah-sawah hijau membentang, ternyata menyimpan kekayaan kuliner yang unik.

    Salah satu warisan kulinernya adalah “Randang Daun”, yaitu sajian khas yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga sarat dengan nilai kearifan lokal, tradisi, dan hubungan harmonis manusia dengan alam.

    Jika selama ini rendang dikenal sebagai masakan daging kaya rempah yang dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia, maka justru randang daun terbuat dari bahan dasar tumbuhan liar.

    Aneka tumbuhan liar tersebut bisa ditemukan di hutan dan perbukitan sekitar Harau, jadi bukan hanya sekedar warisan kuliner tetapi juga aplikasi dari slogan orang Minang, “alam takambang jadi guru”.

    Dimana alam mengajarkan manusia cara bertahan hidup dengan menciptakan pangan dari sumber daya yang tersedia di sekitarnya.

    Kuliner yang Tumbuh dari Hutan

    Randang daun bukanlah hidangan yang muncul dari dapur mewah, melainkan dari pengetahuan turun-temurun para perempuan dan petani lokal di Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

    Masyarakat setempat telah lama mengenal berbagai jenis sayur hutan atau tanaman liar yang ternyata memiliki rasa dan manfaat luar biasa.

    Salah satunya adalah “Daun Akar”, begitu masyarakat lokal Tarantang – Harau menyebutnya dalam Bahasa lokal daerah setempat.

    Beberapa jenis tumbuhan lainnya yang juga umum digunakan dan dimasak menjadi randang daun, seperti Daun Surian dan Daun Paku (Pakis).

    Terkadang juga dicampur dengan rebung muda, namun daun akar tetap menjadi bahan utama untuk pembuatan randang daun yang dilabeli dengan “Raun Si Bancah”.

    Bumbu dan cara pengolahan cukup sederhana, dimana pertama tentu saja daun diolah bersama santan kental, cabai giling, bawang, lengkuas, dan rempah-rempah lokal.

    Proses memasaknya pun seperti rendang pada umumnya, perlahan dan penuh kesabaran, hingga semua air menyusut dan menyisakan cita rasa gurih pedas yang meresap sempurna ke dalam dedaunan.

    Randang Daun: Kuliner Unik Nan Lezat dari Harau, Lima Puluh Kota
    Rendang Daun

    Cita Rasa Randang Daun

    Jika kamu pertama kali mencicipi randang daun, jangan berharap rasanya sama seperti rendang daging pada umumnya.

    Tekstur daun yang empuk, dipadu rasa gurih santan dan pedas rempah, menciptakan sensasi unik yang “liar” namun bersahabat di lidah, terdapat aroma tropis yang khas.

    Menariknya, randang daun juga dapat bertahan cukup lama hingga dua minggu dalam suhu ruangan, bahkan tanpa bahan pengawet.

    Apabila disimpan di dalam lemari pendingin, maka daya tahan akan lebih lama lagi, oleh sebab itu belakangan ini randang daun dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Harau.

    Randang Daun: Kuliner Unik Nan Lezat dari Harau, Lima Puluh Kota
    Rendang Daun

    Menjadi Oleh-Oleh Khas Harau

    Dahulunya randang daun hanya dikenal sebagai lauk rumahan atau bekal untuk ke sawah atau ladang, namun belakangan dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Harau.

    Hal ini karena semangat pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal, komunitas perempuan adat dan kelompok tani hutan di Harau mulai memproduksi randang daun secara massal.

    Salah satunya adalah Randang Daun (RAUN) si Bancah, yaitu unit usaha dari kelompok pengelola Perhutanan Sosial Maju Basamo, di Nagari Tarantang – Harau.

    Dengan tetap mempertahankan proses tradisional dan bahan-bahan organik dari kawasan perhutanan sosial, mereka mengemas randang daun ke dalam kemasan praktis tanpa menghilangkan nuansa lokalnya.

    Rasa dari setiap gigitan randang daun seperti membawa masuk ke semak belukar Harau, merasakan kesegaran daun yang dipetik pagi hari.

    Baca Juga Rendang Rendezvous: 8 Jenis Rendang yang Harus Dicoba

    Filosofi Randang Daun

    Randang daun bukan hanya tentang rasa, tapi juga tentang resiliensi, keberlanjutan, dan pengetahuan lokal.

    Ditengah tantangan pangan, perubahan iklim, dan hilangnya biodiversitas, makanan seperti ini menjadi satu solusi pangan yang menunjukkan bahwa:

    • Menghidupkan kembali tanaman lokal dan liar sebagai sumber pangan alternatif.
    • Mendorong ekonomi lokal tanpa merusak alam, dengan mengolah hasil hutan bukan kayu.
    • Melestarikan tradisi sambil berinovasi dalam bentuk pemasaran dan pengemasan.

    Fakta menariknya, sebagian besar daun-daunan yang digunakan dalam randang daun belum dibudidayakan secara luas.

    Artinya, keberadaan tanaman tersebut masih sangat bergantung pada kondisi hutan, oleh karena itu mengonsumsi randang daun juga berarti ikut mendukung konservasi hutan alam.

    Wisata Kuliner, Sekaligus Menjaga Alam.

    Bagi kamu yang berencana mengunjungi Harau, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi dan membawa pulang randang daun.

    Kamu juga bisa mengikuti kelas memasak tradisional yang kini mulai dikembangkan sebagai bagian dari paket ekowisata dan agrowisata berbasis budaya yang dikembangkan HkM Maju Basamo.

    Bayangkan—setelah treking menyusuri air terjun sarasah, kamu duduk di dapur tradisional beratap rumbia, menggiling cabai dengan batu.

    300*250

    Kemudian mencampur daun liar yang baru dipetik dari tepi ladang, dan menyaksikan randang daun menghitam perlahan di atas tungku kayu.

    Jadi kalau kamu suka eksplorasi kuliner lokal yang tidak biasa, Randang Daun dari Harau jelas layak jadi petualangan rasa berikutnya.

    Editor: Nanda Bismar
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram LinkedIn Copy Link
    Novi Fani Rovika
    • Instagram

    Related Posts

    Nikmati 5 Kuliner Legendaris Khas dari Kabupaten Pasaman

    May 11, 2025

    Berburu Tempat Makan Seafood Segar Terbaik di Padang

    May 7, 2025

    6 Rekomendasi Kopi Keliling di Bukittinggi: Ngopi Enak Enggak Perlu Mahal!

    May 5, 2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    Top Posts

    5 Rekomendasi Penginapan Nyaman Dibawah 200rb di Kota Padang

    May 20, 2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    December 1, 2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    December 3, 2022

    5 Kebun Satwa di Sumatera Barat yang Wajib Kamu Kunjungi

    December 4, 2022

    6 Cafe Dengan Pemandangan Samudera Hindia di Kota Padang

    December 5, 2022

    Subscribe to Updates

    Get the latest tech news from FooBar about tech, design and biz.

    Search hotels and more...

    Destination

    Check-in date

    Wed 21 May 2025

    Check-out date

    Thu 22 May 2025
    Booking.com
    Most Popular

    5 Rekomendasi Penginapan Nyaman Dibawah 200rb di Kota Padang

    May 20, 2025

    Danau Maninjau Pacu Biduak Open Race 2022

    December 1, 2022

    5 Things To Do in Mentawai Islands

    December 3, 2022
    Our Picks

    5 Rekomendasi Penginapan Nyaman Dibawah 200rb di Kota Padang

    May 20, 2025

    Eksplorasi 7 Cagar Alam Menakjubkan di Sumatera Barat

    May 19, 2025

    Mengenal 5 Spesies Satwa Liar Sumatera Barat yang Terancam Punah

    May 19, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    Search hotels and more...

    Destination

    Check-in date

    Wed 21 May 2025

    Check-out date

    Thu 22 May 2025
    Booking.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • About
    • Privacy Policy
    • Our Team
    © 2025 WestSumatra360.com. Designed by Hendri Simon.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?